part (22)

7.5K 720 39
                                    

Di ilichil tidak ada yg bisa mengomeli Haechan, tapi tidak di dream,  karena membuat semua member khawatir Haechan mendapatkan siraman rohani dari Renjun dan Jeno.  Kali ini Taeyong tidak bisa berbuat apa apa untuk membela Haechan,  sedangkan Haechan,  anak itu tampak tidak terima saat di omeli.

"bagaimana bisa kau berakhir di sana dan membuat semua member khawatir? "

Haechan menatap Renjun malas "yaaak,  aku punya kaki,  tentu saja bisa berakhir disana,  soal aku yg ketiduran di sana,  aku tidak bisa melawan rasa kantukku,  berhenti mengomel,  kau terlihat seperti ahjumma ahjumma,  ingat,  kau itu seorang idol"

Keadaan berbalik,  kali ini malah Haechan yg menceramahi Renjun.

Renjun mencebikan bibirnya kesal lalu meninggalkan Haechan. 
Haechan menatap Jeno "apa? " semprotnya.

Jeno melotot "kenapa jadi kau yg galak hah,  kau sudah buat kita khawatir kau tau"

"gomawo jeno ssi karena sudah mengkhawatirkanku tapi jujur aku tidak berniat membuat kalian khawatir, jeongmal mianhe" ujar Haechan dengan gaya tengilnya.

Jeno menendang kaki Haechan dengan pelan.

"besok kau mulai syuting lagi? " tanya Jeno pada Haechan.

"eoh,  wae? "

"hanya bertanya saja"

"sangat membuang waktu" dumel Haechan.

Haechan menghampiri Doyoung "hyung"

"hm"

"aku besok sudah mulai syuting lagi,  ayo jalan jalan"

"kau baru sembuh Haechan"

Itu suara Taeyong.

Member dream pamit pulang,  Haechan ingin menginap di dorm dream tapi Taeyong melarangnya.

Setelah member dream pulang Haechan pergi ke kamarnya.
Setelah Haechan pergi Doyoung menghampiri Taeyong.

"ijinkan dia keluar bersamaku,  dia pasti bosan di dorm"

Taeyong menatap Doyoung "jangan lama lama,  dia harus istirahat,  dia baru sembuh dan mulai besok  jadwal syutingnya mulai lagi"

"percayakan padaku,  aku juga memikirkan kesehatannya" ujar Doyoung.

Taeyong mengangguk kecil,  "kau bersiaplah,  aku akan ke kamar Haechan"

Taeyong pergi ke kamar Haechan,  anak itu sedang menonton tv.

"baby"

Haechan menoleh sebentar,  kembali fokus ke layar besar di depannya.

"pergilah bersama Doyoung kalau kau merasa bosan"

Haechan dengan cepat menatap Taeyong, senyumnya mengembang "sungguh,  hyung mengijinkanku pergi? "

"eoh,  pergilah, hati hati"

Secepat kilat Haechan bangkit dari kasur kesayangannya,  mengabaikan keberadaan Taeyong,  anak itu sibuk memilih baju.  Taeyong menyunggingkan senyumnya,  tiba tiba merasa bersalah karena merasa terlalu mengekang Haechan.

"maafkan hyung"

"eoh,  aku sudah memaafkan hyung,  bye hyung aku pergi" pamit Haechan dengan semangat lalu secepat kilat keluar dari kamar.
Taeyong hanya terkekeh kecil,  bahkan bocah nakal itu tidak bertanya Taeyong meminta maaf untuk apa.

###
Haechan terus saja berceloteh di dalam mobil,  Doyoung hanya mendengarkan saja.

"Hyung,  belikan kamera untukku"

Haechan menatap Doyoung,  "aku ingin kamera baru"

"kau juga punya uangkan,  kenapa meminta padaku?"

"anggap saja aku pinjam uang milik Hyung"

Iya, pinjam ala Haechan,  tidak akan di ganti.

Doyoung hanya mengangguk, Haechan berseru riang dalam hati.

Setelah makan,  keduanya pergi mencari kamera.  Haechan memilih kamera yg diincarnya,  setelah dapat Doyoung langsung membayarnya.

"gomawo"

"apa kau mau beli yg lainnya? " Tanya Doyoung.

"aku ingin gitar,  tapi tidak sekarang,  aku harus pulang"

"iya,  nanti mintalah pada Taeyong hyung"

Haechan mencebikan bibirnya,  secara tidak langsung Doyoung menolak membelikannya gitar.

####

"hyuuung,  aku punya kamera baru" lapornya pada Taeyong begitu masuk dorm.

"itu sangat bagus"

Haechan mengangguk.

"kau pasti menguras uang Doyoung hyung kan? " tebak Mark.

Haechan mendelik "aku meminjamnya!" bantahnya dengan tegas.

Mark tertawa remeh "pinjam? "

"iya,  kenapa? " tanya Haechan dengan galak.

"tidak apa apa"

Haechan menatap Taeyong "aku ingin gitar tapi Doyoung hyung tidak mau membelikannya untukku"

"nanti hyung belikan untukmu"

"janji"

"janji" jawab Taeyong.

Mark menatap Haechan "tidur di kamarku"

"ok"

Mark mengernyit,  tumben langsung mau,  biasanya drama dulu.

Sebelum ke kamar Mark Haechan menatap Taeyong dan Doyoung "aku besok mulai syuting lagi,  kalian tidak lupa itu kan? "

Doyoung mengangguk.

Haechan tersenyum "baguslah"

Setelah itu merangkul Mark untuk pergi ke kamar Mark,

"memangnya kenapa hyungdeul harus ingat jadwal syutingmu? " tanya Mark.

Haechan mengedikan bahu, beberapa saat kemudian dia berujar "kau juga harus ingat hyung kalau aku mulai syuting lagi besok"

Mark tampak bingung sedangkan Haechan terlihat acuh.

Pagi yg menyebalkan bagi Mark,  Haechan bangun pagi pagi sekali lalu merecoki semuanya supaya bangun.  Hari ini Haechan mau syuting,  semua harus melihatnya keluar dari pintu dorm,  setidaknya itu yg Haechan mau,  menyebalkan sekali pikir Mark.

"hyungdeul harus ingat kalau aku hari ini syuting" peringat Haechan lagi.

"eoh, pergilah"

Haechan menatap Yuta "hyung mengusirku? "

"iya"

Haechan menatap Taeyong "hyuuung" rengeknya.

Taeyong hanya menggelengkan kepalanya heran.

"jangan lupa makan buahnya,  vitaminnya juga" peringat Taeyong pada Haechan.

Yuta tertawa,  Taeyong mengabaikan rengekan Haechan.

Tiba tiba hp Haechan  bunyi,  ada pesan dari seseorang.  Haechan menyunggingkan senyum simpulnya membuat semua hyung hyungnya menatap kearahnya dengan tatapan penasaran.

Senyum Haechan kian lebar dan rasa penasaran hyung hyungnya semakin menguap.

"kenapa kau senyum senyum begitu? " tanya Mark.

Haechan memalingkan wajahnya "aku pergi,  bye hyungdeul"

Mengabaikan pertanyaaan dari Mark dan pergi begitu saja, Haechan terlihat salah tingkah.

"Taeyong~a" panggil Yuta lirih.

"kau melihatnya kan,  pipinya memerah,  apa bocah nakal itu sedang jatuh cinta"

Semua langsung melotot kearah Yuta.

TBC

BEST FRIEND (markhyuck) SEASON 2 (cute Maknae) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang