Benar! Semua masalah selesai, tak terkecuali dengan Boo Seungkwan yang tak nampak lagi untuk mengganggu Wonwoo. Meski ia seperti tak ingin menyapa Wonwoo, namun setidaknya tak ada lagi gangguan membahayakan bagi Wonwoo. Dan ini melegakan.
Sekolahpun berjalan seperti biasanya. Bahkan Seokmin bisa belajar dengan baik. Menciptakan nilai-nilai memuaskan selama pembelajaran. Hingga tiba waktunya..
Seokmin tengah menghadapi ujiannya. Dengan segurat senyum ia menatap soal-soal mengenai angka di atas kertas. Ada banyak rumus yang rumit, meski selalu ia ingat ajaran dua saudaranya selagi ia belajar tadi malam.
"Seokmin-ah, kau harus mengingat rumusnya!"
"Tidak! Itu harus dikurangi, bukan ditambah. Hitung dengan baik, jangan sampai salah menghitungnya!"
Seokmin tersenyum. Ia raih pensil miliknya dan segera berkutat dengan soal-soal yang menunggunya. Satu nomor ia selesaikan. Nomor kedua, nomor ketiga, hingga di nomor ketujuh tiba-tiba ia berhenti. Ia letakkan pensilnya, tepat di sisi lembar jawabannya.
Ia mengerutkan keningnya kala pandangannya mulai terasa aneh. Ia mengusap kedua matanya, setelah melihat teman-teman di sekitarnya menjadi banyak dan berbayang.
Pandangannya mulai tak fokus, hingga ia menjatuhkan kepalanya di atas meja. Melupakan soal-soal yang belum ia selesaikan. Melupakan pensilnya yang menggelinding ke bawah meja dan patah begitu saja.
...
Mingyu berlari terbirit-birit disusul langkah cepat Wonwoo di belakangnya. Matanya menatap kasar, menyapu jalanan yang ada.
Keduanya menuju ruang kesehatan dimana kabarnya, Seokmin berada disana saat itu. Wajah keduanya begitu tegang dan panik. Mereka berkeringat dingin.
Setelah sampai di ruang kesehatan, mereka disuguhi pemandangan yang sama sekali tak mampu meredakan cemas mereka. Seokmin tak sadarkan diri. Ada bercak darah pada kemeja seragamnya.
"Apa yang terjadi?" tanya Mingyu pada petugas kesehatan yang ada.
"Saya tidak tahu. Tapi, akan lebih baik jika kalian membawanya ke rumah sakit saja. Teman-temannya mengatakan ia pingsan saat ujian berlangsung. Hidungnya berdarah. Ini tidaklah baik. Untuk saat ini bahkan demamnya sangat tinggi," jelas sang petugas kesehatan tersebut.
Mingyu mendekat, memeriksa kondisi Seokmin. Ia meraba kulit di wajah Seokmin, dan akhirnya mampu merasakan seberapa tinggi suhu tubuh sang sepupu. Ia semakin terlihat panik.
"Hubungi orang tua kalian segera.."
Wonwoo pun sama cemas. Ia menatap Mingyu dengan panik. Menatap Mingyu dengan banyak pertanyaan, mengenai apa yang harus dilakukan? Hingga Mingyu nampak mengangguk.
"Kita bawa dia ke rumah sakit saja. Bawa barang-barang Seokmin di kelasnya, dan hubungi Seungcheol hyung. Aku akan lebih dulu membawanya. Kau bisa, Wonwoo?"
Wonwoo hanya mengangguk kaku. Ia lebih panik sepertinya. Sebenarnya ia tak fokus sama sekali. Ia masih diam di tempatnya, kala melihat Mingyu mulai menggendong Seokmin di punggungnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
AGEUSIA ✔
Ficção AdolescenteBROTHERSHIP AREA Akan seperti apa di penghujung cerita nanti? Original Story by ®MinaHhaeElf