22. Keluarga Impian Dania ✔️

63 8 0
                                    

Happy Reading~

Jangan lupa kasih saguna bintang ⭐ agar aku semangat nulisnya ^^

Makasih ya udah baca 🙏❤

••••







“Ayo, duduk dulu! Ibun buatkan minum. Kamu mau minum apa?”

Dania mengangguk, lalu menjatuhkan bokongnya pada sofa yang ada di ruang tamu rumah itu.

“Apa aja, Tente.” Dania tersenyum tipis.

“Jangan panggil, Tante. Panggil aja Ibun kayak Saguna.” Dania mengangguk malu, “ya sudah, Ibun tinggal dulu sebentar.”

Wulandari pun berlalu menuju dapur. Kini Dania hanya duduk sendiri karena Saguna dan Mentari langsung pergi ke kamar mereka untuk berganti pakaian. Namun, Yesha yang baru masuk ke rumah lantas duduk di dekat Dania.

“Kita belum kenalan, Kak.” Yesha tersenyum manis dengan mengulurkan tangan kanannya, “Yesha Veronica. Adik satu-satunya, Bang Guna.”

Dania teringat di mana Saguna memarahinya karena telah membuat adik dari kapten tim basket itu kecelakaan. Kalau kini ia tidak salah menebak, berarti gadis di depannya sekarang adalah orang yang sempat dirinya tabrak. Dania jadi tidak enak hati. Ia ingin meminta maaf. Namun, apa tepat kalau sekarang?

“Kak kok melamun?”

Dania tersentak, lantas ia segera membalas uluran tangan Yesha yang sedari tadi menunggu, “Dania Shadira. Kamu bisa panggil Dania aja.”

“Kakak baik-baik aja ‘kan?” tanya Yesha yang melihat Dania seperti banyak pikiran.

“Baik, Kok.” Dania tersenyum tipis agar tidak dicurigai.

Gadis berseragam putih-biru itu menarik kembali tangannya, “Oke,  Kalau boleh tau gimana rasanya pacaran sama Bang Guna? Pasti orangnya resek ya?”

“Berarti Saguna memang begitu ya?”

Dahi Yesha mengerut dan alisnya menaut, “sama-sama resek maksud kakak?”

“Iya, suka jail dan ngejekin.”

“Memang.” Yesha bersandar ke sofa dengan bersedekap dada, “di rumah juga suka gangguin Yesha, tapi kata Ayah itu karena Abang sayang sama Yesha. Nggak habis pikir, sayang, tapi kok ngeselin.”

“Oh iya, namanya siapa?” tanya Wulandari yang baru datang lagi setelah selesai membuatkan minuman. Ia menghidangkan minuman dan sedikit camilan di atas meja, “udah ngobrol panjang Ibun belum tau namanya.”

“Kak Dania, Bun.”

Wulandari yang sudah duduk menoleh pada si bungsu, “Kamu tuh nyaut aja. Sana ganti baju dulu. Besok seragamnya masih di pakek!”

“Nanti aja deh, Bun. Yesha masih mau ngobrol sama Kakak ini.”

“Anak kecil kepoan. Udah sana ganti baju dulu!”

Yesha memanyunkan bibir, kemudian segera pergi menuju kamarnya. Wulandari kembali menatap Dania, ia tersenyum pada gadis di hadapannya ini.

Senyum dari SagunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang