Seokmin mengerjapkan matanya perlahan. Suara burung di luar sana membuatnya terbangun dari tidurnya. Juga ada cahaya yang masuk ke dalam alam bawah sadarnya untuk menariknya agar segera terbangun. Ia lalu menggosok kedua matanya. Rambutnya masih kusut dan ia terlihat bingung.
Begitu sepi. Sepi dan dingin..
Bahkan disaat kaki-kaki Seokmin menapaki lantai lain di ruangan tersebut, seperti tak ada penghuni lain disana selain dirinya. Ada sedikit suara yang ia tangkap dari arah dapur hingga kakinya melangkah menuju ke arah suara.
"Seokmin, kau sudah bangun sayang. Mari sarapan.."
Sosok ibu dilihatnya kini. Ibu seorang Wonwoo. Ibu Seungcheol, dan juga ibunya. Hati Seokmin mencelos meski bukan menunjukkan sebuah kekecewaan. Ia tak kecewa akan keberadaan sosok tersebut. Karena sang ibu nyatanya begitu baik padanya..
"Duduklah.."
Seokmin duduk atas titah sang ibu. Di meja telah hadir beberapa hidangan masakan untuknya. Dan Seokmin mengernyit. Hanya ada semangkuk nasi, bersama dengan lauknya yang hanya sedikit. Semua terlihat hanya untuk satu orang saja. Sedang sang ibu tengah sibuk memasukkan beberapa kotak makan ke dalam sebuah tas.
Hanya pandangan aneh yang Seokmin berikan pada hidangan paginya membuat sang ibu harus menepuk pundaknya perlahan. "Apa masakan ibu tak sesuai dengan seleramu?" tanyanya.
"Oh!" Seokmin menjadi merasa bersalah. "Tidak. Bukan begitu.."
"Jika begitu makanlah.."
Ingin Seokmin bertanya, 'kemana semua orang?', namun ia terlalu ragu mengingat ada sedikit sisa marahnya untuk sang hyung.
Ia putuskan untuk tak banyak bicara dan akan mulai menyentuh makananya setelah berkata, "terima kasih, ib- ibu.." dalam nada ragu dan sedikit terbata.
Sang ibu menjadi tersenyum dan mengacak rambut Seokmin. "Tak usah sungkan sayang.." imbuhnya dan mempersilahkan Seokmin menikmati makanannya, sedangkan ia sendiri mengundurkan diri dari ruang makan tersebut dengan alasan lain.
Miris. Meski sudah terbiasa dengan makanan yang tak berasa, entah mengapa Seokmin terlihat ingin menikmati atau setidaknya mencicipi rasa dari masakan sang ibu barunya kini.
Dilihatnya sepotong daging yang tengah disumpitnya. "Seharusnya ini gurih dan manis kan?" tuturnya.
Ah! Kembali Seokmin menggelengkan kepalanya dengan kecewa. Sudah lama sekali ia tak mengecap gurih dan manis yang baru saja diucapkan olehnya. Mungkin ia sendiri sudah lupa bagaimana rasanya..
"Seokmin-ah.."
Sang ibu kembali dengan tubuh yang lebih segar. Ia nampak bergegas untuk pergi. "Ibu akan ke rumah sakit sekarang.."
"Rumah sakit?" tanya Seokmin dengan heran.
"Itu.." ucap sang ibu ragu. "Semalam Wonwoo demam tinggi. Kau tahu demam saja akan membahayakan nyawanya.."
Seokmin tertegun dibuatnya. Bahkan semalaman dirinya tertidur lelap dan tak tahu menau soal hal tersebut. Dilihatnya sang ibu yang membawa tas berisi beberapa kotak makanan di dalamnya.
"Ibu akan pergi. Baik-baiklah di rumah. Atau kau memilih untuk pergi sekolah?"
Seokmin menunduk dalam. Terlalu lama memang dirinya tidak mengecap pelajaran di sekolahnya. Sebulan lebih mungkin. Seharusnya dirinya harus bergegas kembali ke sekolahnya. Namun ada hal lain yang mendesaknya kali ini. Dan ia menawarkan diri pada sang ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGEUSIA ✔
Teen FictionBROTHERSHIP AREA Akan seperti apa di penghujung cerita nanti? Original Story by ®MinaHhaeElf