Happy Reading~
Jangan lupa kasih Saguna bintang ⭐ kalian ^^
Terima kasih 🙏💗
••••
Dania tersenyum menatap pesan yang baru masuk pada ponselnya. Saguna sudah mengabari gadis itu dan yang lain kalau ia terpaksa bolos untuk acara keluarga. Sekarang Dania sudah bisa tenang untuk menjalankan misinya.
Gadis yang telah memakai helm itu kembali menyimpan ponsel, lalu memundurkan motor untuk keluar dari barisan motor yang terparkir.
Tidak lama dari itu Laya pun tiba sehabis mengambil sepeda ontelnya, “Dan, aku duluan ya. Hati-hati di jalan! Jangan kebut-kebut bawa motornya!”
Dania mengangguk dan tersenyum dari helm dengan kaca terbuka, “Oh iya, Lay. Saguna udah kasih kabar. Katanya, dia ada acara keluarga. Makanya nggak sekolah.”
“Oh begitu, syukur deh masih baik-baik aja.”
“Iya, terpenting dia sehat.”
“Ya udah, aku pamit.” Laya segera mengayuh sepeda meninggalkan parkiran. Dania yang memerhatikan kepergian temannya, kini mulai menghidupkan mesin motor. Setelah itu ikut meninggalkan sekolah.
Dania melajukan kuda besinya dengan cepat di jalan raya. Kepala yang kini tertutup helm full face itu menatap lurus ke depan. Ia sangat berkonsentrasi dengan apa yang sedang ia tuju sekarang. Tidak lama motor hitam itu berhenti di depan rumah tua yang di halamannya terdapat banyak motor terparkir.
Dengan percaya diri Dania membuka helm dan menuruni kendaraannya. Ia berjalan mendekati rumah yang terlihat seperti gudang penyimpanan itu.
“Heh, Dania!” seseorang yang mengenalinya segera menghampiri. Turut dari belakang satu orang lagi menyusul.
Gadis dengan seragam SMA Tanubrata yang masih melekat di tubuhnya itu, memerhatikan sekitar. Namun, ia tidak mendapati orang yang ia cari.
“Cari Rigo?” tebak cowok dengan rambut kribo.
Dania menatap cowok yang pertama kali menyapanya itu, “Iya, apa dia ada di sini?”
Cowok yang tadi membuntuti si kribo melipat kedua tangan di depan dada, “Belum datang. Kayaknya dia masih di sekolah. Ada apa? Udah lama lo nggak ke sini.”
“Pasti mau ngajak balikan ya? Gue tau alasan lo nggak pernah main ke sini lagi. Karena putus ‘kan?” timpal si kribo.
“Oh jadi kalian putus?” sambung yang satunya.
“Itu bukan urusan kalian.” Kedua cowok itu tertawa, “lagi pula gue ke sini bukan untuk itu.”
“Masih sama aja kayak dulu. Songong!” ujar cowok paling tinggi yang baru saja bergabung.
Dania menatap nyalang ke arah cowok yang baru saja datang. Ia sungguh tidak suka dengan pergaulan Rigo selama ini. Namun, cowok itu tidak mau keluar dari geng motor yang selama ini menjadi temannya.
“Bagaimana sambil menunggu Rigo, kita ngopi-ngopi dulu di dalam?” Ajak si kribo.
“Gue nunggu di luar aja,” tolak alus Dania.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senyum dari Saguna
Ficção Adolescente"Kalau keinginan terbesar lo apa?" "Gue cuma mau membuat semua orang yang gue sayang selalu tersenyum. Jadi alasan untuk mereka bahagia. Gue rasa itu hal paling membahagiakan di dunia." ... Hanya kisah seorang pemuda yang berusaha meninggalkan kena...