Langkah kaki kana terhenti saat melihat winda berdiri di lantai teras rumah sakit PrIH ini . sembari mengeluarkan kunci mobil BMW I8 milik suaminya , kana menghampiri winda yang mungkin sedang menunggu taksi untuk pulang ke pesantren atau membeli makanan dan keperluan untuk ayahnya .
" winda ? mau kemana ? " tanpa basa – basi , kana bertanya dan membuat cewek yang mengenakan gamis biru langit , hijab putih dan cadar biru muda ini menoleh dan melihat kana berjalan menghampiri dirinya ,perempuan ini melihat kana berbalut kemeja semi formal warna peach dan celana bahan abu – abu muda , dalam hatinya dia berusaha menepis perasaan sakit hati dan sedihnya akibat di tolak aga untuk menjadi istrinya .
" mau ke toko buat beli keperluannya abi sama makanan buat aku dan umi " jawab winda yang berusaha santai dan tenang
" oohhh , kalo gitu barengan aja , aku juga mau cari makan soalnya " ajak kana yang membuat winda menatapnya heran , alih – alih menolak , winda justru menerima ajakan kana , dalam hatinya dia bersyukur karena tidak harus mengeluarkan uangnya untuk membayar taksi .
Keduanya melangkah menuju mobil BMW I8 yang terparkir di parkiran khusus dokter . kana yang mungkin tahu winda kebingungan untuk membuka pintu mobil milik aga pun segera memutar mobilnya dan membukakan pintu ini untuk winda . biarpun sempat terkejut dengan pintu mobilnya aga , winda mampu menutupi kekagetannya dengan sempurna .
Beres keduanya memakai safety – belt , kana langsung menekan tombol start / stop engine bersamaan dengan kaki kirinya menginjak pedal rem . setelah menekan tombol hand – brake dan dilanjut dengan menggerakkan sedikit persnelingnya dan mulai menjalankan mobil milik suaminya ini .
Dalam sepuluh menit , mereka sudah berbaur di jalanan dengan kendaraan yang meramaikan sisi kiri dan sisi kanan kendaraan mereka .sambil menjalankan mobil BMW I8 ini menuju restoran The Herbs , kana sesekali melihat winda melalui kaca spion tengah , baru aja kana mau bertanya , tiba – tiba ponselnya berdering dan tulisan " Kana's Habibi " terpampang di layarnya
Setelah memasang mode speaker , kana pun meletakkan ponselnya di phone holder yang ada di samping kemudi
" assalamu'alaikum habibah , lagi di jalan ya habibah ? " sapa aga yang belom tau kalo kana saat ini sedang bersama winda
" wa'alaikumsalam habibi , iya nih bib , kenapa bib ? " kana balik bertanya setelah menjawab salam dari suaminya ini
" kalo beli makanan , habibi nitip ya , terserah habibah aja " di seberang sana aga menyandarkan punggungnya setelah menangani pasien yang mendadak drop dan mengalami disfungsi syaraf tepi
" na'am ya habibi , di tunggu ya , gak lama kok Insya Allah " jawab kana yang setuju untuk membeli makanan juga untuk suaminya .
Tanpa keduanya tahu , winda berusaha untuk tidak merasa sedih dan sakit hati saat mendengar panggilan yang digunakan aga dan kana , walaupun dia tidak bisa memungkiri kalau saat ini hatinya terasa perih . sesampainya didepan restoran The Herbs , kana dan winda pun bergegas turun , kana memesan lima porsi makanan take – away .
Setibanya di depan order – receiver bagian take – away , kedatangan kana dan winda segera saja di sambut dengan ramah sama perempuan yang mengenakan seragam khas pegawai restoran berlantai lima ini , masih dengan senyum ramah yang sudah setiap hari terlihat dari wajah para staf yang bekerja di restoran ini ,
" silakan pesanannya mbak " si pegawai segera mengulurkan ipad pro 15" yang menampilkan berbagai menu makanan yang ada disini . sederetan panjang daftar menu makanan dan juga minuman yang memang dijual disini . dari sekian banyak makanan dan minuman yang dijual disini .
Karena terlalu fokus dengan kegiatan memilih - milih makanan dan minuman untuk dipesan take - away ini , kana sampai tidak sadar kalau beberapa pengunjung restoran ini melirik - lirik kearah mereka berdua . tidak butuh waktu lama , kana memilih satu porsi nasi dengan lauk ayam suwir pedas , tumisan buncis dan sawi putih buat dia sendiri , sementara untuk aga , dia membelikan nasi , ikan kakap bakar , sambal goreng daun jeruk , lalapan sayur selada , tomat dan juga timun . untuk minumannya , kana membeli dua gelas iced coffee frappe ukuran large ,
Sementara itu winda memilih dua porsi nasi , semur daging sama cap cay selada air untuk dia dan uminya , alih – alih memesan kopi , winda lebih memilih memesan satu gelas chai tea rasa hazelnut ukuran large dan es teh manis ukuran large buat uminya . ayahnya sudah jelas tidak boleh memakan makanan yang dibawa dari luar rumah sakit ,
Selagi pesanan mereka disiapkan , kana dan winda segera bergerak menuju supermarket , kana mencari beberapa cemilan , sedangkan si anak pemilik pondok pesantren ini membeli beberapa keperluan seperti peralatan mandi , handuk , pakaian sama makanan ringan untuk dirinya dan juga uminya berdua selagi menemani abi yang masih harus dirawat inap selama beberapa hari kedepan .
Dengan menggunakan salah satu aplikasi mobile - banking miliknya , kana membayar semua pesanan mereka , sementara itu , winda yang baru saja akan mengeluarkan dompet untuk membayar pesanan , mendadak menghentikan gerakan tangannya karena terkejut dengan apa yang dilakukan kana .
" gak apa biar aku yang bayar pesanan aku , kamu bayar pesanan kamu aja " buru - buru winda menukas demi bisa menghentikan kana membayar pesanan mereka ini , namun dengan nada kalem , kana yang masih berkonsentrasi dengan transaksi untuk membayar pesanan mereka ini pun menjawab
" kan aku yang ngajak pesen makanan disini , jadi gak apa - apa aku yang bayar " katanya kana setelah menyelesaikan transaksi pembayaran pesanan ini , dengan membawa pesanan masing - masing , kedua perempuan ini berjalan keluar dari restoran The Herbs ini dan menuju pelataran parkir restoran ini , atau lebih tepatnya berjalan menuju mobil BMW I8 milik aga . tidak sampai tiga menit , kana kembali mengendarai mobil suaminya ini menuju rumah sakit PrIH tempat dirinya bekerja .
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss My Husband
RandomKana , si calon dokter spesialis syaraf yang awalnya dilatih selama setahun oleh aga , si pemilik rumah sakit dimana kana melamar bekerja , tidak menyangka bakal dinikahi oleh dokter yang melatihnya .