part (41)

6.3K 662 37
                                    

Doyoung memasuki kamar Taeyong dengan kernyitan penuh di dahinya. Ada sesuatu yg sangat mengganggu pikirannya dan Doyoung rasa Taeyong Tau jawabannya.

"Ada apa?" Tanya Taeyong.

Taeyong meletakan susunan bantalnya supaya terlihat lebih rapi. Setelah itu melipat selimut.

"Ada apa dengan Haechan?"

Taeyong tampak acuh awalnya, bukankah si bungsu nya itu memang terkadang aneh ya pikir Taeyong.

"Kau tau, dia seperti orang gila" lapor Doyoung.

Masih tampak acuh, kalau tidak gila bukan Haechan namanya.

Doyoung duduk di kasur Taeyong membuat Taeyong mendelik galak.

"Aku baru merapikannya, jangan menambah pekerjaanku" omel Taeyong sembari menarik Doyoung agar terpisah dari kasur kesayangannya. hanya si bungsu yg boleh mengacak kamar bapak leader, yg lain big no.

Doyoung berdecih sembari menarik narik seprei kasur Taeyong menyebabkan kasur itu terlihat sedikit berantakan.

"Ya! Kau mau mati eoh?"

Doyoung sedikit menjauh saat melihat Taeyong yg hendak menyerangnya.

"Hey ada apa ini?" Jaehyun tiba tiba masuk.

Doyoung mengedikan bahu acuh sedangkan Taeyong kembali merapikan kasurnya. Huuffh Kim Doyoung,awas kau ya. Ancam Taeyong dalam hati.

"Hyuuuuunng"

Ok, si berisik datang.

Haechan mengabaikan keberadaan Doyoung dan Jaehyun. Menghampiri Taeyong.
Doyoung merotasikan bola matanya malas saat melihat Taeyong yg tampak biasa saja saat Haechan dengan santainya berguling guling di kasurnya. Ini sungguh tidak adil, Doyoung membutuhkan keadilan.

"Kau tidak memarahinya?" Tanya Doyoung pada Taeyong.

Jaehyun menoleh pada Doyoung.

"Aku tidak salah dengar kan?" Gumam Jaehyun tapi masih bisa di dengar Doyoung yg ada di sebelahnya.

Taeyong memarahi Haechan? Yg benar saja pikir Jaehyun.

"Aku hanya mengacak kasurnya sedikit tapi dia sudah seperti singa, giliran Haechan dia diam saja, heol yg benar saja" gerutu Doyoung dengan ekspresi tidak percayanya.

Doyoung mendumel, Jaehyun menikmati penderitaan Doyoung, Taeyong, ah jangan lupakan kalau Taeyong masih marah pada Haechan. Tidur bersama semalam bukan berarti Taeyong sudah luluh pada Haechan. Tidak! Taeyong belum luluh sebenarnya.
Haechan cemberut melihat Taeyong yg masih tampak acuh padanya.

"Jaehyun hyung, Doyoung hyung, bisakah kalian keluar dari sini, aku ingin bicara serius dengan Taeyong hyung" pinta Haechan dengan sopan.

Jaehyun dan Doyoung segera keluar. Haechan segera bangun lalu menarik tangan Taeyong.

"Hyung kekanakan sekali, aku sudah minta maaf, aku juga sudah berjanji tidak akan mengulanginya lagi, kenapa Hyung masih marah padaku?" cerocos Haechan setelah keduanya duduk di kursi yg tersedia di kamar Taeyong.

Bukannya jawab, Taeyong malah menatap wajah Haechan dengan tatapan aneh. Apa yg di makan anak ini? Kenapa di sekitaran bibirnya banyak sekali sesuatu yg menempel.
Tangan Taeyong maju, membersihkan sesuatu di sekitaran bibir Haechan.

"Apa yg kau makan?"

Haechan tampak berpikir lalu "ah, aku makan biskuit milik Jungwoo Hyung" jawab Haechan dengan cengiran polosnya.

Oh pantas pikir Taeyong.

"Haechan_a"

Taeyong tampak serius kali ini.

"Maaf"

Haechan mengernyit heran dengar permintaan maaf dari Taeyong.
Taeyong terkekeh melihat ekspresi bingung si maknae.

"Maaf jika Hyung selalu menganggap mu adik kecil hyung"

"Kau sudah dewasa ternyata" gumam Taeyong.

Haechan mendekati Taeyong "iya kan, aku memang sudah dewasa" timpalnya dengan senyum songong.

Taeyong mengangguk.

"Tetap saja hyung tidak bisa menghilangkan kebiasaan Hyung yg selalu mengkhawatirkanmu berlebihan"

"Itu tidak berlebihan" bantah Haechan cepat.

Haechan menatap Taeyong dengan serius juga, untuk kali ini saja, dia ingin Taeyong tau yg sebenarnya apa yg dia pikirkan.

"Sikapku mungkin terlihat seperti orang yg tidak suka di perhatikan berlebihan tapi percayalah, jauh di dalam lubuk hatiku yg paling dalam aku sangat mensyukuri hal itu"

"Aku sering bilang kalau aku tidak mau punya adik, bagaimana mengungkapkannya___

Jeda sesaat, Haechan menghela nafas pelan, Taeyong tampak sangat serius menyimak curhatan si bungsu.

"Sendirian itu sangat tidak enak, aku tau kandungan eoma ku sangat lemah, saat membawaku ke dunia saja nyawa eoma ku rasanya seperti di ujung tanduk, itu cerita yg ku tau meskipun bukan dari bibir kedua orang tuaku karena mereka selalu bilang apapun yg terjadi dalam hidup mereka itu patut di syukuri, jangan menyesali apapun"

Haechan terkekeh "aku mengubur dalam dalam satu keinginanku itu, bersikap seolah aku tidak ingin punya adik meskipun aku sangat ingin"

Haechan menatap Taeyong dalam "tuhan baik kan Hyung? Siapa sangka, dia mengirimkan ku banyak dongsaeng dan Hyung,  kalian sangat berarti untukku, kalian adalah hadiah tuhan yg paling indah dalam hidupku"

Tanpa aba aba Haechan memeluk Taeyong, siapa sangka mata Taeyong sudah berkaca kaca sekarang, ini pertama kali nya Taeyong mendengar Haechan bicara seserius ini.  Hati Taeyong berdesir, desiran itu berubah menjadi rasa hangat. Adiknya yg selalu bersikap kekanakan nyatanya punya pemikiran yg sangat dewasa seperti ini.

"Kau boleh memanjakan ku sesuai keinginanmu Hyung,  aku senang akan hal itu"

Haechan melepaskan pelukannya pada Taeyong, tersenyum sangat tulus pada Taeyong "terimakasih Hyung, terimakasih sudah menjadi kakak yg sangat baik untukku, terimakasih sudah menyayangiku dengan setulus hatimu, bahagia yg aku dapat dari mu dan juga dari yg lainnya,aku harap kalian juga mendapatkan kebahagiaan yg sama sepertiku"

Haechan meraih tangan Taeyong "saudara tidak harus sedarah, aku percaya akan itu"

Mata Haechan berkaca kaca, bukan, itu bukan airmata kesedihan, itu airmata kebahagiaan.

"Taeyong Hyung, teruslah bahagia,  ini terdengar egois tapi tolong jangan berubah, tetaplah jadi Taeyong Hyung yg hangat seperti ini, aku harap Tuhan selalu mendengarkan apapun yg Hyung inginkan, terimakasih sudah lahir Hyung, happy birthday Taeyong Hyung"

Mata Taeyong membulat, , siapa yg ulang tahun?

"Seharusnya nanti malam tapi aku ingin jadi member pertama yg mengucapkannya" ujar Haechan.

Airmata luruh tanpa di cegah, Taeyong menarik Haechan kedalam pelukannya.

"Gomawo"

Haechan hanya mengangguk.

Beberapa orang yg berdiri di depan pintu kamar Taeyong ikut tersenyum haru dan bangga, maknae mereka ternyata sudah dewasa.

Haechan menatap Taeyong, "Hyung mian"

Taeyong mengernyit, Haechan bangun, tampak tidak enak, matnya menatap ke bawah meja rias Taeyong "aku memecahkan parfum kesyangan Hyung"

"Mwo" kaget Taeyong.

Haechan langsung melarikan diri, semua yg ada di depan pintu hanya mampu menepuk jidat. Taeyong menatap botol parfumnya melas,mau marah tapi....

Ya sudahlah, Haechan tetaplah Haechan.



TBC




BEST FRIEND (markhyuck) SEASON 2 (cute Maknae) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang