Mi'a Wa Ashar

25 0 0
                                    

Bukan sekali dua kali aga mendapati pasiennya mengalami kondisi penuruan volume darah di tengah prosesi operasi seperti ini , tapi sudah beberapa kali , karenanya , aga sudah tidak kaget lagi , dengan suara yang tetap terdengar tenang , aga meminta salah satu suster yang ikut terlibat di operasi transplantasi batang otak ini untuk mengambil beberapa kantong darah tambahan di laboratorium darah .

" sus , ambil darah tambahan di lab , ambil sepuluh liter dulu " dengan suara yang tetap terdengar tenang , aga meminta suster elva untuk mengambil darah yang berada di laboratorium darah . tanpa banyak bertanya , suster elva sigap melangkah keluar dari ruang operasi dan berlari menuju laboratorium darah yang ada dilantai dua puluh dua ,

Selagi menunggu sepuluh liter darah , aga dan juga dokter spesialis kanker yang bernama Jevan ini terus melakukan tindakan operasi . tidak butuh waktu lama bagi aga menunggu sepuluh liter kantong darah yang dia minta , karena kurang dari satu jam , suster elva sudah kembali dari laboratorium darah dan segera memasang selang infus untuk memasukkan darah ini kedalam tubuh si pasien yang berada dibawah pengaruh obat bius .

" dok , volume darahnya udah normal lagi dok " lapor suster elva yang memang aga minta untuk memantau alat EKG karena proses penambahan volume darah yang masih berlangsung , aga hanya menganggukkan kepalanya saja untuk menanggapi laporan dari suster tersebut ,

Perlahan tapi pasti , volume darah si pasien yang tadinya berkurang banyak ini , kini sudah kembali normal , kondisinya sudah mulai stabil . suasana panik dan tegang yang tadinya menyelimuti ruang operasi ini , segera saja berubah menjadi lebih tenang . diam – diam mereka semua menghela nafas lega , karena meski mereka sudah sering dihadapkan dengan situasi seperti ini , tetap saja mereka bereaksi panik .

" nanti masuk ke PACU dulu ya , pantau dulu sampai kondisinya stabil , kalo udah stabil , baru dipindahin lagi ke ruang rawat " titah aga bersamaan dengan matinya lampu operasi dan empat layar yang berada di setiap sudut ranjang operasi ini , keenam suster ini segera saja mengangguk dan dengan hati – hati memindahkan pasien ini dari ranjang operasi keatas brankar

" baik dok " sembari dengan hati – hati mendorong brankar tersebut menuju ruang PACU yang berada di area kanan di lantai yang sama , disaat para suster ini mendorong brankar tersebut menuju ruang PACU , aga sendiri melangkahkan kakinya menuju lift untuk bisa sampai di ruangan prakteknya ,

Seiringan dengan dirinya memasuki lift yang baru saja terbuka , aga mengirimkan pesan pada kana , disaat lift ini bergerak turun menuju lantai dua , si dokter ini menyandarkan punggungnya pada salah satu dinding lift . belum ada empat menit , lift ini berhenti bertepatan dengan munculnya angka dua pada layar LED yang berada diatas pintu lift ini .

Kana's Habibi : habibah , udah dirumah ? lagi ngapain ? ini habibi baru selesai operasi , habibi bawain macaron ya ?

Aga's Habibah : udah bib , lagi masak nih bib , terserah habibi aja , habibah makan aja

Kana's Habibi : oke oke , gimana tadi operasinya ? lancar ?

Aga's Habibah : alhamdulillah lancar bib , habibi juga gimana tadi kuliah umumnya ? lancar ? operasinya lancar ?

Kana's Habibi : alhamdulillah dua"nya lancar habibah

Aga's Habibah : alhamdulillah kalo gitu bib

Meskipun berada ditempat yang berbeda , baik aga maupun kana sama – sama tersenyum saat saling berbalas pesan , selagi kana sibuk memasak untuk makan malam , aga melangkahkan kedua kakinya menuju ruang prakteknya sekeluarnya dia dari lift . berselang empat menit kemudian , aga sudah kembali keluar dari ruangan prakteknya dengan ransel hitam yang menggantung di salah satu bahunya .

