''Setiap insan memiliki jalan sendiri untuk mengukir sebuah cerita.''
Kiri Pak!
Suara seorang gadis, berambut hitam pekat lurus sempurna. Terselip jepit boneka beruang berwarna pink di bagian sudut kanan dengan rambut yang tergerai indah sepunggungnya.
Dengan segera, gadis itu, Vanka, melangkahkan kakinya menuju pintu keluar dari bus tersebut.
Angin membelai rambut indahnya, Vanka berjalan dengan kedua kakinya yang mengenakan sepatu berwarna putih polos, sambil kedua tangannya memegang tas ransel yang dia gendong pada belakang punggungnya.
Vanka mulai memasuki gerbang SMA Aestro, salah satu SMA favorit di Jakarta yang banyak diidamkan oleh banyak orang. Terkenal dengan banyaknya prestasi, walaupun beberapa persen dipenuhi anak yang banyak sensasi.Langkah kaki Vanka berbelok menaiki anak tangga satu persatu menuju ke lantai dua, lalu berlangsung berbelok arah memasuki kelasnya, Xl IPS 1.
Suasana kelas sangat ricuh, teriakan Naomi kepada anak cowok yang tidak mau melakukan jadwal piket. Di sudut belakang dengan kumpulan anak cowok yang sedang asyik bermain game dengan volume tinggi, di sudut bawah papan tulis terdapat kumpulan anak cewek yang sedang berghibah seputar berita hot terbaru. Kumpulan anak introvert terduduk diam di bangkunya sedang menyaksikan kehebohan kelas. Dan pastinya queen of selfie, Shepora duduk di bangku miliknya dengan tangan kanannya memegang handphone dan mengarahkannya ke berbagai arah, sedangkan tangan kirinya membentuk finger heart sambil memoyongkan bibirnya.
"Sendirian mulu neng selfienya. Sekali-kali ajak dong pacarnya!" ledek Vanka pada Shepora yang sedang sibuk dengan selfienya.
"Yaelah neng, situ sendiri emang punya pacar? Dasar pinky girl!" balas Shepora sambil menarik kursi untuk tempat duduk Vanka.
"Nggak usah ngatain deh neng! Gini-gini ya pinky girl berkelas. Senggol dong!." Menatap Shepora dengan kedua tangannya di samping pinggang.
Shepora tertawa. "Sekalian tuh rambut, kenapa nggak pink biar tambah kiyowo?"
"Sebenernya pengen sih. Tapi takutnya jadi kek barbie jadi-jadian." balas Vanka menahan tawa.
"Hayo pinky-pinky apaan?" sahut Alex si tukang ikut campur.
Shepora menatap Alex dengan tawa. "Lubang hidung lo tuh pinky!"
Kumpulan anak cowok ikut tertawa geli mendengar ucapan Shepora. Alex pun tersipu malu sambil menggaruk kepalanya.Kring!
Suara bel berbunyi.
"Masuk woi udah dulu ghibahnya" teriak Alex pada sekumpulan anak cewek.
"Lo juga tuh! Udah masuk masih aja nyalain musik DJ Papa Muda." sahut Naomi pada Alex dengan wajah sinis.
''Papa Muda geleng-geleng keringetan pusing jadinya.'' ucap Alex yang sambil menggoyangkan pinggulnya dengan goyangan kepalanya ke arah kanan ke kiri secara berulang.Di tengah pelajaran, terlihat semua sedang fokus mengerjakan tugas yang telah diberikan dari guru, termasuk Vanka yang sedang sibuk menulis jawaban pada buku tulisnya.
"Istirahatnya masih lama ya? Mana gue laper banget. Dengar nggak? Cacing gue udah teriak-teriak minta makan dari tadi." lirih Shepora pada Vanka yang sedang sibuk dengan tugasnya.
Vanka menatap Shepora dengan tersenyum. "Tahan dulu kali! Jomblo bertahun-tahun aja tahan, masak lapar aja lo nggak tahan? Payah!"
"Kalo masalah laper mah nggak bisa ditahan, demi kesehatan jasmani dan rohani. Udah krucuk-krucuk perut gue." bisik Shepora pada telinga kanan Vanka.
Vanka segera menutup mulutnya untuk menahan tawanya. "Coba lo lakban dulu deh mulut cacing lo!"
''Stt lo lapar kan?'' sahut Alex secara tiba-tiba bertanya kepada Shepora yang berada di samping bangkunya.
''Lo punya makanan nggak?'' tanya Shepora yang mengamati sekitar bangku Alex dari arah bangku duduknya.
''Nih gue adanya cuman permen tolak angin.'' jawab Alex dengan senyuman sambil menyipitkan kedua matanya.
''Orang laper malah dikasih tolak angin, kenyang enggak, masuk angin iya.'' cetus Shepora yang menghembuskan napasnya perlahan.
''Ya kan gue punyanya cuman ini. Kalo mau nasi ya di rumah gue ada.'' lanjut Alex yang melihat Shepora yang sudah mulai tidak menggubris perkataannya.
''Nggak usah jauh-jauh ke rumah lo. Kantin jualan nasi!'' kilah Shepora sambil memutarkan kedua bola matanya.Karena percakapan mereka yang terdengar samar-samar hingga ujung depan, Bu Guru yang sedang duduk di bangku guru merasa terganggu.
''Siapa ya yang ngomong aja ini?'' tanya guru tersebut secara tiba-tiba dengan kedua matanya yang mengamati ke berbagai arah sorot kelas.
Tidak ada satupun suara siswa maupun siswi yang menjawab pertanyaan dari guru tersebut.
''Shepora sama Alex, Bu.'' lirih Shepora yang tertawa tanpa suara menatap ke arah Shepora.
''Laper, Bu.'' ujar Shepora sambil mengelus perutnya sambil mengerutkan bibirnya.Kring!
Yang ditunggu akhirnya, bel istirahat berbunyi. Pembelajaran berhenti sejenak, para siswa-siswi bertaburan keluar dari kelas untuk menuju ke kantin.
Kantin sekolah SMA Aestro terletak bagian belakang bangunan sekolah, berdekatan dengan taman yang membuat suasana di kantin sangat sejuk. Setiap hari kantin sekolah selalu dipadati oleh siswa-siswi untuk membeli makanan dan minuman saat jam istirahat tiba. Terdapat beberapa kios yang menjual aneka makanan dan minuman untuk diperjualbelikan.Begitu pun dengan Vanka dan Shepora sudah berada di kantin menyantap makanan yang telah mereka pesan.
"Akhirnya cacing gue pada diem." ucap Shepora dengan girang mengunyah bakso yang ada di dalam mulutnya.
"Lain kali cacingnya lo bius apa lo kasih obat tidur biar pada diam!" balas Vanka dengan penuh tawa.
Di saat mereka sedang menikmati makanannya, terlihat banyak siswa-siswi berlarian menuju lapangan basket yang membuat Shepora tertarik ingin ikut kesana.
"Ih buruan dong makannya! Ayo cepet ke lapangan basket!" ajak Shepora dengan mengoyangkan tubuh Vanka.
"Lagi pms pasti, banyak maunya." keluh Vanka segera menghabiskan minumnyaTungguin next chapter ya, see u reader:)
KAMU SEDANG MEMBACA
arenka -on going-
Roman pour AdolescentsBagi Vanka, hidup ini bukan hanya tentang cinta belaka. Menurutnya, buat apa cinta ada hanya akan meninggalkan luka? Buat apa cinta ada jika harus ada yang tersakiti? Bukankah cinta seharusnya ada untuk membuat dua insan saling bahagia tanpa adanya...