Chapter 19

843 81 1
                                    

Mingyu tengah berjalan bersama sebuah buku di salah satu tangannya. Istirahat sedang berlangsung, dan ia memilih mengunjungi perpustakaan dengan alasan, ingin mencari buku untuk tugasnya. Namun ia tak pernah melupakan janjinya untuk menjaga seorang Wonwoo yang nyatanya, menunggunya di kantin sekolah.

Menapaki sebuah kantin, ia dapat melihat Wonwoo sedang terduduk dengan game di tangannya.

Mingyu menghentikan langkahnya dan bersandar pada dinding di dekatnya. Ingin mengamati Wonwoo dari kejauhan saja. Kemudian ia terlihat berdecak sambil menggelengkan kepalanya.
Mungkin tak mengerti, mengapa Wonwoo lebih memilih menghabiskan waktunya dengan bermain game di kantin sana, sementara ada banyak makanan yang menunggu.

Hingga kemudian nampak, beberapa anak yang menghampiri Wonwoo. Ada sekitar empat orang yang kini mengitari Wonwoo. Wonwoo yang sontak, menyimpan game di tangannya, lantas mulai berdiri memandangi tiap siswa yang mengerubunginya.

Dari kejauhan Mingyu dapat melihat gurat wajah Wonwoo yang mengeras. Ia juga dapat menangkap gerak bibir Wonwoo yang berucap, "ada apa lagi?" hingga membuat Mingyu mulai gelisah saat salah satu di antaranya mencengkram kerah seragam Wonwoo.

Baru Mingyu akan mendekat namun ia dikejutkan akan sosok Seokmin yang datang dari arah lain dengan senampan makanan di tangannya. Dia terlihat datar-datar saja meski..

BRAK.

Terdengar suara keras saat Seokmin sedikit menendang salah satu kursi yang masih merupakan anggota dari kursi di meja yang ditempati Wonwoo.

Mingyu mengerti maksud Seokmin yang ingin menggeser kursi agar ia bisa terduduk, diselubungi niat menggertak?

Ajaib memang. Membuat Mingyu kali ini menarik dua ujung sudut bibirnya. Padahal Seokmin terduduk tenang setelahnya itu namun, keempat anak yang tadi terlihat galak kini melemah, terlihat bergetar dan mengundurkan diri satu persatu.

Dengan segara Mingyu menggeleng heran, melihat Seokmin yang makan dengan santainya, bahkan terlihat mengajak Wonwoo untuk makan bersamanya.

Mingyu tak tahu seberapa mengerikan Seokmin meski, ia tahu persis bagaimana Seokmin menghabisi anak-anak tadi, yang beberapa hari lalu itu mengganggu Wonwoo.

Beberapa menit, sepertinya ia harus turut bergabung bersama Seokmin dan Wonwoo, semenjak terdengar satu bunyi berat dari dalam perutnya. Namun kembali langkahnya tertahan, saat mendapat panggilan tiba-tiba dengan layar ponselnya yang menampakkan nama Seungcheol.

"Hallo hyung.."

Mingyu, dengan senyumnya berbicara pada Seungcheol di ujung sana. Hingga di percakapan selanjutnya, ia menjadi sedikit terkejut.

"Apa? Ke Amerika?" tanyanya.

Ia nampak berhati-hati pada percakapan selanjutnya. "Kau akan menemui Seokmin? Bukankah kau banyak pekerjaan, hyung?" tanyanya terdengar sedikit ragu.

"Aku sudah mendapat ijin dari ayah. Aku berangkat mungkin lusa. Wonwoo tidak akan pulang dalam waktu dekat ini kan? Jangan beritahu soal keberangkatanku padanya. Aku hanya sebentar.."

"Tapi.." ucap Mingyu tertahan.

Ia sungguh merasa sangat bingung. Bagaimana mungkin ia membiarkan Seungcheol pergi untuk menemui Seokmin sedang Seokmin sendiri berada di Korea? Bahkan bersama Mingyu kini. Otaknya terus memutar mencari alasan sementara Seungcheol banyak berkata di ujung sana.

AGEUSIA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang