Hari dimana Wonwoo berjuang keras, bertahan dengan sakitnya kini sedikit meringan. Jika pada awalnya bahkan ia tak mampu untuk terbangun dari ranjangnya, terjangkit demam yang tinggi, kini demamnya mereda meski masih meninggalkan jejak pucat pada kulit di wajahnya.
Dua hari ia harus benar-benar beristirahat di rumahnya. Kali ini, terdengar ribut kecil dari rumah tersebut.
"Aku ingin ikut hyung!" rengek Wonwoo pada Seungcheol yang tadinya bermaksud berpamitan pada Wonwoo.
Seungcheol menjadi cemas. Termasuk saat Wonwoo akhirnya mencoba bangkit hingga terduduk. Matanya yang sayu menatap penuh harap. Bibirnya yang kering bergumam-memohon.
"Tapi Won, sebaiknya kau gunakan akhir pekan ini untuk beristirahat agar hari senin kau pulih dan bisa kembali sekolah, hm?" bujuk Seungcheol sambil membenahi rambut kusut Wonwoo.
Wonwoo menggeleng yakin. Ia begitu keras dengan inginnya kali ini. "Aku ingin melihat kompetisi renang itu, hyung. Aku berjanji.."
Seungcheol bernafas keras, menghentikan ocehan Wonwoo. "Jangan banyak berjanji Wonwoo. Itu tak baik.."
"Tapi.." sela Wonwoo begitu murung.
"Baiklah, baiklah kau ikut. Hyung bantu untuk bersiap-siap sekarang.."
Sementara di tempat lain, Seokmin datang menghampiri Mingyu. Dengan kaus hitam tak berlengan. "Kau sudah siap untuk hari ini, huh?" tantangnya.
Satu ujung bibir Mingyu terangkat, bahkan di saat Seokmin terlihat meledeknya kali ini. Ia hanya mampu mengangkat kedua bahunya tak peduli.
...
Ada banyak hal di dunia ini, yang terjadi atas ketidaksengajaan, ataupun sebuah kesengajaan yang dibuat. Termasuk Mingyu yang tersenyum saat melihat kedatangan Seungcheol dan juga Wonwoo.
Awalnya Mingyu menjadi murung, melihat Wonwoo datang dengan terduduk di atas kursi rodanya dibantu Seungcheol. Menandakan sakit Wonwoo kali ini benar-benar buruk. Wonwoo sakit, adalah di luar rencananya.
Mingyu tatap Seungcheol, yang berarti bahwa ia menanyakan kondisi Wonwoo dari tatapan itu. Namun Seungcheol mengangguk sambil mengangkat satu tangannya, menandakan bahwa semua masih dapat ia kendalikan. Semua masih baik-baik saja membuat Mingyu lega.
"Wonwoo! Kenapa kau ikut jika sedang sakit, huh?" tanya Mingyu, berjongkok menyamakan posisinya dengan Wonwoo yang tengah terduduk.
"Aku tak mengundang orang sakit!" dengusnya namun, sambil merapatkan jaket Wonwoo. Mulutnya yang tajam, tak mampu mematahkan perhatiannya terhadap Wonwoo.Dan Wonwoo masih dapat membalas sepertinya. "Kupukul kau jika aku tak sedang sakit!" katanya dalam nada yang lemas.
Mingyu hanya mencibir setelahnya, diikuti tawa ringan dari Seungcheol. Setelah dirinya memastikan Wonwoo baik-baik saja, ia ajak Wonwoo dan Seungcheol untuk menempati salah satu bangku penonton.
"Kemarilah hyung," ajak Mingyu, menunjuk pada sebuah pintu untuk bergabung bersama penonton lainnya. "Karena kompetisi ini khusus untuk siswa, maka hanya keluarga siswa yang datang. Sepertinya tidak akan terlalu banyak," jelasnya.
"Orang tuamu kemari?"
Mingyu mengangguk. "Mereka sudah menunggumu disana.."
Ketiganya berlalu, meninggalkan satu sosok di antara banyak tempat tersembunyi disana. Tangannya mengepal erat dengan tatapan tajamnya, mengarah pada Seungcheol. Bibirnya bergumam tak jelas dengan air mata yang mulai tertumpah.
"Sialan kau Kim Mingyu! Kau menipuku, huh?"
...
KAMU SEDANG MEMBACA
AGEUSIA ✔
Teen FictionBROTHERSHIP AREA Akan seperti apa di penghujung cerita nanti? Original Story by ®MinaHhaeElf