Chapter 14

984 93 0
                                        

Tiba di hari pertama dirinya sekolah.

Seokmin, hanyalah seorang yang pendiam. Tak banyak bicara dan hanya senang melakukan apapun seorang diri.

Seolah tak ingin terjamah oleh siapapun, begitulah dirinya. Tak ada yang dikenalnya. Tak ada rasa suka saat para siswi menggoda, serta memuji ketampanannya. Ia? Diam saja..

Termasuk saat ini. Saat dirinya telah menapaki masa istirahat di hari pertamanya tersebut. Ia hanya menyinggahi atap di gedung kelasnya. Meratapi panasnya sinar matahari yang langsung menyengat tubuhnya, hingga..

Puk.

Satu lembar kertas berbentuk kapal terbang menyentuh kepalanya. Ia menoleh dan?

"Aku masih ingat, kau yang menolongku malam itu!"

Seokmin hampir tercekat saat melihat siapa yang datang, juga mendengar suara yang sempat ia dengar beberapa hari lalu. Itu adalah Wonwoo. Saudara tirinya.

"Kenapa kau selalu menghindariku? Aku hanya ingin berterima kasih.."

Seokmin bungkam. Tak sedikitpun berniat menjawab pertanyaan dan juga ucapan terima kasih yang terlontar dengan tulus itu.

Ia hanya pandangi Wonwoo tanpa arti apapun, dan lalu memungut kapal terbang mainan kertas yang di lempar Wonwoo padanya barusan, lalu kembali menerbangkannya ke arah bawah dari atap tersebut.

"Mengapa kau tak menjawabku?" cetus Wonwoo.

Seokmin menghela nafasnya, dan hampir saja mendengus, mengutarakan ketidaksukaannya namun, itu tak ia lakukan.

Pada sisi pembatas atap ia sandarkan kedua tangannya sambil memandangi pemandangan di bawah sana. "Memangnya apa yang harus kukatakan padamu? Tak ada."

Wonwoo mengangkat wajahnya. Ada raut bahagia dan lega yang terpancar setelah mendengar suara Seokmin - orang yang telah menolongnya dan berhasil mengambil satu perhatian darinya. Maka iapun segera menjawab.

"Tidak ada! Kau tak perlu mengatakan apapun.." ucapnya. Dilihatnya Seokmin mengangguk kecil.

"Hanya, bisakah kita berteman?"

Seokmin tertegun. Helaian angin yang lumayan kencang menerpa wajah dan juga rambutnya. Ia kembali tak bergeming - tak berkata.

Butuh perjuangan baginya, untuk menjawab satu pertanyaan singkat dari mulut Wonwoo. Ada begitu banyak pertimbangan yang melibatkan batinnya sendiri.

"Kurasa tidak akan buruk jika kita berteman kan?" harap Wonwoo.

Namun Seokmin hanya diam saja bahkan tak menatapnya kembali, membuatnya kecewa. "Apa kau tahu soal masalahku kemarin?" ungkapnya. "Kau tak suka pada anak tiri sepertiku?"

Hening..

Jika harus Seokmin katakan, itu benar! Tapi bukan hanya masalah status Wonwoo yang menjadi seorang yang tiri. Seokmin bahkan bersumpah dalam hatinya ia tak pernah mempermasalahkan itu pada siapapun.

Tapi ayolah! Mereka terlibat satu sama lain. Mereka memiliki keterkaitan satu sama lain meski Seokmin sadar, Wonwoo tak tahu menahu.

AGEUSIA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang