54. Sekelompok Tidak Dikenal

65 3 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian di sini 👣👣👣



Happy Reading~



••••



Perlahan motor yang dikendarai Dania memelan. Gadis itu memutuskan untuk menepi ketika merasakan keganjilan pada motor hitam kesayangannya.

Dania segera turun dan melihat ke arah ban belakang, “Anjir, pakek kempes pula.” Ia menendang pelan ban itu.

Dari belakang sebuah mobil berwarna serasi dengan motor Dania berhenti tepat di belakang kendaraan gadis itu.

Dania menyipitkan mata agar bisa lebih jelas melihat seseorang yang baru saja turun. Ia menghela napas dan membuang muka ketika mengenal sosok itu.

“Dania?”  orang yang memakai gaun putih sebatas lutut itu melepas kacamata hitam yang bertengger di hidungnya.

Dania menoleh dengan memberikan sekilas senyuman terpaksa, “Iya.”

“Kamu masih inget saya ‘kan? Tante Siska calon ibu baru kamu.”

“Saya ingetnya Tante Siska perebut suami orang sih,” balas Dania sarkastik.

“Kamu lagi apa di sini?” Siska melihat ke arah motor besar yang menepi di dekat trotoar, “motormu mogok?” Wanita itu mengalihkan pembicaraan sebelumnya.

“Bannya kempes, Tante. Saya mau cari bengkel.”

“Tante hubungi bengkel langganan Tante ya? Terus nanti biar petugas bengkelnya yang antar motormu ke rumah.”

Dania menggelengkan kepala cepat, “Nggak usah, Tante. Deket sini ada bengkel. Biar saya dorong sendiri aja.”

“Berat sayang kalau kamu harus dorong motor segede ini.” Siska melihat sekelilingnya, “mana nggak ada bengkel di dekat sini. Ayo jangan menolak! Sebentar lagi juga Tante akan resmi jadi ibumu. Kamu sudah tau ‘kan beberapa hari lagi papa sama mamamu itu akan menjalani persidangan terakhir. Setelah itu mereka resmi berpisah.”

Dania selalu kesal mengingat perpisahan kedua orang tuanya. Apa lagi wanita di depannya itu seperti tidak tahu malu membanggakan diri menjadi ibu tiri.

“Walau pun papa sama mama pisah, saya nggak akan pernah anggap Tante bagian dari keluarga saya. Ibu saya tetep satu, mama Nami. Tante itu orang asing yang merusak kebagian keluarga saya.”

Setelah menyampaikan isi hatinya, Dania kembali menunggangi motor dan berjalan perlahan untuk mencari bengkel tujuannya. Gadis SMA itu meninggalkan Siska yang kini merasa jengkel dan ingin sekali berteriak.

“Sumpah, itu nenek sihir dateng cuma merusak mood gue aja.” Dania meneguk sedikit minuman dingin yang baru ia ambil dari kulkas.

“Hah, apa, Mbak?” tanya petugas bengkel yang sedang memeriksa motor Dania.

Dania tertawa kecil sembari menggeleng, “Nggak apa-apa, Mas. Tadi saya lagi ngedumel aja.”

“Ini cuma mau tambal ban aja, Mbak?”

“Sekalian periksa-periksa Mas apa lagi yang udah bobrok. Cek oli sekalian!”

“Siap! Tunggu sebentar ya, Mbak.”

Dania mengangguk dan menikmati waktu tunggu sembari menghabiskan minuman dan memainkan ponsel.

 

•••

 

Bianca sedang ada di Kantin sembari membuka kulit kuaci. Ina yang duduk berhadapan dengannya menghela napas panjang melihat wajah cemberut Bianca.

Senyum dari SagunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang