Sudah sejak sore tadi, bahkan kini telah mencapai waktu hampir tengah malam. Wonwoo masih berjuang di dalam ICU. Benar-benar buruk kondisinya kali ini. Bahkan semua sudah berkumpul, takut terjadi hal buruk menimpa saudara mereka. Hanya satu orang saja yang diperbolehkan menemani Wonwoo di dalam ruangannya.
Terkadang semua bergiliran untuk menjaganya. Bertabur tangisan, dipenuhi isakan. Tak ada satupun di antara mereka yang bersikap tegar. Suasanapun semakin tak nyaman terasa saat berulang kali Joshua sebagai dokter Wonwoo, harus pulang dan pergi memasuki ruangan Wonwoo.
Sedangkan sisanya menunggu di luar ruangan, di kursi tunggu dengan tubuh yang lelah namun jantung mereka tak berhenti berdetak lebih dan lebih cepat.
"Dimana Seokmin?" tanya Seungcheol tiba-tiba.
Mingyu memutar tubuhnya untuk menghadap ke arah Seungcheol.
"Kupikir dia butuh udara segar hyung. Tadi dia sempat berbincang denganku. Tapi setelah itu pergi entah kemana.."
"Tapi dia belum kembali hingga sekarang! Ini pukul 11 malam Mingyu! Ataukah dia pulang?" cemas Seungcheol.
Mingyu mengangkat bahunya. "Biar kususul saja ya hyung?" tawarnya, dan langsung beranjak dari tempatnya. Ia pergi setelah berpamitan pada kedua orang tuanya yang ada disana.
Tak lama Seungcheol bangkit dan mengekori Mingyu. "Aku akan mencarinya di sekitar rumah sakit. Kau cari dia ke rumah ya?" titahnya. Dan Mingyu hanya mengangguk
Keduanya berjalan beriringan. Saling merangkul berbagi kehangatan di malam yang dingin tersebut. Suasana cukup sepi. Hingga, "hyung.." satu panggilan membuat Seungcheol menghentikan langkahnya. Ada suara yang mendengungkan namanya di antara lorong tersebut. Menggema dengan jelas bagi Seungcheol.
"Kenapa?" tanya Mingyu.
"Apa kau mendengar suara Seokmin memanggilku? Baru saja aku mendengarnya!" ucap Seungcheol.
Mingyu menoleh ke arah belakangnya. Ada beberapa orang yang berlalu lalang. Tapi, "tak ada Seokmin. Mungkin seseorang yang suaranya sama dengan Seokmin?"
"Aku hafal benar suaranya!"
"Tapi tak ada Seokmin disini hyung!" bantah Mingyu.
Seungcheol menyentuh dadanya dan mengusapnya perlahan. Bibirnya mulai terlihat bergetar seiring dengan detak jantungnya yang kian terasa tak nyaman.
"Kita harus menemukannya Mingyu! Firasatku tak enak tentangnya!" ujar Seungcheol.
"Mungkin kau terlalu lelah hyung.."
Seungcheol menggeleng. Ia menatap Mingyu dengan tegas. "Inilah saatnya aku harus mengenalinya! Merasakan keberadaannya! Bahkan aku harus tahu dimana dia dan sedang apa. Apa yang terjadi dengannya? Aku harus tahu meski harus mencari dengan mata hatiku! Aku ingin naluriku sebagai saudaranya hidup kembali.."
Mingyu entah lagi harus berbicara apa. Ia hanya mencoba mengangguk mengerti dan mengajak Seungcheol untuk bergegas.
...
Belum sempat mereka mencari lebih jauh. Keduanya berencana untuk berpencar. Namun, tiba-tiba saja terdengar suara ribut saat sebuah ranjang dorong berlalu melalui keduanya. Berbeda dengan Seungcheol yang tengah berusaha membangun nalurinya untuk Seokmin, ia tercekat!
KAMU SEDANG MEMBACA
AGEUSIA ✔
Fiksi RemajaBROTHERSHIP AREA Akan seperti apa di penghujung cerita nanti? Original Story by ®MinaHhaeElf