Chapter 29

883 81 9
                                        

Kembali menapaki hari yang cerah. Namun tak secerah wajah Seungcheol. Yang mana Seokmin tahu sang hyung baru saja mendapat sambungan telpon dari Korea. Mungkin ada sebuah kabar mengejutkan dari sana. Seokmin tak tahu, hingga dirinya harus menepuk bahu sang hyung.

"Ada apa hyung?"

Seungcheol berubah panik meski belum mengatakan apapun. Bibirnya bergetar dan kakinya bergerak gelisah.

"Bagaimana aku mengatakannya!" ucap Seungcheol dalam nada gusar. Berulang kali pula ia usap kasar wajahnya.

"Katakan hyung! Apa yang terjadi sebenarnya!" tuntut Seokmin tak sabar. Ia menarik-narik kaos yang dikenakan Seungcheol agak kencang. "Jangan membuatku hawatir!"

"Baru saja Mingyu mengatakan, Wonwoo.."

"Wonwoo kenapa?"

"Dia kritis Seok. Dia.."

Seokmin terhenyak seketika. Ia menatap Seungcheol lama dengan nafas yang tak henti di tahannya. Menahan rasa terkejut yang kian memuncak. "Jika begitu kau harus cepat pulang!"

"Kau tahu aku tak bisa meninggalkanmu!"

Sejenak keduanya larut dalam fikiran masing-masing. Terlebih Seokmin yang nampak berfikir keras. Berulang kali ia memutar matanya hingga satu jawaban ia berikan.

"Aku akan ikut pulang! Kau harus menemuinya hyung.." ujar Seokmin.

Bahkan dengan tak sabar ia menarik lengan Seungcheol dan membawa sang hyung menuju kamar. Tangannya dengan tergesa membenahi barang-barang miliknya.

"Seokmin, hyung tak ingin memaksamu.."

"Kau bicara apa!" bentak Seokmin. "Wonwoo membutuhkanmu!" sentaknya.

"Tapi.."

Segera Seokmin membuang keras nafasnya sambil berkacak pinggang. Ia terlihat jengah akan kelalaian sang hyung dalam mengambil keputusan di saat genting.

"Mungkin memang seharusnya kita kembali hyung. Cepatlah atau aku berubah pikiran!"








...










Tiada hentinya Mingyu melirik ke arah pintu ruangan yang ditempatinya kini. Wajahnya yang terbiasa tenang kini terlihat sedikit gusar. Padahal saat itu seharusnya ia lebih fokus pada yang lain. Tapi matanya kembali dan kembali memutar ke arah pintu. Hingga teriakan keras terdengar atas namanya.

"Sebenarnya apa yang kau lihat Mingyu! Sejak tadi kau hanya melihat pintu! Ada yang salah dengan pintunya?!"








...









Tak memakan waktu berhari-hari bagi keduanya untuk kembali menapaki tanah kelahiran mereka. Kini mereka telah tiba dan menghuni salah satu taksi menuju kediaman mereka meski salah satu di antaranya merasa heran akan tujuannya saat ini.

"Kukira Wonwoo di rumah sakit.."

Seungcheol terlihat melirik Seokmin setelah Seokmin bertanya padanya. "Kita harus menyimpan barang kita terlebih dahulu Seok. Baru menemui Wonwoo.."

Seokmin hanya mengangguk mengiyakan. "Lalu aku tidur denganmu?"

"Untuk sementara ya. Simpan barangmu di kamarku saja dulu.."

Keduanya akhirnya diam dan memilih tertidur selama perjalanan. Sekitar setengah jam dari bandara akhirnya mereka tiba tepat di depan pekarangan rumah yang cukup megah. Keduanya turun dari taksi.

Mungkin ada perasaan lain bagi Seokmin. Jantungnya berdegup kencang. Hatinya kian berdesir. Terlihat sangat, bahwa dirinya kini tengah merasa ragu untuk kembali. Takut akan reaksi apa yang di dapatnya meski ia sadar, Wonwoo sedang tak ada disana. Karena sesungguhnya sosok Wonwoo lah yang membuatnya ragu selama ini.

Seungcheol menepuk pundak Seokmin dan lalu sedikit menarik Seokmin agar berjalan lurus ke arah kediaman mereka. Dan pintupun terbuka dengan sepi yang menyambut. Namun..

"Mingyu! Kau ada disini?" kaget Seokmin yang melihat Mingyu dari arah dapur dengan segelas air putih di tangannya.

"Seokmin!" pekik Mingyu dengan senyum di wajahnya. Ia lantas memeluk Seokmin dan Seungcheol bergantian.

"Kalian pulang!" sambutnya.

Seungcheol berdehem setelahnya, dan lalu memandang Mingyu entah dalam artian apa. Sedang Seokmin sibuk dengan bingungnya.

"Mingyu! Wonwoo? Bukankah.."

"Sebaiknya kau simpan dulu barangmu di kamarku di atas Seok. Ada yang ingin hyung bicarakan dengan Mingyu," potong Seungcheol tiba-tiba.

Seokmin tak banyak berkomentar setelahnya. Ia hanya membawa tasnya dan milik Seungcheol yang cukup berat. Ditujunya lantai atas dimana kamar Seungcheol berada. Ia melangkah dengan sedikit gontai karena terdapat satu pemikiran aneh di kepalanya. Tak sadar saat dirinya melewati sebuah kamar yang mana..

Klek..

Pintu menuju ruangan tersebut tiba-tiba saja terbuka dan mengagetkan Seokmin karena sosok yang muncul dari pintu tersebut.

"WONWOO?!" pekiknya terkejut bercampur rasa heran yang kian menjadi.

Seokmin mencoba mendekati sosok Wonwoo di ambang pintu dan berkata terbata. "Bagaimana bi.."

Blam!

Belum sempat Seokmin melanjutkan kata-katanya, pintu tersebut tertutup kembali dengan keras tepat di depan wajahnya.

Apa yang dilihatnya? Itu adalah seorang Wonwoo yang nampak baik-baik saja. Bahkan dirinya masih mampu membanting pintu sekeras itu.

Lalu siapa yang mengatakan Wonwoo kritis?

"Seok.."

Seokmin mengepal erat tangannya. Kini ia sadar apa yang telah terjadi. Perlahan ia membalik tubuhnya hingga dapat dilihatnya Mingyu dan Seungcheol yang berdiri cukup jauh darinya.

Tatapan matanya lurus menghadap sang hyung dengan gurat wajah yang mengeras.

"JELASKAN!" pintanya dalam nada marah yang nampak ditahan olehnya.










TBC

AGEUSIA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang