" kenapa cepat sekali pulangnya ? kalian baru seminggu disini " keluh jidda setelah mendengar aga dan kana datang untuk berpamitan juga untuk sarapan bersama , wanita tua berdarah arab asli ini tampak masih belum rela untuk melepas keduanya kembali ke indonesia , meski baik aga maupun kana sudah setiap hari datang kerumah
" tapi kan aga sama kana sudah harus kerja lagi jidda , Insya Allah kalo dapat cuti panjang , aga sama kana kunjungin jidda kesini atau jidda yang ke jakarta , nanti tinggal dirumah aga atau tinggal dirumah mama " katanya aga sembari bersiap menyantap nasi biryani yang sudah disiapkan dengan kari daging khas arab buatan neneknya aga alias ibu dari papanya .
Wanita tua berbadan semi berisi ini mengangguk paham , meski wajahnya masih kelihatan sedih , karena masih belum sepenuhnya bisa melepaskan cucu dan cucu menantunya ini untuk pulang ke indonesia lagi , karena beliau memang masih terlalu rindu , apalagi beliau dan juga suaminya sudah hampir tiga tahun tidak bertemu anak dan cucunya , terakhir mereka bertemu saat aga dan kana menikah
Tanpa menunggu lagi , aga dan kana segera bergabung juga duduk mengelilingi meja makan bulat yang saat ini sudah dipenuhi dengan sarapan buatan sang nenek . nenek aga dari pihak papanya ini tidak cuma memasak nasi biryani dan kari daging , tapi juga ada buah zaitun hitam dan hijau juga ada daun arugula untuk lalapannya . bahkan neneknya aga ini sudah mempersiapkan kue baklava , kunafeh dan juga halvah .
" Insya Allah jidda sama jiddi cari waktu luang untuk kesana , untuk liburan " katanya jidda saat mereka sudah mulai sarapan .
Menjelang jam sembilan dan mereka berdua juga sudah selesai sarapan , tapi mereka tidak langsung berangkat menuju bandara , karena mereka masih punya waktu beberapa menit . selagi mereka duduk lesehan mengelilingi meja bulat khas arab dengan empat toples kaca berisi permen , cokelat dan kacang khas arab . sementara si nenek sibuk membungkuskan kue – kue yang beliau buatan beliau seperti halvah dan baklava untuk dijadikan oleh – oleh untuk aga dan juga kana .
Jam sepuluh tepat , baik aga maupun kana segera berpamitan sama nenek dan kakeknya aga dari pihak papa aidan . pasangan lanjut usia yang masih terlihat segar ini memilih mengantarkan keduanya sampai di dekat mobil yang dipinjamkan pihak kampus untuk aga pakai selama disini , setelah berpamitan dan juga berpelukan . kedua orangtuanya papa aidan memutuskan untuk masuk kedalam rumah begitu mobil cucunya sudah tidak terlihat .
Sementara itu aga melesatkan mobilnya menuju Bandara Internasional King Khalid dengan kecepatan santai . jalanan di kota riyadh yang cenderung lebih lebar dan lurus dari jalanan jakarta membuat kedua dokter spesialis syaraf ini bisa sampai di bandara lebih cepat dari biasanya . sesampainya disana , mereka segera disambut mahasiswa kampus al – faisal yang mengundang aga untuk mengisi seminar selama satu minggu di kampus mereka .
Begitu kunci mobil Porsche Cayenne ini berpindah tangan , aga dan kana segera mengantri dan masuk kedalam bagian utama bandara . beres memasukkan bagasi dan berurusan di imigrasi , keduanya segera melangkah menuju eskalator dengan melewati berbagai toko barang branded yang ada di bagian dalam bandara . setelah melewati lebih dari delapan toko , akhirnya mereka menaiki salah satu eskalator yang landai dan juga panjang .
" habibah gak ada mau beli apa – apa ? padahal tadi banyak barang yang bisa dibeli " katanya aga sembari mereka berada di eskalator ini , kana menoleh kearah suaminya dan menggeleng
" habibah udah beli banyak barang kemaren , beli mukena sama sejadah aja banyak , kemaren kita juga beli cokelat sama kacang – kacangan buat oleh – oleh banyak " sahut kana yang membuat aga terkekeh pelan , biarpun dia sudah tahu bagaimana respons istrinya ini saat dia bertanya seperti tadi
" ya kan permen sama kacang buat dibagi – bagi , habibah cuma beli mukena sama sejadah , itu pun sedikit banget , maunya habibah beli banyak aja " lagi – lagi aga berkata
" sepuluh itu banyak habibi , kalo beli lebih dari itu , nanti malah mubazir , malah gak kepake sama sekali " kana masih tetap dalam pendiriannya , dia sudah tidak ingin membeli apa – apa lagi , menurutnya dia sudah menguras uang aga terlalu banyak cuma untuk mukena dan sajadah .
Setibanya di ruang tunggu , mereka langsung duduk menghadap ke jendela , tepatnya melihat pemandangan runway di salah satu bandara tersibuk di arab saudi ini . sembari menanti panggilan untuk boarding , aga menyempatkan diri untuk membeli satu box kecil salad khas arab atau tabbouleh untuk dimakan berdua sama kana .
" habibah , makan salad yok " ajak aga sambil mengulurkan salah satu garpu kecil kearah kana dan duduk lagi di sebelahnya kana .
Dalam waktu singkat , salad yang aga beli ini habis dalam sekejap saja , tidak cuma sayurnya , tapi saus dressingnya pun juga tidak bersisa sedikitpun . bersamaan dengan kana yang membuang box salad ini kedalam tempat sampah , panggilan boarding pun terdengar dari dua pengeras suara . tanpa menunggu lagi , mereka berdua langsung ikut mengantri .
Bermodal memperlihatkan flight – itinerary ke gate security , beriringan dengan penumpang lain yang juga menelusuri lorong garbarata yang sama , aga dan kana pun melangkah menelusuri boarding bridge menuju pesawat Saudia Airlines . setengah jam kemudian , pesawat berkapasitas 400 penumpang ini akhrnya take – off dari salah satu runway bandara internasional King Khalid yang ada di kota Riyadh ini .
Mengingat durasi penerbangan dari Riyadh menuju ke Jakarta ini membutuhkan waktu selama sembilan jam lima belas menit , kana memilih untuk menghabiskan sebagian besar waktunya dengan menonton film , sementara aga lebih memilih tidur , karena dia harus menyetir dari bandara internasional Soekarno – Hatta ke rumah mereka . untungnya mereka mendapatkan empat set makanan yang dibagikan sama pramugari .
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss My Husband
RandomKana , si calon dokter spesialis syaraf yang awalnya dilatih selama setahun oleh aga , si pemilik rumah sakit dimana kana melamar bekerja , tidak menyangka bakal dinikahi oleh dokter yang melatihnya .