Bersamaan dengan arlojinya yang menunjukkan angka enam sore , aga melangkahkan kakinya menuju parkiran rumah sakit . baru saja mobil BMW I8 milik dokter ini melewati gerbang rumah sakit , mendadak saja ponselnya mengeluarkan suara adzan . alih – alih melesatkan mobilnya kerumah , aga memutuskan untuk mampir di salah satu masjid yang tidak jauh dari rumah sakitnya dan menunaikan shalat maghrib secara berjamaah .

Sesuai dengan janjinya pada kana , sebelum benar – benar pulang kerumah , aga menyempatkan mampir ke toko macaron yang berada tidak jauh dari masjid yang baru saja dia datangi ini . mobil BMW I8 ini segera bergerak menuju toko yang memang menjual macaron . kurang dari lima menit , aga keluar setelah menerima kembali kartu kreditnya dan paperbag yang berisi sekotak sedang macaron rasa blue – berry and cheese .

Bersamaan dengan mobil BMW I8 milik aga yang bergerak mundur , pagar kayu otomatis perlahan – lahan bergerak membuka . bermodalkan layar kecil yang berada dibawah AC , mobil bertipe sport – car ini bergerak mundur dan melewati pagar terus mundur hingga memasuki garasi dan sejajar dengan mobil BMW miliknya yang lain . hembusan angin maghrib mengiringi langkah kedua kaki jenjang milik aga yang mengarah ke rumahnya .

" assalamu'alaikum habibah ! habibi pulang ! " sembari membuka pintu rumahnya , aga mengucapkan salam dan melepaskan masing – masing sepatunya lalu menempatkannya di rak sepatu , kening aga dengan cepat berkerut ketika tidak mendengar jawaban salam dari kana , masih dengan kening yang berkerut heran , aga melangkahkan kakinya memasuki ruang tengah pertama ,

Setibanya disana , aga tidak mendapati keberadaan kana didapur , melainkan hanya mendapati beberapa piring dan dua gelas berisi air putih diatas meja makan . tidak butuh waktu lama aga menyadari kalau istrinya pasti sedang ada dikamar utama , masih dengan membawa paperbag berisi macaron , aga menaiki satu persatu undakan tangga linear dan memasuki kamar utama yang berada di sebelah kanan pagar tangga ini .

Tepat seperti dugaannya , karena ketika membuka pintu kamar utama , laki – laki ini mendapati kana sedang menunaikan shalat maghrib dikamar utama . dengan mengulas senyum simpul di wajahnya , aga memasuki kamar utama dan menaruh paperbag bertuliskan " Macarons By Ella " ini diatas meja yang berada dibawah televisi yang menempel dan menghadap kearah ranjang utama .

" assalamu'alaikum habibah ! " sapa aga bersamaan dengan kana yang baru saja selesai shalat maghrib , kana yang baru saja selesai berdoa dan akan beranjak , sontak saja menoleh kearah sumber suara dan tersenyum . si dokter spesialis syaraf yang baru satu bulan menjabat sebagai pimpinan di rumah sakit IRH ini refleks saja beranjak dan menyalami tangan suaminya ini .

" wa'alaikumsalam habibi ! kapan sampainya ? barusan ? habibi udah solat magrib ? kalo belom , solat dulu " tanya kana sambil menyalami aga sebelum membuka mukenanya ini , aga mengangguk dan mengulurkan paperbag berisi macaron itu pada istrinya . selesai melipat mukenanya , kana segera saja menerima uluran macaron pesanannya ini

" iya habibah , habibi udah solat kok tadi di masjid " jawab aga sambil mencuri satu kecupan singkat dibibir kana sebelum pergi kekamar mandi untuk membersihkan diri dan berganti pakaian .

Sedangkan kana yang tidak menduga kalau bibirnya menjadi sasaran kecupan aga pun terkejut dan hanya bisa menggelengkan kepalanya . disaat aga sedang mandi , si dokter syaraf ini pun segera keluar dari kamar utama untuk menyiapkan makan malam untuk mereka berdua .


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Boss My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang