Ishrun

25 0 0
                                    

Ditemenin sama sepiring cookies cokelat sama dua cangkir kopi , aga sama mamanya duduk diteras belakang . sebagai anak , aga jelas penasaran dengan apa yang mau dibicarain sama mamanya ini , karena aga paling tau kalo mamanya tipe orang yang terus terang , tapi kalo sampai duduk diteras belakang rumah mereka sambil ngeliatin pak darmin sama pak yus ngurusin kebun rumah mereka atau di ruangan sepi kayak perpustakaan dilantai empat , pasti ada hal serius

" ini tentang perjodohan ga , aga udah ada calon ? atau nerima perjodohan sama winda ? " tanya si mama hati – hati , dia gak mau ngebuat aga banyak pikiran , sementara aga terdiam begitu denger yang pertanyaan keluar dari mulut mamanya ini , dia nyaris ngelupain masalah krusial yang bikin hubungan dia sama neneknya jadi agak merenggang , mengingat banyak operasi dan kegiatan seminar kedokteran yang harus dia hadirin beberapa minggu ini , masalah yang menimpa dia nyaris terlupakan . aga ngehela nafas sembari menyusun kalimat yang bisa melegakan mamanya ini .

Dia tau dia yang harus mengambil langkah yang bisa jadi solusi masalah yang menimpa dirinya dan juga kana ,

" aga butuh pasangan yang satu profesi sama aga ma , dan aga udah nemuin siapa yang bisa jadi pasangan aga , dan orang itu jelas bukan winda " katanya aga sambil nyeruput kopi yang sejak tadi terabaikan oleh kedua orang beda generasi ini

" siapa ga ? dia kerja dirumah sakit aga ? " mamanya nanya lagi dan dianggukin sama aga , diam – diam si mama nadia merasa lega ,

" iya ma , jadi setahun lalu ada mahasiswi lulusan FK IRU ngelamar kerja dirumah sakit aga , dia udah selesai ngambil program spesialisasi kedokteran neurologi , dan aga yang ngelatih dia selama setahun lalu ma , namanya kana , aga yakin buat mengkhitbah kana dalam waktu dekat " katanya aga , tiba – tiba aja si mama melukin dia erat

" mama kira aga setuju sama winda , kapan bisa kita datang buat khitbah ? " mamanya nanya lagi , jelas dia merasa lega karena anaknya udah nemuin jodohnya sendiri , meski neneknya aga jelas gak akan setuju kalo aga malah nikah sama cewek yang namanya kana ini , tapi dia yang akan ngurusin masalah ini

" tangga satu bulan depan ma , aga juga perlu ngomong sama kana dulu " kata aga yang dianggukin sama mamanya , nadia lega karena jodoh anaknya ini ternyata dokter juga , artinya aga bisa punya partner yang seimbang . tanggal satu bulan depan itu tinggal dua minggu lagi , meski begitu , mereka masih punya waktu buat mempersiapkan segalanya buat pertemuan itu nanti , tapi aga bilang kalo mereka bakal ngebahas persiapan lamaran untuk melamar kana secara pantas dan sesuai syariat islam .

Mama nadia jelas setuju , dia yakin pilihan aga emang yang paling baik , aga gak cuma butuh istri , tapi juga butuh partner untuk berdiskusi , temen buat bertukar – pikiran dan juga sahabat untuk curhat , jadi nikah sesama dokter jelas jadi pilihan terbaik bagi aga .


My Boss My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang