Suster Asisten Arsha : dokter , pasien di ruangan 20 pendarahan otak dok
Rentetan pesan yang dikirim oleh suster asistennya yang bernama arsha ini tidak disangka akan mampu membatalkan rencana kana untuk pulang cepat , dengan setengah terpaksa , kana meminta suster asistennya untuk membawa pasien tersebut ke ruangan UGD . setelah mengenakan snellinya dan menggantungkan stetoskop disekitar lehernya , kana segera keluar dari ruangannya
Sembari berjalan menuju lift untuk pergi ke lantai empat , kana menyempatkan diri untuk mengirimkan pesan pada aga untuk mengabarkan pada asuaminya itu kalau dia akan terlambat pulang kerumah dan memasak makan malam karena harus menangani salah satu pasiennya mengalami pendarahan otak , dua detik setelah pesan tersebut terkirim pada suaminya , kana kembali memasukkan ponselnya kedalam salah satu saku snellinya
Hanya berselang sepuluh menit , kana akhirnya tiba di ruangan UGD yang berada di lantai empat , si dokter spesialis syaraf ini segera saja mengenakan pakaian steril dan langsung menangani pasien yang mengalami pendarahan otak ini . kana pelan meringis saat menyadari kalau pendarahan otak yang dialami pasien ini lumayan parah ,karena setidaknya dibutuhkan waktu satu jam untuk bisa memulihkan kondisi pasiennya ini .
Sementara itu , di tempat lain , tepatnya dirumah sakit PrIH , suara getaran ponselnya yang berada di sebelah laptopnya membuat gerakan kesepuluh jari aga yang selama lima belas menit lamanya mengetik ini mendadak berhenti , dengan kening yang berkerut dan ekspresi heran yang menghiasi wajahnya , aga meraih benda tipis itu dan membuka satu pesan yang baru saja masuk ke dalam ponselnya ini
Aga's Habibi: habibi , kayaknya hari ini habibah pulang telat , soalnya ada pasien habibah yang pendarahan , ini habibah lagi jalan ke UGD
Seulas senyum simpul terulas pada wajah tampan aga , sambil menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi putar , si pemilik rumah sakit PrIH dan IRH ini pun segera membalas pesan yang entah kapan dikirim istrinya ini . meskipun dia tahu kalau istrinya itu sedang berada di UGD dan sibuk menangani pasiennya yang mengalami pendarahan otak , laki – laki ini membalas pesan istrinya ini .
Kana's Habibah : gak apa" habibah , habibi juga lagi ngerekap data pasien , ntar kalo udah , chat ya , biar sampai dirumahnya barengan
Tanpa menunggu pesan tersebut berbalas , aga menaruh kembali benda tipis itu disebelah laptopnya . dia kembali mengetikkan satu persatu data pasien barunya yang baru saja masuk hari ini . helaan nafas lelah dari mulut aga keluar ketika mendapati fakta kalau dia sudah merekap hampir tiga belas data pasien baru , sementara itu masih ada lima data pasien yang harus aga rekap sebelum menentukan tindakan medis yang sesuai .
Berselang satu jam kemudian , suasana ruang UGD yang tadinya tegang pun mulai tenang bersamaan dengan kondisi pasien yang mengalami pendarahan otak ini berangsur pulih . sebelum keluar dari ruang UGD ini , kana memerintahkan dua suster yang tadi membantunya menangani pasien ini agar bisa memantau kondisi pasien remaja perempuan yang menderita penyakit abses otak setelah mengalami pendarahan otak yang lumayan parah ini .
Seiringan dengan kakinya yang melangkah keluar dari ruangan UGD , setelah melepaskan sarung tangan medis dan juga maskernya . kana meraih ponselnya dan menemukan ada satu pesan masuk dari suaminya , sigap kana mengirimkan pesan balasan yang mengatakan kalau dia baru selesai menangani pasiennya yang kolaps pada aga . kedua kaki jenjang milik kana terus melangkah menuju lift yang berada tidak jauh dari salah satu ruang UGD .
Kana's Habibi : bib , habibah baru selesai , ini lagi otw ke ruang praktek , habibi mau dimasakin apa nanti ?
Tidak butuh waktu lama untuk kana menerima pesan balasan dari aga , karena begitu kana memasuki lift yang baru saja terbuka pintunya . seiringan dengan lift yang bergerak turun menuju lantai dua ini , baik kana maupun aga saling berkirim pesan .
Aga's Habibah : terserah habibah aja , habibi mah apa aja makan , habibah mau dibawain apa nanti ?
Kana's Habibi : gak dibawain makanan juga gak apa" bib
Aga's Habibah : yaelah habibah , habibi beliin macaron ya ? mau yang rasa apa ?
Kana's Habibi : terserah habibi aja , habibah gak tau mau rasa apa
Aga's Habibah : oke deh , sampai ketemu dirumah habibah qalbi
Kana's Habibi : sampai ketemu juga dirumah habibi qalbi
Sementara itu , diseberang sana , aga terkekeh dan juga menggelengkan kepalanya sembari memasukkan laptopnya kedalam ransel hitamnya . tanpa menanggalkan snellinya dan hanya menggantungkan stetoskop hitamnya pada stand hanger yang terbuat dari batang pohon dan berada di salah satu sudut ruangan prakteknya ini . setelah mematikan lampu yang sejak tadi pagi menerangi ruangan prakteknya ini , aga segera beranjak keluar .
Disata yang sama , kana juga berjalan menuju parkiran rumah sakit IRH dengan menggenggam kunci mobil BMW Z4 M40i roadster ini . tanpa menunda lagi , kana segera saja menyalakan mesin mobil dan menjalankannya ini menuju kediamannya dan aga . si dokter spesialis syaraf yang bekerja dirumah sakit IRH ini ini mengarahkan mobilnya menuju jalan tol agar bisa lebih cepat sampai dirumah dan bisa memasak makan malam .
Tanpa kana sadari hembusan nafas lega keluar dari bibirnya , karena kedua matanya tidak melihat mobil BMW I8 aga , artinya aga belum sampai dirumah , kana memang bisa dibilang lebih beruntung dari aga , karena jarak antara rumah sakit rumah sakit IRH ini tidak jauh dari rumah mereka , sementara aga butuh waktu sekitar setengah jam untuk bisa tiba di kediaman mereka ini , karena jarak PrIH bisa dikatakan lumayan jauh .
Sedetik setelah dia mematikan mesin mobilnya , si dokter spesialis syaraf yang juga menjabat sebagai pimpinan rumah sakit IRH ini dengan sigap turun dari mobil dan menjauhi garasi mobil yang berada tepat di samping bangunan rumahnya . dengan menggunakan kunci duplikat yang memang diberikan aga setelah kana resmi menjabat sebagai pimpinan utama di rumah sakit IRH ini .
Tiga menit kemudian , kana keluar dari kamar utama dan menuruni tangga dan mencapai lantai satu dengan berbalut kaos santai dan celana pendek . sambil menunggu aga tiba dirumah , setelah memasuki didapur , kana sigap menyiapkan bahan untuk memasak makan malam . mengingat aga akan sampai dirumah dalam lima belas menit lagi , kana memilih untuk memasak sup bayam jagung tumis , ikan goreng kremesan dan sambal hijau .
Meski dirinya sedang fokus memasak , kedua telinga kana masih bisa mendengar suara mobil didepan rumahnya , biarpun terdengar samar – samar . perempuan ini tidak perlu mengintip ke depan , karena dia sudah hafal betul suara mobil yang biasa dipakai suaminya itu , dugaannya ternyata benar , karena hanya berselang lima menit , seiring dengan pintu utama dibuka , aga melangkah masuk kedalam rumah sambil mengucapkan salam
" assalamu'alaikum habibah ! habibi pulang , habibah dimana ? " sembari mengucapkan salam , aga melangkahkan kakinya memasuki rumahnya dan langsung melepaskan sepatu dan kaos kakinya . biarpun jarak antara ruang tamu dan dapur lumayan jauh juga dipisahkan dengan ruang tengah pertama , kana masih bisa mendengar dan membalas ucapan aga yang berada diruang tamu .
Tidak sampai setengah jam , satu persatu masakan kana sudah matang dan siap ditata diatas meja makan . selagi kana menata satu persatu masakannya selain nasi diatas meja makan , aga melangkahkan kedua kaki jenjangnya menuju area dapur dengan melewati area dapur . begitu memasuki area ruang tengah pertama , hidung aga segera mencium wangi masakan istrinya ini .
" wa'alaikum salam habibi , habibah didapur " sembari menata satu persatu masakannya yang sudah matang diatas meja , kana membalas salam dan menyahuti pertanyaan aga yang menanyakan keberadaannya saat ini , sementara itu , dengan seulas senyum yang terulas diwajahnya , aga segera melangkahkan kakinya menuju dapur dengan melewati ruang tengah pertama .
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss My Husband
RandomKana , si calon dokter spesialis syaraf yang awalnya dilatih selama setahun oleh aga , si pemilik rumah sakit dimana kana melamar bekerja , tidak menyangka bakal dinikahi oleh dokter yang melatihnya .