Kini perbincangan antara orang dewasalah yang terjadi. Jauh dari Wonwoo yang memilih menekuk lututnya di balkon kamarnya. Ia hanya memandang langit yang penuh akan bintang disana. Wajahnya mendongak, di sela jemarinya yang kini kembali meremas dadanya.
"Siapa dia!" bisiknya. "Dan ada hubungan apa dengan jantung ini!" ringisnya. Terlihat raut kesal di wajahnya, sesaat setelah rasa tak nyaman itu lagi-lagi hinggap padanya, dikarenakan wajah cantik yang harus ditemuinya lagi.
Bukankah membingungkan?
Wonwoo akhirnya menghabiskan waktunya seorang diri. Memandang kegelapan malam, beserta langit malam dan gemerlap bintang disana. Cukup lama ia berdiam seorang diri, hingga suara ribut terdengar dari bawah sana. Ia merunduk untuk melihat. Sejumlah orang kini menapaki pekarangan rumahnya.
Sang ayah, ibu, sang hyung bersama wanita itu! Sontak Wonwoo merekatkan pegangan tangannya pada sisi pembatas balkonnya. Namun matanya tetap mengamati. Nampaknya sang hyung harus mengantar pulang wanita cantik tersebut.
"Kenapa harus!" lirihnya.
Ia terlihat jengah, hingga akhirnya membalikkan tubuhnya, seiring dengan mobil Seungcheol yang membawa sang hyung bersama'nya' menjauh. Ia sandarkan punggungnya di sisi pembatas balkon tersebut.
"Tak ada kerjaan, eoh?"
Wonwoo akhirnya dapat menangkap bayangan Seokmin yang mendekat padanya. Seokmin yang berjalan tertatih dengan bantuan sebuah tongkat besi di satu sisi tubuhnya.
"Aku sedang mencari udara segar!" kilah Wonwoo. Ia segera meraih Seokmin sebelum terjatuh.
Wonwoo bawa Seokmin kembali masuk ke dalam kamarnya. Ia biarkan Seokmin duduk di sisi ranjangnya. "Kau ingin tidur denganku?" tawarnya.
"Memangnya boleh?"
Wonwoo mengangguk disertai tawa kecilnya. "Mengapa tak boleh? Tempat tidurku cukup luas untuk kita berdua.."
Sedang Seokmin menjadi lebih ceria, dan lalu menarik dirinya agar terbaring di satu sisi tempat tidur milik Wonwoo.
"Tidurlah jika begitu," suruh Seokmin.
Meski ia belum sepenuhnya terbaring, hanya bersandar pada kepala tempat tidur tersebut. Ia ajak sang pemilik tempat tersebut, yang mana Wonwoo pun mengambil posisi yang sama. Bersandar seperti halnya Seokmin, yang lalu membuat kepala miliknya dan juga Seokmin saling beradu.
Kamar tidur tersebut memang redup, karena memang lampu disana belum menyala. Hanya ada lampu kecil di atas nakas, di sisi ranjang Wonwoo yang nampak terang. Menciptakan redup yang nyaman.
"Kau akan tidur tanpa berganti pakaian?" tanya Wonwoo pada Seokmin.
"Tidak usah! Besok saja!" acuh Seokmin.
Ia lalu melihat Wonwoo tersenyum dan segera menarik selimut agar menutupi tubuh mereka hingga mencapai lutut. Menyisakan hening..
Begitu senyap jika saja Wonwoo tak lagi melontarkan katanya. "Bukankah ini sangat nyaman?" ucapnya membuat Seokmin mengangguk.
"Melegakan sekali.." ucapnya dalam hembusan nafas yang penuh kelegaan. Semua hal yang terjadi kini, seolah telah terlepas dari kemelut yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGEUSIA ✔
Teen FictionBROTHERSHIP AREA Akan seperti apa di penghujung cerita nanti? Original Story by ®MinaHhaeElf