Chapter 43

812 80 9
                                        

Seokmin bungkam ketika Seungcheol tengah mendorong kursi rodanya, membawanya keluar dari ruangan terapy.

Ia hanya diam dengan keringat membasahi wajah dan juga tubuhnya yang lain. Membuat Seungcheol tiba-tiba bertanya, "Apa kau tak merasa ngilu?"

"Huh?"

Sekali lagi Seungcheol harus mengulang pertanyaannya, karena Seokmin nampak tak menangkap pertanyaannya dengan utuh.

"Apa saat terapy tadi, kau tak merasakan sakit sedikitpun pada kakimu?" ulangnya.

Lama Seokmin tak menjawab, atau memang tak berniat untuk menjawabnya.

Bahkan ketika Seungcheol telah sampai mengantar Seokmin hingga menuju ruangannya. Tepat di sisi ranjang Seokmin. Ia menatap Seokmin yang terlihat melamun dalam posisi duduknya.

"Seok?" panggil Seungcheol.

"Hm?" jawab Seokmin dengan cepat dan menatap Seungcheol.

Seungcheol heran. Satu bukti bahwa Seokmin tidak melamun. Namun ia merasa ada yang lain dengan sorot mata Seokmin.

"Kau baik-baik saja?" tanya Seungcheol. Ia lalu menyentuh lutut kiri Seokmin. "Katakan jika sakit. Jangan ditahan!" peringatnya.

Namun Seokmin menggeleng keras. "Sungguh tidak sakit!" kilahnya.

Ia segera menarik kain pada baju sang hyung. "Hyung akan mengajakku bertemu Wonwoo, kan? Kau berjanji padaku tadi!" ucapnya tiba-tiba.

Seungcheol menghela nafasnya. "Mungkin tidak sekarang," jawabnya sambil menyibak rambut di kening Seokmin.

Helaian rambut Seokmin yang nampak basah. Ia tengah menyeka keringat di wajah Seokmin dengan telapak tangannya. mengusap wajah yang nampak lelah dan pucat itu dengan lembut. "Kurasa kau lebih butuh banyak istirahat," ungkapnya.

Tak ada rengekan atau ucapan yang membuat Seokmin nampak keras kepala. Kali ini Seokmin hanya diam sambil berkedip perlahan. Matanya nampak sayu, dan seperti berat untuk ia gerakkan. Diusapnya kedua mata itu, lalu berkata "sepertinya aku mengantuk," dalam nada pelannya.

"Aku akan tidur setelah memastikan Wonwoo baik-baik saja. Aku ingin melihatnya sebentar saja."

Seungcheol menggeleng. Ia sedikit mengangkat tubuh Seokmin dari posisinya. Ia bantu Seokmin untuk terbaring di tempat tidurnya.

"Hyung yang akan melihatnya nanti. Dan hyung yakin dia baik-baik saja. Tidurlah.."

Entah, mungkin ini nampak aneh! Seokmin benar-benar seperti telah kehilangan tenaganya. Ia tak mempertahankan inginnya kali ini. Tak bersikap terlalu manja, dan dengan cepat menutup matanya sesuai dengan perintah sang hyung. Ia jatuh terlelap ke dalam tidurnya dengan cepat.

Tersisa Seungcheol yang menyelimuti Seokmin. Sejenak menatap wajah sang dongsaeng dan lalu mengusap rambutnya. Ia sedikit tersenyum dan lalu meninggalkan Seokmin yang sudah nampak jauh terbawa ke alam mimpinya.




...






AGEUSIA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang