Khamsa Wa Thamanun

11 0 0
                                    

" loh , kamu kan yang kemaren mau masuk sembarangan ke ruangan praktek dokter aga , kenapa ada disini ? ketahuan ya kamu , ini loh pak , dokter yang sembarangan keruangan bapak , untung saya cegah "

Seakan tidak menyadari siapa yang berada didepannya ini , suster veranica ini segera melaporkan kana yang sebenarnya istri dari atasannya ini . emosi aga yang melihat kejadian ini pun semakin tidak terkendali , dia segera meraih berkas pasien yang ada diatas mejanya lalu membantingnya dengan keras keatas meja . suara yang timbul akibat hantaman berkas dan meja kayu itu membuat kedua perempuan ini terkejut .

" KAMU GAK LIAT ADA ORANG DIDEPAN KAMU YA ? BUTA KAMU ? " bentak aga berang sambil melemparkan berkas itu kelantai dan membuat isinya berhamburan .

Kana yang pertama kalinya mendengar suaminya membentak orang ini pun merasa jantungnya serasa akan terlepas dari tempatnya . suster yang baru bekerja hari ini pun juga merasakan hal yang sama , suster veranica mendadak terbungkam dengan bentakan aga yang mampu membuat raut wajahnya pucat pasi . suasana diruangan beraroma citrus ini mendadak sunyi dan kaku .

" kamu masuk kesini atas saran siapa ? " tanya aga setelah emosinya mulai mereda secara perlahan , meskipun belum sepenuhnya mereda . aga langsung mendudukkan dirinya di kursi kerjanya dan langsung berhadapan dengan suster yang tidak tahu kalau dirinya kini berada didalam bahaya .

" suster lydia dok yang ngasih saran saya untuk kerja disini " masih dengan raut wajah pucat dan ketakutan , suster veranica ini menjawab setiap pertanyaan yang ditanyakan aga dengan nada dingin dan datar . kana yang berada di sofa pun sama sekali tidak bernyali sama – sekali untuk membuka suara

" dia statusnya apa sama kamu ? teman ? " lagi – lagi aga bertanya sambil menahan dirinya untuk tidak kelepasan emosi didepan perempuan ini , karena dia masih harus memanggil satu suster yang bermasalah di hari ini .

" iya pak " begitu suster veranica mengiyakan pertanyaan yang barusan ini , aga kembali memerintahkan suster asistennya untuk membawa suster lydia agar datang ke ruangannya ini .

Aura kemarahan aga yang masih sangat dominan ini membuat suasana di ruangan ini terasa semakin mencekam . baik kana maupun veranica sama – sama tidak punya nyali untuk membuka suara , jangankan membuka suara , menarik nafas saja rasanya bisa mengundang kemarahan aga untuk yang kedua kalinya . tidak butuh waktu lama , pintu ruangan praktek aga kembali diketuk dan dibuka dari luar , suster lydia masuk dengan wajah bingung .

Sebelum sempat si suster itu bertanya ada apa , aga langsung memerintahkan dia untuk duduk bersebelahan dengan suster veranica ini

" kamu yang suruh dia kerja disini ? " pertanyaan bernada tegas yang keluar dari mulut aga langsung membuat suster lydia terkesiap kaget dan buru – buru mengangguk

" iya pak dokter , saya yang suruh dia kerja disini , karena dia sudah dua tahun nganggur pak " jawab suster lydia sambil menegakkan punggungnya dan tidak menempel pada sandaran kursi

" cuma karena dia udah nganggur dua tahun dan kamu udah kerja empat tahun , kamu merasa punya hak penuh buat nyuruh dia kerja disini ? kamu lupa status kamu itu apa ? atau kamu udah merasa kalau kamu udah jadi pemilik rumah sakit ini ? kamu jangan sembarangan nyuruh orang kerja tanpa sepengetahuan saya ya , status kamu disini itu suster , bukan pemilik rumah sakit , bukan hak kamu menerima orang kerja disini , kamu mau menggeser posisi saya ? " tanya aga lagi dengan nada yang masih terdengar berang .

" tapi pak , dia udah dua tahun nganggur , dia udah ngelamar ke beberapa rumah sakit tetep gak keterima , jadi saya ajak aja kerja disini pak " hebatnya si suster lydia ini masih bisa mengangkat suara untuk membela temannya , tapi si suster ini tidak tahu kalau tindakannya ini bisa membuat dia kehilangan pekerjaannya .

Aga yang mendapati suster lydia berani mengangkat suaranya seperti ini jelas semakin marah , si pemilik rumah sakit PrIH ini langsung memutuskan untuk memecat keduanya ,

" kalian berdua saya pecat secara tidak hormat , beresin semua perlengkapan kalian dari sini , sebelom jam 10 pagi ini , kalian udah harus angkat kaki dari rumah sakit ini " tanpa berniat memberikan kesempatan kedua pada suster veranica dan suster lydia , aga langsung memecat keduanya secara tidak hormat .

Bukan cuma kedua suster ini terkejut , kana pun terkejut mendengar keputusan yang aga ambil barusan ini . tapi dia memilih diam saja , bukan karena dia senang kedua suster ini dipecat , tapi karena dia merasa diam justru lebih baik daripada berbicara tapi malah mengundang kemarahan suaminya semakin tinggi . sekeluarnya kedua suster itu dari ruangan si pemilik rumah sakit PrIH ini , aga menoleh kearah kana masih berada di ruangannya .

Kana sama sekali tidak berniat untuk mempertanyakan keputusan yang aga ambil barusan . karena dia tidak mau membuat aga semakin marah . sebelom sempat kana membuka suara , tiba – tiba ponsel aga bergetar dan ada panggilan darurat dari bagian ER .

" habibi ke ER dulu ya , habibah tunggu disini aja , nanti kalo udah kelar , habibi balik kesini lagi " aga pamit setelah memeluk istrinya ini dengan erat . kana mengangguk dan memilih duduk di sofa untuk menanti suaminya yang harus mengurus pasien darurat di ruang ER .

Kana tidak pernah mengira kalau akan melihat kemarahan seorang aga , laki – laki yang biasanya kalem dan tenang itu ternyata bisa marah dengan sedemikian mengerikan , tapi kana tahu kemarahan suaminya ini beralasan , tindakan yang dilakukan suster lydia ini termasuk penyelewengan hak , seharusnya suster tersebut mengetahui dan memahami prosedur untuk melamar kerja , seperti yang pernah dia lakukan empat tahun lalu .


My Boss My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang