48. Rahasia Terbongkar

76 5 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan vote dan komentarnya. Saran dan kritik juga boleh.

Happy Reading~




••••






Tidak terasa liburan sekolah pun berakhir. Setiap sekolah kembali membuka gerbang mereka. Seperti SMA Tanubrata yang kini sudah ramai dengan siswa-siswi yang antusias memulai semester baru.

Dania telah sampai di sekolah, meski waktu masuk masih setengah jam lagi. Ia takut terjebak macet kalau harus berangkat mendekati waktu bel.

“Kak Dania!” Alana bersorak sembari berlari menghampiri Dania yang baru melepaskan helm.

Dania tersenyum dan segera turun dari motor setelah mencabut kuncinya.

Alana tanpa sungkan memeluk Dania, “Kangen, Kakak. Lain kali kita main lagi ya. Terus ajarin gue naik motor Kakak.”

“Jangan mau, Dan!” sambar seseorang yang menyusul Alana di belakang. Itu Jarvis, ia datang bersama Darel.

“Ish, memang kenapa? Gue juga mau bisa kendarain motor.” Alana tidak terima.

“Ada gue ini. Gue bakal anterin ke mana aja yang lo mau,” balas Jarvis masih keras dengan pendiriannya.

Alana memutarkan tubuh menghadap Jarvis dan Darel yang berdiri di belakangnya, “Kak Dania juga ada Kak Guna, tapi dia tetep naik motornya sendiri. Cewek naik motor gede itu keren tau.”

“Ngeyel banget bocah.” Jarvis merangkul Darel dan menatap Dania, “ayo masuk, Dan! Tinggalin aja bocah ngeyel tuh.”

Dania tertawa dibuatnya. Alana menatap sinis pada Jarvis yang lebih dulu pergi.

“Dasar, Avis jelek!” Alana berlari mengejar kedua laki-laki itu. Dania pun mengekori mereka.

“Saguna sekolah nggak hari ini? Dia udah pulang dari liburan ‘kan?” tanya Jarvis pada Darel yang berjalan sembari bermain ponsel.

Darel mengangguk, “Udah pulang. Katanya, OTW ke sini. Mungkin sekarang masih di jalan.”

Jarvis mengangguk dan menoleh ke belakang untuk memeriksa Alana. Gadis itu berjalan bersama Dania di belakang mereka.

“Ada apa ya rame banget?” pertanyaan Darel membuat Jarvis kembali menghadap ke depan.

Kedua cowok itu berhenti. Jarvis menurunkan lengannya dari bahu Darel. Jarvis menggelengkan kepala, “Nggak tau juga. Ada pengumuman kali ya?”

“Pengumuman apa?” tanya Alana membuat Darel tersentak karena berbicara di dekat telinga Darel. Alana dan Dania juga ikut berhenti berjalan.

“Gue juga nggak tau. Kita ‘kan baru sampek,” jawab Jarvis sekedarnya.

“Ayo lihat!” Alana menarik tangan Dania untuk mengikutinya. Darel dan Jarvis menyusul kemudian.

“Ada apa sih?”

Alana tidak bisa untuk melangkah lebih dekat pada papan pengumuman karena para murid memblokade jalan. Hingga mereka hanya berdiri di barisan paling belakang.

“Ini dia pembunuhnya,” ujar Ina bersedekap dada sembari menatap Dania. Semua orang di sana pun juga menatap Dania.

Jarvis, Darel, Alana dan Dania sendiri pun juga bingung dengan ucapan Ina.

“Maksudnya apa, Kak?” tanya Alana.

Ina menunjukkan smick saat menatap Alana, “lo belum tau kalau orang yang sama lo sekarang ini pembunuh. Dania bunuh temen di Sekolah lamanya.”

Senyum dari SagunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang