part (26)

7K 719 65
                                    

Jam menunjukan waktu hampir memasuki subuh tapi seseorang belum juga memejamkan matanya.  Bukan tidak bisa tidur tapi dia menunggu seseorang.  Ini dia lakukan sudah hampir 3 hari dan semuanya sia sia.  Orang yg dia tunggu tak kunjung menunjukan batang hidungnya tiap waktu yg dia perkirakan.
Mark,  orang itu adalah Mark,  dia menunggu Haechan,  menunggu kebiasaan anak itu yg selalu terbangun tengah malam lalu ke kamarnya,  sejak kejadian dimana dia membentak Haechan,  anak itu tidak lagi menampakan kebiasaannya pada Mark.  contohnya menjahili Mark, mendatangi kamar Mark kalau dia terbangun tengah malam. Mark menghela nafas,  tiba tiba ingin minum tapi air di kamarnya habis.  Saat bangun,  samar samar Mark seperti menangkap  bayangan seseorang,  hanya seperkian detik,  mendadak merinding. Mark merasa takut sebenarnya tapi rasa hausnya lebih dominan,  dengan keberanian yg penuh Mark menyusuri ruang tengah menuju dapur,  jantung Mark rasanya mau copot saat melihat sesosok manusia duduk di sofa.  Nafasnya tercekat.

"s_iapa?" tanyanya terbata. 

Uhuk

Mark berjingkat kaget, hampir menabrak sesuatu di sampingnya.  Tangannya bergerak kesamping,  mencari saklar lampu,  tiba tiba,

Ting

Mark menajamkan penglihatannya,  itu Haechan,  anak itu tidur dalam posisi duduk.

"Haechan~a, hey"

Mark mendekati Haechan,  posisi tidur Haechan membuat Mark meringis,  dia yg melihat saja merasa tidak nyaman apalagi Haechan yg merasakannya.

"kenapa tidur disini? " tanya Mark pelan.

Haechan tidak bergeming, Mark mengguncang bahu Haechan. Karena merasa terganggu mata Haechan pun terbuka,  pemandangan pertama yg tertangkap oleh matanya adalah wajah Mark,  bibirnya mencebik,  ingatan saat Mark membentaknya dengan sigap berputar di otaknya.  Haechan bangun tanpa bicara apa apa,  Mark menahan tangan Haechan "masih marah?  Aku salah,  aku minta maaf"

Haechan mengabaikan Mark,  menghempaskan tangan Mark sembari melangkah kearah kamarnya.  Mark mendesah frustasi,  Haechan serius,  anak itu benar benar marah dan itu berhasil membuat Mark semakin kalut perasaannya.

Paginya Haechan bangun tanpa drama,  sarapan tanpa suara,  keanehan Haechan jelas membuat bingung semuanya.

"kau baik baik saja,  sakit kemarin tidak mempengaruhi otakmu kan?" tanya Yuta pada Haechan.

Dia tidak biasa dengan Haechan yg seperti ini,  bukan hanya Yuta,  yg lainnya juga,  mereka merasa seperti bukan Haechan pagi ini.  Mark menatap Haechan,  keanehan Haechan membuat Mark semakin merasa bersalah,  dia menganggap kalau anehnya Haechan karena perkatannya tempo hari.

Haechan tidak bergeming,  tidak juga bersuara untuk menyahuti perkataan Yuta. 

"aku selesai,  aku akan berangkat sekarang"

Hari ini jadwal Haechan syuting.

Taeyong langsung beranjak dari kursinya,  yg lainnya menyusul saat Haechan memanggil managernya.

"tunggu,  aku akan menyiapkan vita__

"semuanya sudah siap" jawab manager cepat memotong perkataan Taeil.

"Haechan yg menyiapkannya sendiri" tambah manager lagi saat mendapati tatapan bertanya dari anak anak ilichil.

