Chapter 29 -Is This Too Much?-

104 3 0
                                    

''Apakah segala sesuatu tindakan itu berlebihan, jika didasari sebuah perasaan karena ketulusan?''

Jam istirahat telah tiba, seperti biasanya Shepora mengajak Vanka untuk pergi ke kantin. Namun tidak tahu kenapa Vanka menolak ajakan dari Shepora.
"Ayo Van ke kantin!" ajak Shepora memegang tangan Vanka.
"Gue mau pinjam buku ke perpus. Lo ke kantin sendiri aja ya?" balas Vanka melirik Shepora.
Suasana kantin yang terlihat begitu saja membuat Vanka begitu bosan, akhirnya bisa mencoba memilih untuk pergi ke kantin. Mungkin ada sesuatu yang menaikkan suasana hatinya.

"Yaudah deh kalo gitu. Ayo sekarang!" lanjut Shepora mengajak Vanka segera berdiri.
Shepora yang selalu mengerti kemauan Vanka, tidak ajakannya ditolak oleh Vanka, dia tidak pernah memaksakannya dan selalu dia terima untuk kenyamanan bersama.
"Kan gue mau ke perpus." sambung Vanka menurunkan alisnya.
"Kita jalan bareng sampek depan pintu, trus lo ke kanan gue ke kiri. "jelas Shepora menghembuskan napasnya pelan.
Mereka berdua melangkah kaki bersamaan sampai pintu depan kelas.
"Bye-bye!" ucap Shepora berbelok arah kiri melambaikan tangan kepada Vanka.
Vanka tidak mengucapkan kalimat apapun hanya membalas lambaikan tangan dari Shepora. Vanka tidak sedang marah ke Shepora, tapi memang begitulah sikapnya yang terlihat cuek dan dingin.

Seperti biasanya, kantin sudah dipenuhi oleh para siswa-siswi. Terlihat Darren beserta kedua temannya sedang menikmati makanan di sudut tengah tempat makan di kantin. Merek bertiga juga sedang saling bercakap dengan satu antar lainnya.
"Gimana Vanka?" tanya Gerald pada Darren.
"Baik-baik saja." singkat Darren membalas Gerald.
"Perasaan lo sama Vanka aman?" sahut Rafael menepuk pundak Darren.
"Nggak aman, nggak juga bahaya." ucap Darren
menyedot minuman di depannya.
Darren juga bingung bagaimana perasaannya kepada Vanka, karena Vanka begitu sulit dimengerti apalagi sulit ditaklukan.

"Awas nanti jatuh cinta!" pungkas Rafael menyenggol badan Darren.
"Eh eh itu Shepora? Kok nggak sama Vanka?" pungkas Rafael tertuju ke arah tempat Shepora yang sedang melahap bakso.
"Samperin!" ajak Gerald melirik Darren.
Mereka bertiga bergegas menghampiri tempat makan Shepora. Seperti yang mereka bertiga lihat, tidak ada Vanka yang biasanya berdua bersama Shepora.

"Eh lo pada ngapain ke sini?" sahut Shepora menelan makanannya.
"Vanka dimana?" tanya Darren menatap Shepora.
"Ke perpus." singkat Shepora melanjutkan makannya.
"Kalo Vanka di perpus, tapi hati Rafael tetap pada Shepora." ucap Rafael mendekati Shepora.
"Ngomong apaan sih lo! Bikin orang nggak nafsu makan aja." gerutu Shepora langsung berdiri membawa mangkuk juga gelas pindah ke meja makan lain.

Perjuangan Rafael yang berusaha menaklukan hati Shepora yang belum kunjung usai, tetapi semangat tetap ada dijiwa seorang Rafael.
"Shepoku." ringis Rafael menatap Shepora dari kejauhan.
"Makanya jangan lebay! Tipe Shepora tuh yang cool bukan tukang nyosor!" jelas Gerald menutup mulut Rafael dengan tangannya.
"Gue ke perpus dulu." ujar Darren meninggalkan mereka berdua.
Selayaknya sebuah hubungan, Darren yang selalu memastikan keberadaan Vanka dengan baik-baik saja. Itu yang dia lakukan setiap harinya di sekolah, terkadang dia berpikir apakah Vanka akan merasakan segala tindakan ini kepadanya.

Darren memasuki perpus dengan langsung mengetahui keberadaan Vanka yang terlihat sedang berdiri mencari buku pada rak. Darren bersembunyi di balik belakang rak tepat di dimana Vanka berdiri.
Ketika Darren akan mengangetkan Vanka ternyata percananya kali ini gagal.
"Ngapain lo disitu? Udah ketahuan dari tadi kali." pungkas Vanka membuat Darren meringis langsung keluar dari belakang rak tersebut.
Ngapain nggak ke kantin?" sambung Darren melihat Vanka sedang sibuk mencari sebuah buku.
"Lo nggak lihat? Gue di perpus sekarang. Makannya nggak ke kantin." cetus Vanka berusaha mengambil sebuah buku yang berada pada rak bagian atas.

Melihat Vanka kesusahan dengan kedua kaki berjinjit dan satu tangannya tidak sampai untuk meraih buku tersebut. Darren bergegas mengambilkan buku tersebut.
"Ini kan yang mau lo ambil?" tanya Darren menyerahkan buku itu kepada Vanka.
"Makasih!" singkat Vanka langsung melangkahkan kakinya berjalan menuju bangku untuk membaca buku tersebut.
Darren mengikuti langkah Vanka dan dia ikut duduk di samping Vanka.
"Novel yang biasanya lo baca nggak lo bawa?" ucap Darren melirik Vanka.
"Nggak!" balas Vanka begitu singkat.
"Kenapa?" lanjut Darren bertanya kepada Vanka.
"Diambil tikus." cetus Vanka segera berdiri mengembalikan buku pada rak bagian bawah dan langsung berjalan menuju pintu keluar perpustakaan.
"Nggak jadi dipinjam?" pungkas Darren mendekati Vanka.
"Nggak! Lo ngapain sih ngikutin gue? Nanya aja dari tadi?" gerutu Vanka pergi meninggalkan Darren.
Ternyata perpustakaan bukan tempat yang bisa menaikkan suasana hatinya, sama saja keberadaan Darren selalu mengikutinya. Darren yang selalu banyak kata membuat Vanka begitu malas untuk mengeluarkan kata-katanya.
Disisi lain, dibenak Darren berpikir apakah ini terlalu berlebihan sehingga membuat Vanka selalu menghindari keberadaannya, mungkin karena dia merasa terganggu atau bahkan tidak nyaman.

Vanka melangkahkan kakinya begitu cepat, dia menyadari bahwa Darren masih mengikutinya dari arah belakang sampai membuat Vanka langsung masuk ke dalam kelas.
Ketika baru masuk beberapa langkah Vanka melihat Stella dan kedua temannya duduk berada di bangku.
Vanka bergegas berbalik arah dan membaca tulisan tanda kelas di atas pintu tertulis XI IPS 2.
"Salah masuk kelas apa emang mau satu kelas ni?" ujar Darren yang berada di samping pintu.

Vanka menghiraukan Darren begitu saja. Dengan mempercepat langkah kakinya, Vanka begitu malu terhadap kelakuan apa yang dia lakukan barusan membuatnya langsung berjalan keluar dari kelas tersebut dengan pandangan yang menunduk ke bawah dan bibir digigit oleh gigi atasnya.

HAHA lucu kan tingkah laku kisah cinta Darren & Vanka. Gimana sejauh ini masih mau bertahan atau udah bosen nungguinnya?

Aku harap kalian setia nungguin kelanjutan karya aku, walau aku updatenya ga tentu harinya. So have fun ya guys. Jangan lupa vote dan commentnya!!!
See u my readers. Love u all my lovers.<3

arenka -on going-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang