Suasana duka yang menyelimuti pondok pesantren Ash – Shiddiq dan juga lantunan surah yasin ini menyambut kedatangan aga dan kana . bukan cuma mereka saja yang mendatangi tempat ini untuk bertakziah , tapi juga tetangga – tetangga yang memang tinggal disekitar bangunan ini pun juga datang dan turut ikut membacakan surah yasin untuk mendiang winda . lantunan surah yasin yang tadinya terdengar samar – samar ini semakin jelas ketika keduanya memasuki area pondok pesantren ini .
Baik aga maupun kana segera turun dari mobil BMW I8 yang terparkir diluar bangunan pondok pesantren Ash – Shiddiq ini . keduanya tidak menghadiri proses pemakaman winda yang berlangsung tadi siang karena masih disibukkan dengan jadwal yang padat . sesuai rencana , disinilah aga dan juga kana berada sekarang , di masjid Ash – Shiddiq yang dijadikan tempat tahlilan untuk mendiang winda . berbeda dengan kana yang berjalan menuju bagian perempuan , aga berjalan menuju bagian laki – laki .
Acara tahlilan di malam yang pertama setelah mendiang winda dimakamkan ini akhirnya selesai pada jam setengah sepuluh malam . bersamaan dengan santri laki – laki , santri perempuan dan tamu yang juga beranjak untuk pulang kerumah , aga dan kana pun beranjak dari masjid untuk berpamitan pada ustad aris dan ustadzah retni yang juga berada di masjid ini . dengan langkah kaki yang gugup , si pasangan pemilik pondok pesantren ini Ash – Shiddiq menghampiri kedua dokter dengan spesialis yang sama ini
" pak dokter aga dan bu dokter kana , saya dan istri ingin meminta maaf atas nama winda dan atas nama keluarga saya , saya sadar kalau kami tidak seharusnya menuruti keinginan winda , kami juga meminta pada bapak dan ibu dokter bersedia memaafkan semua kesalahan – kesalahan yang sudah pernah winda dan kami lakukan " dengan suara parau karena terlalu banyak menangis , ustadzah retni pun meminta maaf pada kana dan juga aga
Interaksi yang terjalin antara pasangan pemilik pondok pesantren dan juga pasangan dokter spesialis syaraf ini , tanpa disadari sudah membuat beberapa tamu , santri dan juga santriwati menatap keempatnya dengan heran dan penasaran . bahkan beberapa santri laki – laki dan juga santri perempuan yang masih berada di teras masjid Ash – Shiddiq ini bertanya – tanya mengapa ustad aris beserta ustadzah retni meminta maaf pada mereka .
" kami sudah lama memaafkan winda dan ustad juga ustadzah , tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat salah , entah sengaja atau tidak sengaja " dengan nada suara yang tulus , kana menjawab permintaan maaf yang diucapkan secara tulus dari kedua orangtua mendiang winda ini . sementara itu , aga yang berada disebelah kana pun refleks menolehkan kepalanya dan melihat kearah istrinya ini . awalnya aga mengira kalau kana akan menolak permintaan maaf dari kedua orangtua winda , tapi perkiraannya itu salah besar , dia tidak mengira kana bisa dengan tulus memaafkan keduanya
" sekali lagi kami berdua mohon maaf yang sebesar – besarnya pada pak dokter dan ibu dokter " sembari menuruni keempat undakan tangga masjid , lagi – lagi ustadzah retni meminta maaf atas semua perbuatan mereka yang hampir membuat pernikahan aga dan kana yang belum setahun itu kandas dan berakhir dengan perceraian . lagi – lagi kana mengangguk dan menerima permintaan maaf itu dengan hati yang lapang .
Sebelum keduanya benar – benar pulang kerumah , aga menyerahkan dua paperbag yang berisi empat botol berukuran besar air zam – zam , tiga kotak besar kurma ajwa dan empat botol madu murni yang memang sudah mereka siapkan setelah mereka pulang dari rumah sakit . seiringan dengan aga yang mengulurkan paper itu , kedua tangan ustad aris tampak bergetar menerima uluran paperbag ini . sebelum sempat pasangan pemilik pesantren ini bertanya , aga sudah lebih dulu membuka suara
" oleh – oleh ini memang kami siapkan buat ustad sama ustadzah dari mekkah , bulan kemarin saya sama kana naik haji " jelas aga sebelum ustad aris sempat menanyakan apapun tentang paperbag itu , baik ustad aris maupun ustadazah retni seketika mengangguk dan berterima kasih pada keduanya untuk oleh – oleh ini
" terima kasih banyak untuk oleh – olehnya ya pak dokter sama bu dokter " rentetan ucapan terima kasih segera keluar dari sana bersamaan dengan aga dan kana yang segera saja berpamitan untuk pulang kerumah , mengingat masing – masing dari mereka memiliki jadwal yang padat .
Tanpa mengulur waktu lagi , mobil BMW I8 milik aga segera saja melesat meninggalkan pondok pesantren Ash – Shiddiq di belakang mereka . mengingat jarak antara pondok pesantren dengan kediaman mereka lumayan jauh dan bisa menghabiskan waktu selama satu jam di jalan , aga memutuskan untuk tidak menggunakan jalan utama , aga mengarahkan mobilnya menuju jalan tol yang tidak begitu jauh dari jalan utama . dalam waktu empat puluh lima menit saja , mobil BMW I8 kepunyaan aga sudah ada di garasi rumahnya .
" habibah gak marah sama mereka ? mereka kan udah bikin habibah sakit hati " akhirnya pertanyaan yang sejak tadi aga tahan – tahan di sepanjang perjalanan pulang dari pondok pesantren Ash – Shiddiq keluar juga , sementara itu , kana yang mendengar aga bertanya seperti itu hanya tersenyum saja
" kalau habibi tanya begitu , jawabannya udah pasti habibah marah , tapi habibah juga tau , ngapain marah" , masalah tambah panjang dan cuma bikin capek aja " sembari mengganti gamis dan hijabnya dengan setelan piyamanya , sejenak aga terdiam mendengar jawaban yang keluar dari mulut istrinya ini .
Sejurus kemudian , laki – laki itu mendekati kana dan merengkuh istrinya ini dari belakang dan menyandarkan dagunya di salah satu pundak sempit milik kana . sekujur tubuh kana terasa meremang ketika mendapati deru nafas aga dari jarak sedekat ini , melalui pantulan cermin , kana bisa melihat kalau jarak antara dirinya dan aga saat ini terlalu dekat , dengan susah payah kana menelan ludahnya yang terasa seperti tersangkut di lehernya
" habibi tidur ayo , ini udah hampir jam sebelas , besok kita masih harus kerja " kana menukas gugup sembari berusaha menguraikan kedua tangan aga dari pinggangnya dan berjalan kearah ranjang yang masih rapi karena belum sempat tersentuh .aga yang melihat apa yang dilakukan istrinya ini barusan pun tersenyum saja dan ikut membaringkan diri disebelah kana .
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss My Husband
DiversosKana , si calon dokter spesialis syaraf yang awalnya dilatih selama setahun oleh aga , si pemilik rumah sakit dimana kana melamar bekerja , tidak menyangka bakal dinikahi oleh dokter yang melatihnya .