Chapter 44 -Different Attitude-

40 1 0
                                    

''Setiap orang pasti punya proses untuk berubah, tapi sikap dan rasamu jangan sampai kau rubah.''

"Pagiku cerahku matahari bersinar. Ku gendong tas merah mudaku di pundak." nyanyian Vanka berjalan menuju dapur untuk bersiap berangkat sekolah.
Suasana hati Vanka sekarang sangat bahagia, mungkin karena beban hidupnya sedikit berkurang karena kejadian bahagia yang terjadi semalam tadi.

"Ada yang lagi berbunga-bunga nih!" ucap Mama Vanka tersenyum meliriknya.
"Mama lagi bikin roti? Biar kek sultan." ucap Vanka dengan tertawa kecil.
"Kamu bawain buat Darren ya!" balas Mamanya yang sedang mengoleskan selai pada roti tawar.
Vanka tidak menolak perintah Mamanya kali ini, dia begitu semangat untuk memberikan roti tersebut kepada Darren.

Lapangan basket tampak ramai dipenuhi para siswa-siswi yang ingin menonton latihan basket anggota tim SMA Aestro. Shepora sangat excited kemudian mengajak Vanka segera menuju ke lapangan basket.
"Ayo Van! Cepetan udah rame banget tuh!" perintah Shepora menarik salah satu tangan Vanka.
"Bentar-bentar!" pinta Vanka segera mengambil sebuah kotak bekal dan botol air minum.
"Oh buat Mas Pacar ternyata. So sweet!" ucap Shepora dengan mata menyala.
Terlihat berbeda, Vanka tampil perhatian kepada Darren. Itu yang membuat Shepora tersenyum lebar melihat tingkah laku Vanka.

Mereka berdua berlangsung menempatkan diri di bagian depan barisan para cewek-cewek yang akan menonton basket.
"Asyik! Ada pacarnya lagi nggak mau kalah saing ni sama yang lain." pungkas Rafael menepuk pundak Darren melihat ke arah sudut lapangan tempat Vanka berdiri bersama Shepora.

Prit!

Bunyi peluit telah terdengar, berati waktu latihan sudah dimulai. Semua anggota tim basket mengambil posisi masing-masing untuk mendapatkan alih dari bola yang dipegang oleh Daniel.
"Gue akuin cowok lo paling ganteng!" ucap Shepora menyenggol badan Vanka.
Ganteng, memang baru Vanka sadari jika Darren pantas mendapatkan kata tersebut.
"Darren ganteng banget! Tapi udah ada pawangnya."
"Beruntung banget sih jadi Vanka bisa nakluin cowok seganteng Darren!"
"Yaelah dilogika Vanka emang cantik juga anaknya!"
Terdengar ucapan dari beberapa anak cewek di sudut belakang tempat berdiri Vanka dan Shepora. Mendengar semua ucapan dari orang-orang disekitar, Vanka hanya terdiam tidak berkata apapun, dia fokus ke arah lapangan basket.

"Bucin banget tuh cewek! Sampek berdiri barisan depan cuman kepengen lihat lo!" ujar Daniel secara lirih berjalan melewati Darren.
Mata Darren kemudian melirik ke arah dimana Vanka berdiri. Vanka terlihat memberikan senyuman kepadanya. Dengan sudut membentuk sebuah senyum, Darren membalaskannya kepada Vanka.

"Yaelah pakek bales-balesan senyum segala!" pungkas Shepora mengerutkan keningnya setelah mengetahui Vanka tersenyum ke arah Darren.
Berbeda lagi dengan biasanya, Vanka memberikan senyumannya kepada Darren dengan terang-terangan. Hingga Shepora mengetahui pun tidak dia pedulikan.

Prit!

Latihan basket pada siang hari ini telah usai. Semua anggota tim basket SMA Aestro sedang beristirahat di samping lapangan tersebut. Beberapa sedang duduk bagian sudut lapangan sampai ada yang tidur terlentang di tengah lapangan. Vanka melihat Darren yang sedang duduk di pinggir lapangan bersama kedua temannya yaitu Gerald dan Rafael yang saling bercengkrama.
"Sana samperin dong!" ujar Shepora menarik salah satu tangan Vanka berjalan menghampiri Darren.
"Wih keknya bakal ada yang disamperin caparnya nih! Eh maksudnya pacar." kata Rafael menyenggol badan Darren dengan melihat ke arah Vanka dan Shepora yang berjalan dari arah barat berjalan menghampiri mereka bertiga.

"Shepo! Gue malu dilihatin! Banyak anak cowok." lirih Vanka dengan melangkah kakinya berjalan ke depan.
Vanka menahan malunya, karena orang-orang disekitar sedang memperhatikan ke arahnya.
"Sayangnya gue nggak bawa kresek. Kan kalo lo malu tinggal gue kresekin aja kepala lo." balas Shepora menahan tawanya.
Berbeda dengan Shepora yang selalu bodomat dengan apa tingkah laku seseorang.

Mereka berdua sudah berada di tempat duduk Darren dengan kedua temannya.
"Hallo Vanka! Halo Shepoku!" sambut Rafael tersenyum kepada mereka berdua.
"Shepoku pala lo berambut kali!" sembur Shepora memutar bola matanya.
"Baru kali ini pala lo berambut. Biasanya pala lo peyang." ucap Rafael melirik ke arah Gerald dengan wajah dinginnya.
"Ini roti sama air minum buat lo!" sambung Vanka menyodorkan kotak bekal dan sebotol air minum kepada Darren.
"Thank you very much Vanka!" potong Rafael meraih kotak bekal dan sebotol air minum tersebut.
"Enak aja lo! Main asal ngerebut punya orang!" timpal Shepora menatap Rafael dengan tajam.
"Bukan begitu maksudnya. Kita bertiga kan always berbagi. Karena berbagi itu indah!" jelas Rafael tersenyum kepada Shepora.

Kring!

Bel masuk berbunyi yang bertanda kegiatan istirahat sudah selesai dan waktunya kembali ke dalam kelas untuk melanjutkan pembelajaran pada hari ini.
"Udah bel! Ayo kita buruan ke kelas!" perintah Shepora langsung memegang tangan Vanka berjalan meninggalkan lapangan bakset tersebut.

Seketika mereka berdua sudah setengah berjalan, suara Darren memanggil nama Vanka dari arah belakang.
"Vanka!" teriak Darren dengan posisi badan yang sudah berdiri tegak.
Mendengar namanya dipanggil, Vanka sedikit membalikkan badan.
"Makasih buat roti sama minumnya!" lanjut Darren tersenyum pada Vanka.
Darren begitu bahagia, Vanka yang selalu cuek dan dingin padanya. Kali ini terlihat berbeda, mulai menapakkan keperhatiannya. Darren berharap sikapnya seperti ini untuk hari-hari berikutnya.

''Aduh-aduh tolong bawakan Ibu Peri kesini, temanku ingin terbang.'' canda Shepora sambil tertawa terbahak-bahak.
''Apasi nggak jelas banget lo.'' balas Vanka yang terlihat geli melihat candaan Shepora.
Vanka benar-benar ingin berteriak karena rasa malunya.

Cie cie ada yang lagi fall in love gasi? Akhirnya sikap Vanka dikit demi sedikit. Penasaran gasi sama aslinya perasaan mereka masing-masing?!?!

Cari tau jawabannya dengan tungguin selalu disetiap next chapternya. Thank u for all my readers. I love u my lovers.<3

arenka -on going-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang