''Kenyataanya terkadang lebih jauh dari yang terlihat oleh sepasang mata.''
Kali ini Vanka berangkat sekolah terlihat ada yang aneh dari dirinya. Ketika Vanka melangkahkan kakinya melewati koridor sekolah, sekeliling siswa maupun siswi terlihat menatap dan berbisik satu dengan lainnya, seperti sedang membahas tentangnya. Hal itu yang Vanka membuatnya berlangsung melangkahkan kakinya dengan cepat.
Di tengah jalan, langkah Vanka terhentikan karena terdapat tiga cewek menghalangi jalan Vanka.
Cewek berambut hitam digerai panjang sepunggungnya terlihat percaya diri menatap Vanka dengan sorotan mata yang tajam, Stella Leyvonka.
Cewek berambut hitam ombre coklat bergelombang panjang setengah dengan tangannya terlipat di depan dadanya, Marcella Shaletta.
Cewek berambut hitam kelam panjang sesiku tangannya memainkan ujung bawah rambutnya, Kirana Estefani.
Mereka bertiga adalah salah satu geng dari kelas Xl IPS 2, satu kelas dengan Darren. Terkenal dengan biang masalah dan yang membuat para cewek takut jika berhubungan dengan mereka bertiga apalagi sampai membuat masalah dengan mereka pasti akan berurusan panjang, karena itu mereka ditakuti di kalangan para cewek satu angkatan.
"Vanka Valencia. Sejak kapan lo deket sama Darren? Perasaan lo anti banget yang namanya sama cowok." cetus Stella menatap Vanka dengan sinis.
"Kalo masalah Darren yang nggak anti dong! Siapa juga yang nggak mau sama Darren?" sahut Kirana memutarkan bola matanya.
"Sttt gimana sih lo!" ucap Marcella berbisik melirik Kirana dengan geram.
"Jangan diam aja dong! Jawab pertanyaan gue!" bentak Stella mendekati Vanka yang hanya terdiam menundukkan kepalanya ke arah bawah."Gue deket sama Vanka udah dari lama. Sebelum lo lahir di muka bumi ini!" tegas Darren dari arah belakang secara tiba-tiba berjalan menghampiri mereka, kemudian memegang salah satu tangan Vanka dan digandeng pergi dari ketiga cewek tersebut.
"Awas aja lo. Sekarang gue cuman bisa bilang tunggu tanggal main gue!" gumam Stella matanya menyala.
"Lo mau main kemana? Gue ikutan dong!" ucap Kirana dengan polos.
"Lama-lama gue makan lo biar diem!" keluh Marcella mengembuskan napasnya dengan cepat.Darren dan Vanka berjalan melewati lorong sekolah dan tetap masih berpegangan tangan. Darren yang masih menggenggam tangan Vanka, sedangkan Vanka yang begitu terlihat tidak nyaman dengan kondisi seperti ini.
"Ih udah deh lepasin! Malu dilihatin orang!" perintah Vanka langsung melepaskan tangannya dari pegangan tangan Darren.
"Malu apa mau?" balas Darren mendekati wajah Vanka.
Spontan Vanka memundurkan posisi wajahnya ke belakang.
"Nggak jelas!" tukas Vanka berjalan meninggalkan Darren begitu saja."Van, lo pacaran ya sama Darren?"
"Sakit banget hati gue!"
"Hari Terpotek SMA AESTRO!"
Kata demi kata saling bersahutan satu dengan lainnya.
Suasana kelas Vanka terlihat begitu ricuh setelah mereka semua mengetahui bahwa Darren dan Vanka telah berpacaran.
"Ih kalian semua bisa diem nggak sih? Sini ngomong sana ngomong. Berisik banget kek suara tawon!" tegas Shepora berteriak dengan kesal.
"Eh Van, lo beneran pacaran sama Darren?" lanjut Alex bertanya kepada Vanka yang batu saja duduk di bangkunya.
"Mau Vanka pacaran sama si Darren si Nopal si Jamal! Bukan urusan lo kali!" tangkas Shepora melototkan matanya kepada Alex.
"Gawat! Macan betina lagi ngamuk!" lirih Alex segera kembali duduk di bangkunya.
Di tengah pembelajaran Vanka bertanya pada Shepora tentang darimananya semua mengira Vanka dan Darren berpacaran. Vanka begitu bingung mengapa semua berkata tentang hal itu. Dan seperti yang dia rasakan ketika berangkat sekolah tadi pagi, ternyata kejanggalan ini adalah tentang rumor Darren dengan dirinya berpacaran.
"Orang-orang pada tahu darimana sih tentang masalah tadi?" bisik Vanka pada Shepora.
Shepora mengeluarkan handphonenya dari dalam loker bangkunya, jari lentiknya menekan aplikasi sosial dan mengetik sebuah akun nama di fitur pencarian.
"Lihat sendiri!" ucap Shepora sambil memberikan handphonenya kepada Vanka.
Foto Vanka sedang terduduk diam di tempat tunggu bus depan sekolah, dia terlihat tersenyum tipis dengan tangannya sedang melihat pada handphone yang dia pegang waktu itu, instagram milik Darren.
"It's mine don't take it!"
Caption itu terketik pada postingan tersebut.
"Meleyot nggak tuh? Gimana nggak bikin heboh coba?" lirih Shepora menyengirkan bibirnya menatap Vanka.
Vanka hanya terdiam langsung mengembalikan handphone tersebut kepada Shepora. Perasaan yang dirasakan Vanka rasanya tidak dapat dikatakan, antara dia harus kesal, malu ataupun apapaun itu. Dia sangat tidak suka atas aman tindakan yang dilakukan Darren tersebut, sangat membuat Vanka tidak nyaman."Eh Van, lo beneran pacaran sama Darren?" tanya Shepora secara tiba-tiba pada Vanka.
"Katanya mau gue pacaran sama si Darren si Nopal si Jamal bukan urusan lo!." ujar Vanka dahinya mengerut melirik Shepora.
"Yaelah masa gue disamain sama si Alex! Kan kita sahabat selamanya." balas Shepora menyengirkan bibirnya.
''Padahal kemarin baru gue comblangin. La kok besoknya udah jadian. Jangan-jangan lo berdua udah kenal lama. Berarti selama ini lo deket sama Darren. Kok lo nggak cerita apa-apa kek gue sih Van?'' urai segala ucapan dari Shepora mulai dari rasa terkejut sampai dia merasa kebingungan tentang situasi ini.
''Eh tapi gue ikut seneng deh, Van. Akhirnya temen gue udah nggak jomblo lagi. Tinggal gue doang dong.'' lanjut Shepora yang melebarkan senyumannya sambil menyenggol bahu Vanka.
Vanka tidak menggubris tentang apa saja yang Shepora katakan. Vanka begitu muak tentang apa yang dia bicarakan, apalagi yang berhubungan tentang Darren. Karena kenyataannya begitu jauh, sangat jauh.
"Ah udahlah mau ke kantin!" sahut Vanka mulai berjalan menuju pintu keluar dari kelasnya.Secara tiba-tiba langkah kakinya terhentikan karena munculnya Darren beserta kedua temannya berdiri di depan pintu kelas Vanka yang membuatnya terkejut dan melangkah kakinya berputar balik ke arah belakang.
"Eh mau kemana? Katanya mau ke kantin!" cegah Shepora memegang tangan Vanka.
"Nggak jadi! Lo aja sendiri yang ke kantin!" tukas Vanka memalingkan pandangannya.
"Oh ada Darren. Tuh disamperin!" balas Shepora memutarkan dagu Vanka ke arah Darren berada.
"Vanka, ayo ke kantin! Ditraktir makan sepuasnya sama Darren." sahut Rafael tersenyum memperlihatkan giginya.
"Gue boleh ikutan nggak?" sambung Shepora menaikkan alisnya.
"Boleh dong! Apalagi kalo mau jadi pacar gue!" terang Rafael menyipitkan matanya.
"Ayo ayo!." imbuh Shepora memegang tangan Vanka mengajak keluar dari kelasnya.
"Jadi pacar gue nih?" tanya Rafael menyipitkan matanya ke arah Shepora.
"Kalo itu nggak deh." balas Shepora tersenyum terpaksa ke arah Rafael.Seperti biasanya, jangan lupa beri votenya dan ramein commentnya ya readers.
Jangan bosen-bosen ya baca ceritaku.
Terima kasih selalu buat para readers yang sudah meluangkan waktunya buat membaca.
Selalu tungguin kelanjutan cerita Darren-Vanka ya.
See u next chapter, love u all readers.
KAMU SEDANG MEMBACA
arenka -on going-
Teen FictionBagi Vanka, hidup ini bukan hanya tentang cinta belaka. Menurutnya, buat apa cinta ada hanya akan meninggalkan luka? Buat apa cinta ada jika harus ada yang tersakiti? Bukankah cinta seharusnya ada untuk membuat dua insan saling bahagia tanpa adanya...