Sekolah berlangsung seperti biasanya di keesokan hari.
Seokmin tengah berada di kantin sekolah dan sesekali memutar pandangnya ke segala arah. Tak berselang lama Mingyu menyusul. Mingyu duduk di sampingnya.
"Apa yang kau cari?"
"Dimana Wonwoo? Dia belum membaik?"
Mingyu menjadi murung seketika. "Sepertinya dia belum bisa kembali dalam waktu dekat ini. Bahkan Dokter sudah tak membiarkan dia keluar rumah sakit jika saja Wonwoo tak memaksa untuk dirawat di rumah saja," ucap Mingyu.
"Apa sudah separah itu?"
Mingyu mengangguk dan lalu meneguk minuman dalam botol yang dipegangnya sejak tadi. "Dulu ia sempat tak sadarkan diri berhari-hari. Kami sudah menyerah untuk hidupnya.."
Seokmin sedikit berfikir. "Lalu mengapa kalian hanya diam dan membiarkannya saja? Apakah tak ada pengobatan lain untuk menyembuhkannya?"
Hanya gelengan yang diberikan Mingyu. "Dia pernah menjalani operasi, tapi penyakitnya malah kembali dan menyerangnya lebih parah. Tak ada cara. Kami sedang berusaha mencarikan jantung baru untuknya.."
"Oh," tanggap Seokmin. Tak banyak namun cukup mewakili bahwa dia mengerti. "Jadi apakah dia akan kembali kesini?"
"Entah. Mungkin tidak dalam waktu dekat," jawab Mingyu sedikit mengambil jeda dan menatap Seokmin.
"Seokmin.."
"Ya?"
"Kau belum menjawab pertanyaanku!"
Seokmin mengerutkan keningnya. "Pertanyaan yang mana?" tanyanya bingung.
"Dari sikapmu selama ini bahkan hingga kemarin. Aku masih belum menemukan jawaban apakah kau membenci Wonwoo?"
"Jangan tanya.."
"Kumohon jawab aku!" potong Mingyu dengan cepat. "Tanyakan pada hatimu.."
Seokmin menunduk dalam dan menghembuskan nafasnya lelah. "Aku tak membencinya. Aku hanya benci pada diriku! Pada keadaan!" ungkapnya.
Mingyu mengerti pada akhirnya. Ia tahu dengan persis Seokmin tak seburuk pikirannya kemarin. Ia tahu Seokmin tak mungkin membenci Wonwoo yang tak tau menau. "Syukurlah," tanggapnya.
...
Sekian bulan berjalan..
Seokmin dengan hidupnya. Persembunyian atas dirinya dari Wonwoo pun masih berlangsung. Bahkan Seokmin belum dapat kembali menapaki asramanya juga sekolahnya. Berulang kali ia menangis dan merengek namun tak ada yang pernah memenuhi inginnya kali ini.
Dengan terpaksa sesekali Seokmin berkunjung bersama Mingyu. Menghibur Wonwoo yang tiada hentinya marah pada keluarganya. Membuatkan Wonwoo gambar-gambar yang kini memenuhi ruangan kamarnya. Membantu Wonwoo menyamakan pelajaran yang mereka dapat di sekolah.
Meski tak jarang Seokmin berputus asa saat harus menjadi orang lain di hadapan Seungcheol dan juga sang ayah. Ada pula sang ibu tiri yang terus saja meminta maaf atas semuanya pada dirinya.
Semua terasa buruk. Namun entah mengapa Seokmin terlihat menikmati hidupnya kini..
Di waktu yang terik di musim panas di Korea. Pada saat itu akhirnya Wonwoo kembali ceria karena semua keluarganya mengajaknya pergi dari rumah untuk mengunjungi kediaman Mingyu. Katakanlah mereka sedang berlibur..
"Ah! Seokmin juga ada disini!" pekik Wonwoo. Ia turun dari mobil dan langsung menerjang Seokmin. Semua orang tahu betapa Wonwoo mengagumi seorang Seokmin. Wonwoo begitu menempel pada Seokmin.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGEUSIA ✔
Ficção AdolescenteBROTHERSHIP AREA Akan seperti apa di penghujung cerita nanti? Original Story by ®MinaHhaeElf