19. Menjenguk Pacar ✔️

91 9 2
                                    

Happy Reading~

Jangan lupa kasih bintang ⭐ untuk Saguna ya kawan ^^

Terima kasih 🙏🌹

••••


Bingkai foto besar di tengah ruang tamu itu berhasil mencuri perhatian Saguna. Cowok ini melangkah mendekati bingkai foto. Dalam foto itu terdapat Dania kecil dan kedua orang tuanya. Terlihat betapa bahagia Dania saat itu. Senyuman yang merekah dari ketiganya menjadi bukti bahwa mereka adalah keluarga yang bahagia. Saguna tidak menyangka dari cerita Dania selama ini yang teramat malang, ternyata gadis itu masih mempunyai satu momen seperti ini. Saguna yakin ini yang dirindukan Dania.

“Itu foto keluarga pertama dan terakhir kalinya.”

Suara yang sudah tidak asing lagi di telinga Saguna membawa cowok itu untuk menoleh ke belakang. Jawaban Dania barusan seperti menjawab pertanyaan di kepala Saguna.

“Waktu itu umur gue baru lima tahun. Gue bahagia banget saat mereka tiba-tiba mengajak untuk membuat foto keluarga.” Dania bercerita sembari menatap foto besar di hadapannya, “nggak cuma itu. Mereka juga meluangkan waktu untuk mengajak gue ke taman bermain. Bener-bener hari yang menyenangkan. Gue pingin banget momen begitu kami lakukan lagi, tapi dengan situasi sekarang kayaknya nggak akan mungkin atau nggak akan pernah terjadi.”

Saguna bersimpati pada perasaan Dania. Meski Saguna tidak pernah merasakan hal yang sama. Namun, ia mengerti dengan isi hati gadis itu.

Dania melipat tangan ke dada, lalu menoleh pada Saguna. “Terus lo ke sini buat apa?”

“Buat jenguk lo. Katanya, lo demam.” Saguna mengangkat kantong plastik yang dari tadi ia pegang, “ini ada nasi pecel buat lo. Ini beli di warung favorit lo itu.”

Pandangan Dania menjurus ke Saguna, “Itu nggak lo kasih racun ‘kan?”

Saguna menurunkan tangan sembari menghela napas, “memangnya gue lo yang tega kasih gue pare?”

“Gue mana tau lo nggak suka pare.”

“Senggaknya, lo kasih yang lebih enak.”

“Iya, maaf. Masih dendam aja lo sama pare.”

“Gue hampir pingsan gara-gara itu sayuran. Nih!” Saguna mengulurkan nasi pecel ke depan Dania, “tadinya gue mau bales kelakuan lo, tapi karena lagi sakit lain kali aja deh.”

Dania menerima pemberian Saguna dengan merebut kasar, “Lo pikir gue takut?”

“Bercanda.” Saguna mengacak rambut Dania yang kali ini sedang di gerai. Perlakuan cowok itu membuat Dania membeku di tempat. Saguna yang tidak menyadari lanjut melangkah kecil melihat sudut ruang tamu yang lain, “omong-omong orang tua lo mana? ”

Tidak ada jawaban, Saguna pun memutar tubuh ke belakang. Ia mendapati Dania yang memunggunginya.

“Dania!”

Gadis berhoodie coklat itu tersentak, kemudian ikut berbalik. Ia tersenyum canggung sembari mengusap tengkuk.

“Iya ada apa?”

Senyum dari SagunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang