Happy Reading~
Jangan lupa kasih Saguna bintang ⭐ guys ^^
Terima kasih 🙏💕
••••
Jarvis memberikan botol minuman yang tutupnya sudah ia buka terlebih dahulu pada Alana. Gadis itu menerimanya dengan senang hati.
Kini Jarvis, Alana, Darel dan Saguna sedang menikmati makanan mereka di rooftop sekolah. Semua ini ajakan Darel yang katanya bosan makan di Kantin terus. Maka itu mereka mencari suasana baru.
Sebenarnya ini bukan kali pertama kumpul di rooftop, tetapi mereka memang jarang mengunjungi tempat itu berempat.
“Kok Dania nggak sekalian lo ajak, Gun?” tanya Darel sembari mengaduk mie cup goreng yang baru dituangkan bumbu.
Saguna yang akan meneguk minuman berhenti sejenak untuk menjawab pertanyaan dari Darel, “Katanya, mau makan sama Laya aja di kelas.”
Darel mengangguk-anggukan kepala sembari menyeruput mie. Ia sangat menikmati makanannya.
“Pulang sekolah main ke rumah gue yok! Kebetulan bokap lagi di luar kota dan cuma ada ibu tiri gue doang di rumah,” ajak Jarvis disela-sela aktivitas menyantap nasi bungkus.
Alana yang sedang makan cilok mengangguk, “Iya, nanti gue sediain cemilan deh. Bunda juga hari ini buat bolu. Pada mau nggak?”
“Bukan nggak mau. Gue mau banget.” Darel meneguk minuman terlebih dulu sebelum melanjutkan bicara, “tapi gue ada janji buat ketemu client baru.”
“Memang udah nggak kerja sama Hazel, Kak?” tanya Alana.
“Masih, tapi gue butuh tambahan pemasukan. Udah izin Hazel juga. Dia nggak masalah buat itu asal gue masih bisa bagi waktu,” jelas Darel.
“Sayang banget, padahal kita udah lama nggak kumpul berempat.” Jarvis menoleh ke arah Saguna yang dari tadi menyimak sembari memakan nasi bungkus seperti milik Jarvis, “kalau lo gimana, Gun? Bisa ‘kan?”
“Ini gue baru mau kasih tau kalian. Kalau gue nggak bisa ikut.”
“Mau pacaran pasti dia,” celetuk Darel.
“Sok tau lo.” Saguna menimpuk Darel dengan kerupuk yang langsung ditangkap dan makan oleh Darel, “gue ada urusan keluarga. Sorry, lain kali deh.”
Jarvis menghela napas, “Ya udah nggak apa. Tunggu kalian bisa aja.”
Alana menepuk-nepuk punggung Jarvis. Ia tersenyum yang tidak bisa diartikan Jarvis.
“Masih ada gue. Nanti main PS sama gue aja.”
“Lo nggak ada acara sa si Zeru?”
“Cie... cemburu ya?” Alana menunjuk cowok yang duduk di sebelah kanannya itu. Darel yang menyaksikan itu ikut tertawa, “bilang aja kalau cemburu, Bang.”
“Nggak tuh.”
“Iya, bilang sebelum janur kuning nggak bisa dilurusin lagi,” sorak Saguna yang membuat Jarvis menunjukkan side eyes-nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Senyum dari Saguna
Teen Fiction"Kalau keinginan terbesar lo apa?" "Gue cuma mau membuat semua orang yang gue sayang selalu tersenyum. Jadi alasan untuk mereka bahagia. Gue rasa itu hal paling membahagiakan di dunia." ... Hanya kisah seorang pemuda yang berusaha meninggalkan kena...