Chapter 42

717 87 13
                                    

Seungcheol menapakkan kakinya dengan ragu pagi itu. Ia masih berada di sekitar gerbang tinggi dimana di balik sana, terdapat sebuah kediamannya tercinta. Kediaman yang tak terjamah olehnya beberapa waktu. Cukup lama. Dengan langkah ragu ia menapaki halaman depan rumahnya.

Hampir dirinya menyentuh pintu utama di kediaman Lee tersebut. Dengan ragu ia mendekat ke arah pintu tersebut, meski akhirnya terganggu dengan suara dering ponselnya.

"Hallo.." jawab Seungcheol.

"Seokmin, hyung janji akan mencari mereka hari ini. Berhenti mengingatkanku! Hyung ke rumah sebentar untuk berganti pakaian.." ucap Seungcheol pada Seokmin yang nyatanya menghubunginya dan menanyakan tentang janjinya semalam.

"Jahat sekali! Jadi kau tak akan membiarkan hyung menemuimu jika mereka belum ditemukan, eoh?" decak Seungcheol.

Nampaknya ancaman Seokmin di sana seolah menggelitikinya. Ia tersenyum simpul.

"Lalu kau berani sendiri? Bagaimana kau ke kamar mandi nanti? Kau akan pipis di atas tempat tidurmu?!" goda Seungcheol.

"Mingyu akan menemaniku!"

Begitulah rutukan Seokmin dari ujung sana. Mengomeli Seungcheol yang tak takut akan ancamannya sendiri.

Di sisi lain, percakapan tersebut membuat Seungcheol melupakan ragunya saat memasuki kediamannya. Dengan ringan dan sambil mendengar rutukan Seokmin, ia masuk ke dalam rumahnya tanpa sadar. Sesekali ia lontarkan candaan lain membuat Seokmin terdenger merutuk kesal.

Seungcheol akhirnya tertawa. Ia terus melangkah masuk ke dalam rumahnya tanpa ragu. Ketika hampir menapaki anak tangga yang akan mengantarkannya pada kamarnya, ia tertegun di tempatnya. Ia abaikan Seokmin di ujung sana. Menjauhkan sang ponsel dari telinganya, karena ia harus fokus untuk mendengarkan hal lain.

Dengan ragu Seungcheol mengganti arahnya. Ia berjalan lurus ke arah dapur setelah sebelumnya berpesan pada Seokmin "nanti hyung hubungi lagi," lalu menutup ponselnya.

Ia sekarang lebih fokus pada suara ribut dari arah dapur. Seperti suara seseorang sedang memasak. Maka ia segera membuka pintu dapur yang sebelumnya menyisakan celah kecil agar lebih terbuka lebar.

"Eh?"

Seungcheol nampak terkejut melihat sosok sang ibu yang sedang memasak disana. Ia terpaku di tempatnya. Menatap lurus pada nyonya di rumah tersebut tanpa berkata apapun. Meski tetap saja tatapannya membuat sang ibu tertarik untuk menatapnya.

"Seungcheol!" pekiknya seketika. Iapun sama terkejut seperti Seungcheol kini.

"Ibu, kau? Bukankah.." ucap Seungcheol tergagap. Ia terlihat bingung. Semakin bingung lagi dirinya, kala suara lain turut menimpali..

"Bu, aku sudah siap! Kita berangkat sekar- hyung!"





...








Seokmin terus saja merutuk di samping Mingyu. Keduanya tengah kembali bersama hari itu. Mingyu memang tak pernah membiarkan dirinya untuk tak menjaga Seokmin sehari saja. Namun kali ini hari nampak lebih cerah. Mingyu lebih sering tertawa dikarenakan wajah lucu Seokmin yang terus saja merenggut.

AGEUSIA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang