part (25)

7.5K 738 36
                                    

Tanpa Haechan sadari,  sedari tadi ada yg memperhatikannya,  dari saat dia keluar dari kamar Mark lalu diam terbengong di dapur.

"hey"

Haechan terlonjak kaget,  sesaat kemudian matanya melotot menatap Jungwoo.

"hyung mengagetkanku" ujarnya sembari memejamkan mata dengan kedua tangannya memegang dada.

"maaf"

Haechan menetralkan detak jantungnya yg bedebar akibat kaget barusan,  setelah tenang anak itu kembali menatap Jungwoo.

"aku tidak apa apa"

"kau berbohong"

Haechan cemberut.

"ayo jalan,  aku bosan di dorm"

"ijin dulu sama Taeyong hyung"

"hyung sungguh ingin menemaniku? " tanya Haechan memastikan.  Jujur,  anak itu jadi merasa tidak enak tanpa sebab.

Jungwoo hanya mengangguk.  Haechan lantas bergegas ke kamar Taeyong.
Di dalama kamar,  Taeyong sedang menelpon dengan seseorang.  Haechan tidak ingin mengganggu,  anak itu masuk tanpa sepengetahuan Taeyong,  Taeyong menyadari keberadaan Haechan ketika anak itu ke kamar mandi.
Taeyong berpamitan pada lawan bicaranya di telpon,  setelah itu mengakhiri obrolan mereka.
Taeyong menunggu Haechan keluar dari kamar mandi.

Ceklek

Haechan muncul dari kamar mandi,  melihat Taeyong yg sedang menatap kearahnya.

"hyung" panggilnya sembari mendekati Taeyong.

"ada a__

"hyung apa Hae___

Mark masuk tanpa permisi.  Haechan enggan menatap kearah Mark sama sekali "aku iji pergi bersama Jungwoo hyung"

"Haechan~a, maafkan aku"

Tanpa menunggu jawaban Taeyong Haechan langsung keluar dari kamar Taeyong, Mark hendak mengejar tapi mengurungkan niatnya saat Taeyong memanggilnya.
Taeyong menyadari ada yg aneh, Taeyong jadi penasaran.
Apalagi saat mendengar Mark mengucapkan maaf ke Haechan barusan.

"ada apa? "

Mark memijat keningnya dengan frustasi,  menguatkan dugaan Taeyong kalau ada sesuatu yg terjadi.

"dia marah padaku,  aku yg salah" ujar Mark.

"kenapa? "

Taeyong semakin penasaran.

"aku membentaknya tadi"

Taeyong diam membeku, Mark membentak Haechan? Sulit di percaya.

"apa kau ada masalah? " tanya Taeyong lembut setelah lepas dari rasa terkejutnya.

Mark duduk di kursi yg tersedia di kamar Taeyong.
Taeyong sangat tau Mark,  sangat tau betapa Mark menyayangi Haechan,  pasti Mark ada masalah sampai lepas kendali seperti itu.

"aku memang ada masalah, tapi masalahku ini jadi makin parah saat membentak Haechan"

"dia pasti mengerti,  jangan sekarang,  dia pasti masih kaget"

Taeyong menepuk pundak Mark dengan pelan "nanti setelah dia pulang bicaralah dengannya"

Mark mengangguk.

"kalau dia masih marah aku harap hyung mau membantuku"

"aku pasti akan membantumu" ujar Taeyong yakin dan itu berhasil membuat Mark lega.

###
Tadi Haechan yg mengajak Jungwoo untuk pergi tapi anak itu banyak diam nya daritadi membuat Jungwoo heran.  Ini bukan Haechan.
Hampir dua jam mereka keliling di pusat perbelanjaan dan anak itu tidak mengatakan apa yg dia mau,  berakhirlah mereka di sebuah caffe.
Di caffe pun keadaan anak itu tidak berubah, masih tetap diam setelah mengatakan minuman yg ingin ia minum.

"kau sakit? " tanya Jungwoo khawatir.

Haechan menggeleng "tidak,  aku hanya merasa tidak enak badan"

"kita pulang sekarang biar kau bisa istirahat"

Tanpa bantahan,  Haechan hanya mengangguk.

"Haechan~a" panggil Jungwoo.

"eung"

Jungwoo membayar minuman yg belum sempat mereka minum,  setelah itu mengajak Haechan keluar.

"hyung" panggil Haechan lirih.

"hm,  ada apa? "

"apa aku kekanakan?  Apa kalian terganggu dengan sifatku ini?"

Jungwoo menatap Haechan intens "ada apa?  Kenapa kau bertanya seperti itu? "

Haechan menghela nafas "tidak apa apa" jawabnya lesu.

"ayo pulang hyung,  aku ingin tidur,  besok jadwalku syuting"

Ada yg tidak beres dengan anak ini,  pasti sesuatu telah terjadi.
Jungwoo ingin bertanya tapi mendadak mengurungkan niatnya saat Haechan sudah pergi kearah pintu penumpang.
Jungwoo hendak membuka pintu tapi tiba tiba terkejut saat mendengar pekikan Haechan.
Jungwoo berlari ke sebelah,  Haechan memegang lututnya yg berdarah,  "astaga,  bagaimana bisa? "

Jungwoo memeriksa kaki Haechan,  kebetulan Haechan memakai celana pendek.

"aku jatuh"

"bagaimana bisa jatuh?,  apa yg kau pikirkan?" tanya Jungwoo kesal karena terlalu khawatir.  Haechan meringis, matanya tiba tiba berkaca kaca.  Sikap Mark tadi benar benar membuat Haechan kepikiran sampai tidak fokus dengan jalannya.

"ya ya ya,  jangan menangis,  aku bisa habis di tangan Taeyong hyung kalau kau menangis, ayo masuk,  aku akan mengobati lukamu" Jungwoo semakin panik saat Haechan mulai menunjukan gejala gejala akan menangis.

Di dalam mobil tangis Haechan pecah dan itu berhasil membuat Jungwoo kalang kabut.

"hey,  Haechan~a, big boy, ayo bilang sama hyung siapa yg membuatmu sampai seperti ini,  ayo katakan,  jangan menangis ok"

Jungwoo hendak memeluk Haechan tapi anak itu segera menggeleng "ayo pulang hyung,  aku mau pulang"

Jungwoo pasrah mengikuti kemauan Haechan meskipun kebingungannya belum mendapatkan titik terangnya,  daripada anak itu semakin menangis,  nanti dia akan menjelaskan pada Taeyong sebelum di salahkan.   Dengan kecepatan normal Jungwoo membawa mobilnya,  sesekali melirik ke sebelah,  tangis Haechan sudah mereda tapi anak itu kembali murung.  Jungwoo kembali khawatir,  ada apa dengan adiknya ini?
Sesampainya di parkiran gedung asrama mereka,  Jungwoo melihat Haechan tertidur.  Jungwoo hendak membangunkan anak itu tapi tiba tiba terdiam karena panik,  badan Haechan panas,  astaga.

"astaga,  kenapa dia panas lagi? " gumam Jungwoo. 

Setelah itu Jungwoo menelpon Taeyong,  memberitahukan keadaan Haechan,  belum selesai Jungwoo bicara, Taeyong sudah mematikan teleponnya secara sepihak.  Tidak lama  semuanya datang,  Jungwoo panik,  dia tidak akan di gebuk kan karena kondisi Haechan?

"aku tidak melakukan apa apa" ucap Jungwoo cepat setelah Taeyong membuka pintu penumpang. 

"aku tau" jawab Taeyong,  lalu Taeyong menatap Mark.  Mark maju "biar aku yg menggendongnya"

Terlihat jelas Mark merasa bersalah.  Johnny mendekati Haechan,  melihat keadaan anak itu.  Jaehyun, Taeil dan Yuta hanya melihat saat Mark mencoba membopong tubuh Haechan.

"aku tidak mau sama Mark hyung,  aku mau sama Taeyong hyung saja"

Haechan tiba tiba bangun dan merentangkan tangannya kearah Taeyong.
Taeyong menatap Johnny,  dia tidak kuat menggendong Haechan.  Johnny lantas maju,  menggantikan posisi Mark,  Haechan langsung naik ke punggung Johnny.  Mark menatap Haechan sendu. 

"kakinya kenapa? " tanya Taeyong saat sadar kaki si bungsu berdarah.

"dia jatuh tadi,  dia murung terus saat pergi tadi"

Taeyong kembali melirik Mark,  hanya sebentar,  setelah itu menyusul Johnny, Jaehyun dan Taeil.
Yuta melihat saat Haechan menolak gendongan Mark tadi "apa yg kau lakukan padanya? " tanya Yuta.

Mark menunduk,  Jungwoo yg kebetulan mendengar pertanyaan Yuta untuk Mark,  terus melihat respon Mark barusan,  Jungwoo yakin satu hal,  Haechan murung karena Mark dan itu berhasil membuat Jungwoo kaget.

TBC

BEST FRIEND (markhyuck) SEASON 2 (cute Maknae) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang