Menginjak awal-awal tahun yang baru. Tahun yang lebih cerah dari tahun sebelumnya. Setidaknya ini terukir di wajah seorang pemuda bernamakan Seokmin.
Sebelumnya, memang ada begitu banyak hal sulit yang dilaluinya. Sakit-sakit yang bahkan tak mampu ia rasakan. Ada banyak duka dan luka, baik itu menimpa tubuhnya maupun jiwanya. Kini?
Ia mampu berjalan dalam keringanan di tiap langkahnya. Menapakkan kakinya dalam damai, di atas tanah bertabur dedaunan kering yang berjatuhan dari sebuah pohon yang seperti mengering. Meski indah terlihat, saat dedaunan itu berguguran dan menghujani dirinya.
Jangan lupakan udara sejuk yang ia hirup sepuasnya. "Segarnya!"
Ia tengah menghabiskan waktunya seorang diri. Berjalan di sekitar gerbang luar sekolahnya.
Sekedar mencari udara segar, setelah sekian lama ia menghabiskan waktunya untuk belajar, karena akan menghadapi ujian untuk masuk universitas di beberapa bulan mendatang. Pertanda bahwa sekolahnya akan berlanjut ke jenjang berikutnya.
"Tapi kolam ini dalam! Kau bisa tenggelam! Kita cari ranting yang panjang saja!"
Saat sedang berjalan, Seokmin mendengar suara ribut-ribut kecil yang berasal dari kolam yang nampak keruh, terletak di sisi jalan yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Dilihatnya dua orang bocah laki-laki nampak tengah berdebat, mungkin membincangkan sebuah bola yang kini terapung di tengah kolam.
Seokmin menghampiri keduanya. "Ada apa?" tanyanya dengan ramah. "Perlu bantuanku?"
Kedua bocah itu saling memandang aneh pada awalnya. Memandang Seokmin yang hanya tersenyum ke arah mereka. Mungkin mereka segan, mengingat sosok Seokmin, adalah seseorang yang belum mereka kenal sebelumnya. Namun, satu bocah yang ada menyikut lengan kawannya. Entah dengan maksud apa.
Seokmin mengernyit bingung. "Kalian ingin mengambil bola itu, hm? Ingin hyung ambilkan?"
Salah satu di antara mereka akhirnya mengangguk kaku. "Kami minta tolong, ya hyung?!" pintanya dengan satu cengiran kaku. Membuat Seokmin gemas dan lalu mengacak rambut bocah tersebut.
Maka Seokmin tak lagi basetcara. Sempat ia mengira-ngira, sedalam apa kolam di hadapannya tersebut. Mungkin ia berniat berenang untuk mengambilnya. Namun, keadaan air yang begitu keruh, hijau dan penuh dengan benda-benda aneh, dan munkin ada juga binatang disana, membuatnya urung. Ia segera meraih sebuh ranting kayu yang cukup panjang.
Di ambilnya posisi berjongkok, dan berpegangan pada sebuah batu. Satu tangan dengan ranting dalam genggamannya mulai terulur untuk menggapai benda bulat di tengah kolam. Cukup lama, membuat mata Seokmin mengerjap pelan, lantas keningnya mengerut.
Pernah di suatu kejadian, ia mengalami hal sama. Ada benda yang ingin diraihnya. Namun bagaimana pada akhirnya?
BYUR!
Sama, meski ini tak seserius hal yang dulu. Seokmin tetap terjatuh, dan masuk ke dalam kolam yang kotor.
Dirinya sempat panik di dalam air. Iapun mendengar teriakan-teriakan dua bocah yang akan ditolongnya tersebut. Namun, keadaan berbalik kini. Ia yang butuh pertolongan! Mengecewakan..
Sekitar berpuluh menit pada akhirnya..
Hening terdengar, membuat kicauan burung di atas pohon menjadi damai dan tidak terganggu. Langit di atas sana semakin dan semakin cerah. Berbeda dengan Seokmin yang terus saja merutuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGEUSIA ✔
Teen FictionBROTHERSHIP AREA Akan seperti apa di penghujung cerita nanti? Original Story by ®MinaHhaeElf