"aku pergi,  ayo hyung"

Haechan dan managernya pergi,  menyisahkan anak anak ilichil dengan perasaan yg berkecamuk.

"Mark" panggil Yuta.

Haechan begitu setelah Mark membentaknya,  Yuta sudah tau soal itu.

"kau sudah minta maaf padanya? "

Mark mengangguk "tapi dia sepertinya masih marah, kali ini dia serius marahnya"

Taeyong mengangguk "tidak apa apa, yg penting kau sudah meminta maaf,  nanti hyung coba bicara dengan Haechan,  jangan membebani pikiranmu dengan ini,  nanti kau sakit" nasihat Taeyong pada Mark.

"iya hyung"

####
Malamnya,  Taeyong mengajak Haechan untuk bicara.

"baby,  hyungdeul merindukanmu"

Haechan diam,  Taeyong menghela nafas.

"kau marah pada Mark,  karena perkataannya kan?  Hyung tau,  maafkan Mark,  dia sangat menyesal"

Haechan menatap Taeyong "ini sudah berlalu sangat lama,  awalnya aku marah tapi kemudian aku jadi berpikir serius soal perkataan Mark hyung,  dia benar,  aku terlalu kekanakan selama ini"

Taeyong tersentak "Haechan~a" gumamnya.  Tidak menyangka kalau Haechan akan benar benar serius memikirkan perkataan Mark.

"bersikaplah sewajarnya padaku,  aku sudah dewasa"

Haechan lantas bangun,  sebelum pergi Haechan kembali menatap Taeyong "aku akan bicara dengan Mark hyung,  aku akan menyelesaikan ini sendiri karena aku bukan anak anak lagi hyung"

Sepertinya perkataan Mark benar benar menyakiti Haechan.  Di dalam kamarnya Haechan menatap dirinya di cermin sembari mengulangi lagi kata kata yg dia ucapkan ke Taeyong tadi.  Tiba tiba bibirnya menyunggingkan senyum,  senyum lebar dan terkesan puas "aku sangat keren ternyata" ujarnya penuh percaya diri. 

"Mark hyung,  aku akan membalasmu,  lihat saja nanti,  enak saja mengataiku kekanakan,  cih, apa kau pikir kau sudah dewasa" dumel nya di depan kaca seolah bayangannya sendiri  adalah sosok Mark.

"pertahankan Haechan,  kau harus terlihat keren mulai dari sekarang biar Mark hyung tidak bisa lagi meremehkanmu"

Tiba tiba perutnya berbunyi,  bibirnya cemberut "arrghh aku lapar tapi malas makan,  aiisshh apakah harus sekarang"

Terbesit dipikirannya saat Taeyong menyuapinya,  dia ingin Taeyong sekarang tapi gengsi tapi dia lapar tapi dia malas makan, bagaimana dong.

"hyung aku lapar" gumamnya lirih seolah mengadu pada Taeyong.

Tok
Tok
Tok

"Haechan~ie"

Mata Haechan membola,  itu suara Taeyong.
Haechan dengan cepat berjalan kearah pintu,  Taeyong berdiri dengan nampan makanan di tangannya "ayo makan"

"aku tidak lapar" dustanya padahal cacingnya sudah demo di dalam sana.

"hyung tidak perduli kau lapar atau tidak, yg hyung pikirkan kau belum makan jadi sekarang ayo makan!"

Haechan diam,  Taeyong menyunggingkan senyum kecilnya.

"ayo" ajak Taeyong.

Haechan menurut,  gengsinya runtuh di depan Taeyong.

TBC



Sorry lama gak update,  aku lagi patah hati guys,  aku confess ke crushku eh aku di tolak,  udah gitu dia jadian sama adek sepupuku. Sakit amat elah,  sakit malu sedih jadi satu.  Indahnya hidup ini,  untung ada Haechan, jadi aku rada sedikit move on😂

BEST FRIEND (markhyuck) SEASON 2 (cute Maknae) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang