Chapter 20

1K 88 1
                                        

"Ibu akan membawa Wonwoo berobat rutin hari ini? Bukankah biasanya di awal bulan?"

Seungcheol bertanya pada sang ibu yang tengah bersiap, terbalut dandanan cantiknya.

"Ibu dengar kau akan ke Amerika? Ibu pikir akan lebih baik membawanya sebelum kau pergi nanti, Cheol.." ujarnya sambil mengelus lembut pipi lembut Seungcheol dan memberikan senyum tulusnya.

"Ibu sudah tahu?"

"Tentu saja! Ayahmu sudah mengatakannya pada ibu," tutur sang ibu.

Seungcheol menjadi tersentuh. "Kau selalu membuatku merasa bersalah padamu.." ungkapnya.

"Kenapa?"

"Ibu, maaf jika selama ini aku tak dapat menyembunyikan rasa rinduku pada Seokmin dan juga 'ibu' ku disana. Sejujurnya, aku merasa buruk akan hal ini padahal, kau begitu menyayangiku.."

"Apa yang kau bicarakan?" sela sang ibu.

"Semua ku anggap wajar. Kau merindukan mereka, karena mereka, ibumu dan juga saudara kandungmu. Hanya saja, aku tak akan bosan padamu, untuk memintamu menjaga Wonwoo untukku. Hanya itu saja.."

Kembali Seungcheol tuangkan senyum harunya. "Tentu saja bu. Akupun menyayanginya.."

"Ibu senang mendengarnya.."

Percakapan terhenti dengan sang ibu yang terlihat terburu-buru untuk berangkat. "Sebetulnya ibu belum menghubungi Wonwoo dan belum meminta ijin pada sekolahnya. Ibu harus bergegas.."

"Tak ingin ku antar bu?"

Hangat. Keduanya nampak hangat bahkan sang ibu sempat mencium salah satu pipi Seungcheol. "Tak usah sayang. Sebaiknya selesaikan pekerjaanmu sebelum kau pergi nanti.."

"Hm. Hati-hati dijalan.."

Begitulah pertemuan itu berakhir. Menyisakan satu kelegaan bagi Seungcheol, membuat hatinya berjanji bahwa, 'aku akan selalu menjaga kalian, aku janji!'






...








"Yak! Aku lelah! Kenapa kalian tak ingin mengalah sama sekali sih!"

Mingyu dan Seokmin, naik dari dalam air dan mendudukkan diri mereka di tepian kolam. "Yak! Mana ada yang seperti itu!" decak Mingyu. "Mana mungkin peserta akan saling mengalah nantinya!"

Seokmin hanya menggaruk helaian rambut basahnya, dan memainkan setengah kakinya yang masih ia celupkan ke dalam air. Ia tak berniat menanggapi pertikaian mulut di antara Mingyu dan Wonwoo. Aneh dirasanya melihat Mingyu yang terlihat sedikit banyak bicara. Tapi biarlah..

Siang begitu terik, namun ketiganya masih sibuk memanggang dirinya di bawah sinar matahari di pinggiran kolam. Padahal sejak tadi Mingyu berucap "jangan berdiri dibawah sinar matahari Won! Berteduhlah!"

Terus Mingyu berkata dan tak mendapat sambutan dari Wonwoo. Hasilnya, perlahan Wonwoo mulai terlihat lelah. Keringat mengucur dari tiap permukaan kulitnya. Nafasnya mulai terasa berat, hingga ia harus berjongkok tanpa mampu ditahannya.

AGEUSIA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang