Chapter 24

785 79 2
                                    

Mingyu baru saja menutup pintu ruang rawat Seokmin dengan pelan. Setelahnya ia mengekori langkah Seungcheol yang mulai berjalan di depannya. Ia masih dapat melihat punggung Seungcheol yang bergerak mengikuti langkahnya. Langkah yang terlihat ringan.

"Hyung.." panggilnya tiba-tiba.

Seungcheol menghentikan langkahnya dan menoleh.

Mingyu agak sedikit canggung terlihat. "Hyung, tidakkah kau ingin berbicara sesuatu padaku?" ungkapnya tiba-tiba.

"Huh?"

"Ini soal kemarin malam. Aku.."

Seungcheol menjadi tersenyum. Ia lingkarkan salah satu tangannya untuk merangkul Mingyu dan mengajak Mingyu kembali berjalan. "Maaf untuk yang kemarin, Mingyu-ya! Kurasa aku hanya terbawa emosi sesaat saja.."

Mingyu menghentikan langkahnya. Ia terlihat sebal akan penuturan seenaknya yang dilontarkan Seungcheol.

"Yang benar saja hyung! Kau mana boleh seperti itu padaku!" protesnya sungguh-sungguh. Ia enggan berjalan dan malah turut menahan langkah Seungcheol. Ia menuntut satu penjelasan dari Seungcheol.

Tawa renyahpun terdengar dari Seungcheol setelahnya. "Kau marah padaku huh?" tantangnya. "Aku sudah jelaskan bukan? Aku tak sungguh-sungguh membencimu. Mana bisa aku membencimu!"

Mingyu semakin menekuk wajahnya dengan wajah mengeras. Ia hempaskan tangan Seungcheol dari pundaknya.

"Kau tahu? Aku begitu takut hingga tak bisa tidur semalaman tadi!" rutuknya.

Seungcheol menjadi serius dan menghentikan tawanya. Ia tahu Mingyu tak main-main kali ini.

"Ini semua rumit bagiku hyung! Melihat Seokmin. Melihatmu juga melihat kalian semua! Memikirkannya saja membuat kepalaku sakit!"

"Mingyu-ya.."

"Setiap hari dihantui rasa cemas. Bagaimana aku menjaga perihal Seokmin dari Wonwoo. Bagaimana agar aku terus berjanji pada Seokmin untuk menyembunyikan semuanya darimu!"

"Hey.."

Mingyu semakin merenggut saat Seungcheol ingin menggapainya. Ia memundurkan satu langkahnya.

"Satu minggu kemarin, adalah hari terberatku asal kau tahu!" sungutnya. Ia akan menangis jika saja Seungcheol tak terus saja menatapnya. Ia adalah sosok yang tak suka menunjukkan tangisnya pada siapapun.

"Baiklah. Maafkan hyung soal ini. Kau tak usah menangis.." goda Seungcheol kemudian.

"Ish!" kembali Mingyu merutuk sebal dan mengurung tangisnya. "Kau!" geramnya..

Seungcheol menghelas nafasnya. "Sesungguhnya aku berterima kasih padamu, Gyu!" ucap Seungcheol pada akhirnya. "Terima kasih atas semuanya.."

Mingyu melipat kedua tangan di dadanya. Ia menyipitkan matanya ke arah Seungcheol. "Aku membencimu hyung!"

"Aku tahu kau tak sungguh-sungguh!"

"Aku membencimu!" decak Mingyu namun Seungcheol malah mentertawakan dirinya.

"Hyung, berhentilah tertawa atau aku benar-benar marah padamu!"

Keduanya akhirnya menyelesaikan pertengkaran sesaat mereka. Mereka nampak beriringan berjalan dengan ringan.

"Kukira Wonwoo akan marah karena kita datang terlambat," ucap Mingyu tiba-tiba.

"Tidak akan apa-apa. Kau tahu Wonwoo begitu antusias akan keberadaan Seokmin. Aku cukup senang melihatnya. Jika kita ajak dia melihat Seokmin hari ini, maka ia tidak akan marah lagi.."

AGEUSIA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang