Chapter 14 -Normal Joke-

85 15 0
                                    

''Antara kita yang saling canda akan menjadi candu atau kita yang saling canda tak pernah saling candu.''

Beberapa menit sudah berlalu, Darren dan Vanka terlihat saling berdiam diri melakukan kegiatan mereka sendiri, Darren yang fokus mengerjakan tugas sekolahnya, sedangkan Vanka yang sibuk menatap layar handphonenya.
"Assalamualaikum. Hallo Darren!" terdengar suara seorang wanita dari arah luar.
"Wah! Ini siapa cantik sekali?" ucap wanita tersebut menghampiri mereka berdua.
Jas putih serta celana hitam polos menggunakan heels berhak sedang terpakai pada tubuh wanita tersebut serta tas yang dibawa pada tangannya terlebih cantik dan anggun.
"Wa'alaikumussalam. Mama udah pulang!" sahut Darren bersalaman mencium tangannya.
"Kamu namanya siapa?" tanya Mama Darren menatap Vanka.
Mama Darren yang melihat keberadaan Vanka baru kali ini sudah sangat terlihat tertarik pada Vanka.
"Namanya Vanka Valencia, biasa dipanggil Vanka. Kalo belum kenal cuek banget, tapi sekali kenalan cerewet pakek banget!" sahut Darren melirik Vanka.
"Darren! Kamu ini." ujar Mamanya tersenyum pada Vanka.
"Nama Tante, Maya." lanjutnya kembali tersenyum kepada Vanka.
Vanka bergegas berdiri bersalaman pada Mama Darren dengan tersenyum kepadanya.
"Kalian udah pada makan belum?" lanjut Mama Darren.
"Belumlah. Orang Darren nungguin Mama pulang." jawab Darren menatap mamanya.
"Kamu kayak anak kecil aja deh. Yaudah Vanka ayo makan bareng sama kita berdua!" ajak Mama Darren menatap Vanka.

Memang seperti anak kecil, tapi bagi Darren itu sangat bermakna. Darren selalu menunggu Mamanya pulang dari kerja baru dia makan malam bersamanya, walaupun pernah dia tidak makan makan karena Mamanya pulang begitu malam dan Darren sudah terlelap tidurnya.
"Hmm..." ucapan Vanka dipotong oleh sahutan Darren.
"Let's Go! Laper banget ni!" pungkas Darren menarik tangan Vanka berdiri menuju dapur.

Ruang dapur yang begitu luas berdinding terbuat dari keramik berwarna cokelat muda bermotif  bentuk geometris berpadu dengan cat berwarna cream yang membuat suasana dapur lebih terasa. Di sudut kiri terdapat tempat mencuci piring dengan kran dengan sampingnya terdapat kompor gas yang diatasnya terdapat satu panci.
Di tengah dapur, terdapat meja berbentuk persegi panjang dari kayu berlapis kaca di atasnya yang di samping terdapat beberapa kursi kayu.
Di atas meja sudah disiapkan banyak macam hidangan makanan, mulai dari nasi putih, ayam asam manis, capjay, ikan goreng sambal matah, dan oseng sawi dicampurkan dengan pentol. Beserta air putih juga sirup orange di dalam teko kaca yang terdapat di atas meja tersebut.
"Ayo! Vanka duduk sini!" perintah Mama Darren menarik kursi duduk untuk Vanka.
"Aku nggak ditawarin juga?" ucap Darren melirik Mamanya.
"Yaampun! Kamu tinggal duduk dekat Vanka situ!" balas Mamanya dengan jari telunjuknya mengarahkan ke samping tempat duduk Vanka.
"Vanka mau apa? Ambil sesuka hati ya!" pungkas Mama Darren mengambil nasi di piring.
"Nggak usah malu-malu ya Non Vanka!" sahut Darren melirik Vanka dengan tangan meletakkan dua centong nasi penuh dan mengambil beberapa lauk untuk diberikan pada Vanka.

Vanka terdiam tersenyum membalas senyuman dari Mama Darren dan menahan amarah kepada Darren karena dia telah memberikan porsi makan yang sangat berlebihan jauh dari porsi makannya setiap hari.
Mereka menikmati makan malamnya dengan begitu lahap, terlihat Vanka berusaha memakan sedikit demi sedikit sedangkan makanannya masih banyak yang belum dihabiskan.
"Kalian lanjut makannya ya!" papar Mama Darren berdiri meninggalkan mereka berdua.
Vanka hanya membalas ucapan dari Mama Darren dengan senyuman. Setelah Mama Darren sudah tidak berada di dapur, Vanka bergegas memberikan nasinya dan meletakkan di piring Darren.
"Lo makan! Lo kira perut gue karet apa?" gerutu Vanka melirik Darren.
"Makan yang banyak biar tambah sehat!" balas Darren menahan tawanya.
"Lo aja yang makan biar kuat menghadapi lika-liku kehidupan ini!" tegas Vanka dengan tangan mengambil gelas untuk minum.
"Udah selesai? Bibi beresin ya?" sahut Bi Gayatri mengambil bekas piring makan.
"Aku bantu ya, Bi." ucap Vanka bergegas berdiri.
"Aduh nggak usah, Non! Biar Bibi!" balas Bi Gayatri tersenyum pada Vanka.
"Biar kita berdua aja, Bi! Bibi istirahat aja!" pungkas Darren kepada Bi Gayatri.
"Nggak papa, Den?" tanya Bi Gayatri dengan pelan.
"Nggak papa, Bi!" sambung Vanka mengambil piring dari tangan Bi Gayatri.
"Yaudah! Bibi ke dalam dulu ya!" ucap Bi Gayatri tersenyum kepada mereka berdua.
Vanka menggangguk paham, lalu Bi Gayatri berjalan melangkahkan kakinya pergi meninggalkan mereka.
"Ayo katanya mau bantuin! Malah makan mulu!" cetus Vanka menuju tempat cuci piring.
"Yaelah orang makan punya lo! Mubadzir kalo nggak dihabisin!" tangkas Darren menikmati makannya.

Tanpa memperpanjang waktu adu mulut dengan Darren, Vanka memilih untuk langsung bergegas mencuci piring tersebut.
"Darren! Vanka kok nggak dibantuin sih?" pungkas Mamanya tiba-tiba menghampiri mereka.
"Ini mau bantuin. Soalnya baru selesai makan." jawab Darren berdiri memegang bekas piring makannya.
"Udah Mama istirahat aja sana!" pinta Darren berjalan menghampiri Vanka.
"Yaudah Mama ke kamar dulu!" lanjut Mama Darren yang melihat ke arah mereka berdua.
"Iya, Tante." jawab Vanka sambil tersenyum kepada Mama Darren yang mulai berjalan meninggalkan mereka yang ada di dapur.
"Gimana sih lo!!" geram Vanka melirik Darren yang sengaja menyenggol tangan Vanka saat ingin membilas piringnya.
"Mohon maaf Nona Vanka!" balas Darren dengan tangannya menyentuh hidung Vanka dengan air busa.
"Rasain tuh!" ucap Vanka membalas menyentuh kedua pipi Darren menggunakan air busa yang lebih banyak.
"Eh banyak banget!" tukas Darren seraya mengoroskan pipinya pada baju.
"Bye! Rasain deh lo!" ledek Vanka bergegas berlari meninggalkan Darren sendiri di dapur.
"Awas ya lo!" gerutu Darren sambil membilas piringnya.

Seperti biasanya, jangan lupa berikan votenya ya teman-teman semuanya.
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk baca.
Jangan bosen-bosen ya sama kisah cerita mereka berdua.
Selalu nungguin next chapternya ya.
Love u so much, readers. See u guys!!

arenka -on going-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang