Chapter 41 -Forever?-

51 1 0
                                    

''Apakah mungkin tidak akan bisa selamanya, karena dunia ini hanya sementara?"

Brem!

Suara motor Darren mulai memasuki gerbang depan Rumah Vanka. Melihat hal tersebut, Vanka bergegas berdiri dari kursi teras dan bersalaman pada tangan Mamanya.
"Assalamu’alaikum." pamit Vanka langsung berjalan menghampiri Darren yang belum turun dari motor.
"Darren! Hati-hati ya!" ucap Mamanya berarah pada Darren.
"Siap Tante!" pungkas Darren dengan memberi tanda hormat melalui tangannya.
Kemudian Mamanya langsung berbalik arah untuk kembali masuk ke dalam rumah.

"Ayo buruan!" tukas Vanka segera memakai helm.
"Cie hoodie dari gue dipakai dong! Sumpah nggak tau kenapa malem ini lo lucu banget!" jelas Darren tersenyum menatap Vanka.
"Lucu doang? Nggak cantik?" balas Vanka memalingkan pandangan.
"Lebih dari kata cantik!" pungkas Darren melebarkan senyumannya.
"Ayo buruan!" pinta Vanka mengalihkan pembicaraan Darren.
''Udah nggak marah kan?'' tanya Darren tersenyum kecil ke arah Vanka.
''Jadi nggak? Kalo nggak, gue masuk ke rumah lagi!'' sahut Vanka dengan nada mulai terlihat kesal.
''Eh iya jadi kok.'' jawab Darren melebarkan senyumannya kepada Vanka.
Darren sangat bahagia, Vanka sudah menerima tawarannya malam ini ditambah dengan hoodie pemberiannya yang dikenakan Vanka.

Darren melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Vanka mulai melirik arah sekeliling dan berpikir mau kemana mereka malam ini.
"Darren, kita mau kemana?" tanya Vanka melihat dari dari arah spion motor.
"Mau uji nyali di jembatan horor menuju jalan rumah gue." ucap Darren dengan pandangan ke arah depan.
"Ih apaan sih lo! Nggak usah bercanda deh!" cetus Vanka menepuk pundak Darren.
"Tanpa bercanda hidup akan menjadi membosankan. Tapi perasaanku padamu tidak pernah bercanda dan tidak akan bosan." terang Darren melirik Vanka dari arah spion motor.
"Berak sekebon!" pungkas Vanka memalingkan pandangan dengan wajah terlihat mual.
Kata-kata manis hanyalah omong kosong, seperti yang dipikirkan Vanka pada Darren.

Motor Darren berhenti di depan sebuah bangunan yang bertuliskan 'Toko Buku' terdapat di sebrang pinggir jalan raya. Vanka menurunkan kakinya satu persatu dari motor Darren dan segera melepas helm dari kepala sambil memperhatikan sekeliling toko.
"Lo mau beli buku?" tanya Vanka meletakkan helm pada motor Darren.
"Katanya sekarang toko buku jualan mahar mas kawin, makanya gue mau coba lihat." balas Darren segera mengandeng salah satu tangan Vanka masuk ke dalam toko tersebut.

Mereka masuk ke dalam toko yang di dalamnya terdapat berbagai jenis buku yang tersusun rapi pada rak-rak buku. Di dalam toko juga banyak didapati oleh kalangan anak cewek yang saling bersahutan sedang memilih buku pada setiap raknya.
"Lo mau novel?" ucap Darren menatap Vanka dengan menaikkan alisnya.
"Nggak! Gue udah punya kok di rumah." ungkap Vanka yang memperhatikan buku di sekelilingnya.
"Halah! Cuman itu-itu aja yang lo baca." sahut Darren melangkah kakinya menuju bagian buku novel remaja.
"Lo mau yang mana? Tinggal ambil saja sesuka hati lo! Mau borong juga boleh!" papar Darren berjalan mengamati setiap judul novel yang ada pada rak tersebut.

Vanka sangat serius memperhatikan setiap judul novel. Satu persatu beberapa judul novel dia ambil dari susunan rak. Matanya tertuju fokus pada novel yang telah dia ambil. Vanka merasa kebingungan untuk memutuskan memilih mana yang harus Vanka miliki.
"Kalo bingung ambil aja semuanya!" pungkas Darren dari arah sudut rak sedang mencoba memilih novel.

Vanka memutuskan untuk memilih satu novel kemudian dia mengembalikan sisa beberapa novel yang tidak dia pilih kembali pada susunan rak seperti semula.
"Gue mau ini ya?" ujar Vanka mendekati Darren.
"Satu doang?" lanjut Darren melihat novel yang ada di tangan Vanka.
"Satu juga berharga kali!" kata Vanka memutar bola mata.
"Mana novelnya! Gue bayar dulu." sambung Darren meminta novel yang Vanka pegang di kedua tangannya.
"Nggak usah protes! Gue yang ngajakin lo berati gue yang harus bayar!" terang Darren berjalan menuju kasir pembayaran.

Mereka berdua keluar dari toko buku tersebut menuju tempat motor Darren terparkir.
"Ini buat lo! Lo udah nggak marah lagi kan ke gue?'' tanya Darren menyerahkan sekantong plastik berisi novel kepada Vanka.
"Eh lo kan tadi belum ngomong ke Mama gue!" pungkas Vanka mengerutkan dahinya.
"Lagian lo nggak sabaran pengen jalan-jalan sama gue." sanggah Darren sambil memakai helm di kepala.
"Jalan-jalan apaan? Cuman ke toko buku doang." gumam Vanka melirik Darren dengan mendengus pelan.
"Kata siapa cuman ke toko buku? Habis ini gue bakal ngajakin lo ke sesuatu tempat yang nggak bakal lo lupain seumur hidup lo!" terang Darren segera menaiki motor.

Vanka memperhatikan sekeliling jalanan yang diterangi lampu malam ini. Seketika Vanka ingin membuka novel dalan plastik yang dia pegang di kedua tangannya.
'Forever' judul novel pemberian dari Darren tertulis pada sampul depan ditambah dengan gambar kedua orang sedang saling berpegangan tangan.
Sudut mulut Vanka membentuk sebuah senyuman setelah dia mengetahui novel tersebut adalah pemberian Darren untuknya.

Cie cie ada yang udah baikan ni hihi...
Forever? Kira-kira apa yang maksud Darreh ngasih Vanka novel judulnya begitu? Biar Darren sama Vanka forever atau sekedar judul novel aja?

Kira-kira Vanka mau diajakin kemana lagi yaa sama Darren? Penasarakan guys? Tungguin next chapternya!! Sabar menunggu yaa guys!!
I love u more my lovers. See you all my readers.<3

arenka -on going-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang