Tisʿa Wa Thamanun

7 0 0
                                    

" jangan nunda hamil lama – lama , nanti kalo aga cari yang lain gimana ? "

Gerakan tangan kana yang akan mengambil puding cokelat terhenti seketika setelah rentetan kalimat tanya keluar dengan lancarnya dari mulut salah satu tantenya , untuk pertama kalinya , kana kehilangan respek pada adik ketiga mamanya ini , alih – alih membalas perkataan tantenya , kana lebih memilih untuk mengabaikan tantenya yang masih betah berdiri disampingnya ,

" kasian aga , pasti dia udah mau punya anak , kamu jangan terlalu mentingin pekerjaan "

Lagi dan lagi tantenya ini menyerangnya dengan kalimat – kalimat yang memposisikan aga sebagai pihak yang menginginkan momongan , dalam hatinya kana mengeluh karena tantenya ini masih saja betah memberondongnya dengan permintaan agar dia segera hamil , semua kalimat yang akan kana keluarkan terbungkam seketika karena disaat yang bersamaan , aga muncul dan menghampiri keduanya

" habibah , ikut habibi liat rumah sakit yang baru yok , hari ini juga habibi mau ngenalin habibah ke dokter – dokter dan suster – suster yang bakal kerja disana " ajak aga tanpa menyadari kalau istrinya langsung menghembuskan nafas lega karena ajakannya itu , kana segera mengangguk dan meninggalkan acara arisan keluarga yang masih belum selesai , dia juga membawa dua cup puding itu bersamanya . sedangkan si tante tampak kesal karena keberadaannya tidak dihiraukan oleh keduanya .

Tentunya aga tidak tahu kalau ajakannya ini sudah membuat istrinya terselamatkan dari pertanyaan – pertanyaan yang menyebalkan dari tantenya .

" habibi udah pamit ke papa mama belom tadi ? " tanya kana saat mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit IRH milik aga ,

" udah kok , tadi juga habibi lagi ngobrol banyak sama papa " jawaban aga refleks membuat kana menoleh kearah suaminya ini , terbersit perasaan khawatir saat mendengar aga bercerita banyak hal sama papa mertuanya itu ,

" habibi gak cerita masalah kita kan ? " kana memberanikan diri untuk menanyakan hal ini pada aga yang masih fokus pada jalanan didepannya , aga menoleh dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh rambut panjang kana ,

" tenang aja habibah , masalah kita cuma kita aja yang tau , papa sama mama gak tau " sembari mengelus rambut panjang istrinya yang terikat rapi ini , aga menjawab kekhawatiran untuk menenangkan sang istri .

Si pemilik dua rumah sakit bertaraf internasional ini sama sekali tidak marah mendengar istrinya menanyakan hal ini , karena aga memaklumi kaenapa kana bertanya seperti ini , karena dia takut kalau orangtuanya stres kalau mengetahui pernikahan anaknya sedang mengalami masalah . pergerakan mobil yang terasa melambat membuat lamunan kana mendadak buyar ,

" kita udah sampai nih habibah , turun yok " ajakan aga segera membuat kana melihat sekelilingnya sejenak dan mengangguk , kana segera membuka pintu mobil BMW I8 milik suaminya dan berjalan mengikuti langkah kaki suaminya ini .

Decakan kagum keluar dari mulut kana begitu kedua netranya disuguhkan pemandangan yang luar biasa , rumah sakit baru milik suaminya ini tampak berdiri kokoh didepannya ini . kana belum pernah melihat rumah sakit semewah ini selama hidupnya , rumah sakit termewah pertama yang dia lihat adalah rumah sakit milik suaminya ini , selagi mereka berjalan memasuki bagian dalam rumah sakit ini , kana semakin dibuat kagum dengan kecanggihan teknologi yang dipakai dirumah sakit ini ,

" nanti , habibah jadi CEO sekaligus dokter syaraf disini , gak apa kan habibah ? "

Pertanyaan yang barusan keluar dari mulut aga otomatis membuat kana menghentikan langkah kakinya , dengan tatapan bingung , si dokter syaraf ini menatap suaminya , aga juga menghentikan langkah kakinya , dia membalas tatapan istrinya ini dengan tatapan lembut

" tapi kan habibah gak ngerti mesti ngapain bib , nanti yang ada malah bikin habibi repot " kana mengarang alasan supaya niat suaminya untuk menempatkan dia sebagai CEO dari rumah sakit IRH ini batal , tapi aga dengan tegas menolak alasan yang diajukan kana agar dia tidak ditempatkan di posisi pimpinan rumah sakit . kana tidak tahu aga sudah menduga kalau dia akan menolak jabatan ini

" gak boleh loh menolak perintah suami habibah , ini perintah habibi . just follow the flow , habibah kan tetep bisa ngehubungin habibi kapan aja " tukas aga tegas , laki – laki ini tidak berniat mengabulkan permintaan terselubung istrinya ini , sementara itu kana cuma bisa menghela nafas berat .

Kana tahu dia tidak akan pernah menang mendebat suaminya , karena aga tahu lebih banyak tentang kedokteran dan kepimpinan daripada dia . makanya kana lebih memilih menuruti perintah suaminya ini , dalam hatinya berharap kalau hari – hari kedepannya akan lebih baik ketimbang hari ini . sebenarnya alasan terkuat aga meminta kana memimpin rumah sakit ini adalah untuk menjaga perasaan istrinya , karena sudah dua hari ini ustad aris dan ustazah retni rajin datang ke rumah sakit untuk menjenguk winda . kemunculan mereka memang membuat kana merasa tertekan .


My Boss My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang