Tiga hari.
Seokmin masih berada di tempat yang sama. Namun kali ini lain. Bahkan Seungcheol tak masuk sekolah, karena kondisi Seokmin.
Awalnya, dari lidah Ssokmin yang terlihat berbeda dengan sebelumnya. Bibirnyapun mengering.
Ada sang paman, yang juga cuti dari kerjanya bahkan.
"Dia tak bicara dan juga tak ingin menyentuh makanan sejak kemarin sore, paman.." adu Seungcheol.
"Seokmin sayang, katakan pada paman, apa yang kau rasakan, hn? Kenapa kau tak ingin makan apapun?"
Seungcheol mengamati Seokmin yang akhirnya menggeleng lesu.
"Apa dokter mengatakan sesuatu?"
Dan Seungcheol menggeleng. "Dokter memilih bertemu dengan ibu atau ayah, paman. Ia bilang, ini penting. Apa terjadi sesuatu yang serius dengan Seokmin? Bisakah paman saja yang mewakili mereka? Ayah dan ibu belum kemari.."
Satu genggaman tangan, Seungcheol rasakan dari Seokmin, pada lengannya. "Ada apa, Seok? Kau butuh sesuatu?" tanyanya, namun Seokmin menggeleng dan mengajak Seungcheol untuk terduduk di sisi ranjangnya.
"Aku ingin tidur saja!" cetus Seokmin.
Sang paman mengangguk. "Kau temani dia, paman akan menemui dokter.."
...
Tak Seungcheol sadari, ia tertidur di samping Seokmin. Ia terbangun saat mendengar ribut dari arah luar ruangan rawat Seokmin.
Seokmin sendiri masih terlelap sepertinya, sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore hari.
Sambil mengusap kedua matanya, Seungcheol mencoba keluar. Namun ia tertegun di ambang pintu dan mencoba menguping percakapan di luar sana.
"Aku akan membawa Seokmin ke Amerika. Nenek dan kakeknya juga ada disana dan ingin bertemu dengan cucu mereka! Aku akan membawanya berobat disana.."
"Jangan berlebihan! Seokmin baik-baik saja. Ia masih bisa sembuh walaupun berobat disini.."
"Aku akan pulang ke Amerika!"
"Itu urusanmu. Jika ingin pulang, kau pulang saja tanpa anak-anak. Tidak Seungcheol, ataupun Seokmin!"
"Tapi siapa yang akan mengurus mereka jika tidak ada aku disini? Sedangkan kau telah memiliki keluarga baru!"
Kriet..
Pintu ruangan Seokmin terbuka, membuat keduanya diam seketika. Terlebih Seungcheol yang membuka pintu itu. Keduanya masih ingat, bagaimana Seungcheol yang marah, karena pertengkaran mereka.
"Apa yang terjadi pada Seokmin? Dia sakit apa?" tanya Seungcheol, hampir berbisik.
Di tatapnya sang ibu, lalu sang ayah, dan oh! Ternyata ada sang paman di ujung yang lain. "Paman.." lirihnya memanggil pamannya. "Seokmin kenapa?"
"Dia.."
Seungcheol merekatkan jemarinya. Tak ada satupun di antara mereka yang berani memberitahu Seungcheol, membuat pria remaja itu segara melangkah kasar, tanpa mampu dicegah.
...
Bukan hanya Seokmin. Seungcheol semakin kehilangan berat tubuhnya. Beberapa hari ini ia membolos sekolah. Tetap menemani Seokmin, takut jika sewaktu-waktu sang ibu akan benar-benar membawa sang adik ke Amerika.
Ia hanya tahu, Seokmin mengidap sakit yang cukup berat. Setidaknya ia berfikir dan sempat mengutarakan pada paman dan bibinya yang terus memaksanya untuk kembali ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGEUSIA ✔
Teen FictionBROTHERSHIP AREA Akan seperti apa di penghujung cerita nanti? Original Story by ®MinaHhaeElf