"Aku tidak mau!"
Seokmin terus menjerit keras tiada henti. Sang ibu yang berniat menghukumnya, menjadi urung saat mendengar tangis Seokmin yang lebih keras dari sebelumnya. Dia menolak saat sang ibu akan menenangkannya. Ia meronta saat sang ibu hendak memeluknya dan menggendongnya.
"Seokmin jangan menangis lagi, sayang. Maafkan ibu, ya?"
Seokmin menggeleng keras dan bergulingan di atas tempat tidurnya. Ditendangnya selimut disana, bantal-bantal yang tersisa hingga berantakan. Namun bukan ini yang membuat sang ibu resah. Seokmin semakin menjerit keras membuatnya khawatir.
Diliriknya bagian jendela di kamar Seokmin, yang memampangkan pemandangan halaman depan kediamannya di luar sana. Belum ada tanda-tanda ada orang lain disana, padahal ia berharap Seungcheol yang baru saja dihubunginya akan segera datang. Ia mendesah kecewa..
...
"Kenapa berhenti disini?"
Seungcheol bingung pada sang ayah yang menghentikan mobilnya beberapa meter sebelum tempat tujuan mereka, kediaman sang ibu.
"Suasana akan menjadi kacau jika ibumu melihat ayah.."
Seungcheol menghela nafasnya. "Tidakkah ayah ingin memperbaikinya? Setidaknya di hadapan kami?" tanyanya dengan nada miris.
"Bersikaplah manis pada ibu, setidaknya di hadapan kami!" cetusnya namun tak ada sama sekali, kata yang memaksa sang ayah untuk mengantarnya hingga halaman depan rumah ibunya.
Tidak apa-apa ia fikir, dan lalu turun dari mobil setelah sempat diucapkannya kata terima kasih pada sang ayah yang telah mengantarnya.
"Ayah akan menunggu disini, Cheol...."
Seungcheol tak menjawab meski mendengarnya. Ia hanya berjalan, dengan sedikit cemas, karena tangis Seokmin mulai ia dengar. Terlebih saat kakinya menapaki halaman depan rumah itu. Ia menjadi cemas, dengan jantung yang berdegup kencang.
'Seokmin' dan 'Seokmin' yang ada dalam benaknya.
Dan, tanpa harus mengetuk, pintu terbuka menampakkan sang ibu yang langsung menyambutnya penuh haru.
"Kau datang! Masuklah, Seokmin terus menanyakanmu, Seungcheol. Dia menangis dari satu jam yang lalu.."
Seungcheol mengangguk dan menuruti sang ibu. Ia menuju kamar yang ditujukan sang ibu padanya, dimana jeritan Seokmin, terasa sekali disana, semakin keras ia dengar.
"Seokmin-ah...." panggil Seungcheol agak keras, mencoba menyadarkan Seokmin akan kedatangannya.
Ia melihat Seokmin yang tertidur di atas tempat tidurnya diiringi tangisnya. Mungkin ia sudah sedikit lelah karena menangis terlalu lama.
Ya. Bocah itu mendengarnya. Mendengar suara sang hyung dan membuat tangisnya berganti dengan cegukan-cegukan kecil dalam waktu dekat. Hingga ia mendapati Seungcheol di ambang pintu kamarnya. Ia mengusap wajahnya yang basah dengan lengannya, dan lalu turun dari ranjangnya, serta melangkah kecil menuju ke arah Seungcheol.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGEUSIA ✔
Genç KurguBROTHERSHIP AREA Akan seperti apa di penghujung cerita nanti? Original Story by ®MinaHhaeElf