Berulang kali seorang aga memperhatikan satu persatu lembar yang berada didalam berkas lamaran kerja milik perempuan yang saat ini duduk didepannya . menurut berkas ini , cewek ini sudah lulus dari fakultas kedokteran dari salah satu universitas terbesar dan juga bertaraf internasional yaitu IRU , cewek didepannya ini juga sudah mengambil program dokter spesialis neurologi .
Dari sekian banyak pertanyaan yang bermunculan dikepala aga , akhirnya si dokter sekaligus pemilik rumah sakit PrIH ini memutuskan untuk memilih satu pertanyaan dari sekian banyak pertanyaan yang bisa dipertanyakan
" kamu ambil program spesialis berapa tahun ? " tanya aga tanpa melihat kearah lawan bicaranya , pertanyaan yang keluar tanpa tedeng aling – aling dari mulut aga ini jelas membuat cewek didepannya cukup kaget dengan pertanyaan yang dipilih aga , jawaban dari si cewek ini membuat aga mengerutkan keningnya
" tiga tahun pak " cewek yang memiliki nama lengkap Axelle Kanara Rahardian ini tanpa sempat menduga kalau dirinya akan ditanya begitu oleh aga
" tiga tahun ya ? cepet juga , padahal harusnya kan empat tahun , berarti kamu kuliah pre-klinik tiga tahun ya ? atau kamu ambil SP waktu program spesialis ? " sepertinya hari ini aga sedang berniat menjadi dosen penguji dadakan , tapi yang ditanya bukan mengenai skripsi , tapi latar belakang pendidikan perempuan didepannya ini , sementara , kana yang ditanya hanya bisa bengong , karena pilihan pertanyaan dari laki – laki didepannya ini sama sekali tidak bisa dia duga
" gak kok pak , kuliah pre – kliniknya aja saya selesai lima tahun , koas dua tahun " jawab kana apa adanya , dia sama sekali tidak ada niatan untuk berbohong tentang pendidikannya , mengingat perjuangan dia untuk lulus dari Fakultas Kedokteran IRU itu sangat gak mudah .
Aga cuma nganggukin kepalanya aja waktu denger jawaban dari cewek yang sampe sekarang ini kayaknya masih kuat duduk didepannya . bukan aga namanya kalo pertanyaannya gak ada yang gak bikin sakit jantung sama kepala , karena pertanyaan terakhir yang keluar dari mulut sosok aga adalah
" kamu kuliah gak pake sogok kan ? " pertanyaan terakhir yang barusan terlontar dari mulut aga ini lebih dari mampu untuk membuat seorang kana pingsan kalo aja dia gak bisa menahan rasa kaget yang menyerang dia
" gak pak , saya gak pake sogok menyogok pak " kana ngejawab pertanyaan terakhir aga dengan nada yang diusahakan sewajar dan setenang mungkin . lagi – lagi aga cuma ngangguk dan ngembaliin berkas itu ke pemiliknya .
Kana menerima balik berkas lamaran kerja yang semalaman suntuk dia kerjain dengan sungguh – sungguh ini . dia sebenernya gak mau berharap terlalu banyak buat diterima disini , tapi dia juga inget kalo nyari kerjaan yang sesuai sama gelarnya sekarang ini gak gampang , setelah berdiam – diam selama beberapa menit lamanya , akhirnya
" seandainya kamu diterima disini , bukan berarti kamu bisa langsung kerja gitu aja disini , kamu harus ikut pelatihan lagi selama satu tahun , karena cuma dokter yang bener – bener berkompeten yang bisa diterima disini . makanya jumlah dokter disini gak banyak , kurang dari seratus , saya gak mau menerima banyak dokter yang skillnya kosong , ngerti kan kamu ? " tanya aga lagi yang dijawab dengan anggukan kepala kana
" jadi saya diterima pak ? " kana ngeberaniin diri buat bertanya apakah dia diterima atau malah ditolak
" iya kamu diterima , besok kamu ke ruangan radiologi jam sembilan pagi " katanya aga yang lagi pake snelli selututnya dan menggantungkan stetoskop dilehernya . hari ini dia punya lima pasien baru setelah enam belas pasien lamanya sehat dan semuanya udah pulang kerumah
" baik pak , terima kasih banyak pak " kata kana sambil pamitan untuk balik kerumah . cewek ini harus mempersiapkan diri sebaik mungkin buat besok . setelah si cewek keluar , aga juga segera keluar buat ngecek satu persatu pasien yang sakit kepalanya macam – macam sebelom dirinya balik kerumah .
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss My Husband
De TodoKana , si calon dokter spesialis syaraf yang awalnya dilatih selama setahun oleh aga , si pemilik rumah sakit dimana kana melamar bekerja , tidak menyangka bakal dinikahi oleh dokter yang melatihnya .