Tisʿa Wa Sab'un

14 0 0
                                    

Keseharian kana dan aga seharusnya sudah kembali berjalan seperti biasa setelah tiga hari tahlilan dirumah tetangga , tapi realita tidak sesuai dengan ekspektasi , karena tanpa diduga , pasangan pemilik pondok pesantren Ash – Shiddiq yaitu ustad aris dan ustadzah retni mendatangi kediaman mereka pagi ini , disaat mereka sedang bersiap untuk pergi bekerja . dengan ekspresi keheranan yang mewarnai wajahnya , aga mempersilakan keduanya untuk masuk kedalam rumahnya .

Baik ustad aris maupun ustadzah retni belum ada yang rencana untuk membuka suara , keduanya malah saling melemparkan tatapan , seakan – akan mereka sedang berusaha berdiskusi tentang apapun yang akan mereka katakan atau pinta pada aga . gerakan kepala ustadzah retni membuat ustad aris menghela nafas , wajah beliau tampak tidak yakin untuk mengatakan apa yang ada di kepalanya . sementara itu aga dan kana tampak keheranan dengan apa yang dilakukan tamu mereka pagi ini .

Tampaknya rasa penasaran aga dan kana akan segera terjawab

" sebelumnya saya dan istri ingin meminta maaf kalau kedatangan kami hari ini mendadak , kemudian kedatangan kami ini ada hubungannya dengan winda , kami dengan sungguh – sungguh meminta tolong sama pak dokter aga untuk dapat bersikap adil dengan menikahi winda " entah apa yang ada dipikiran si pendiri pondok pesantren Ash – Shiddiq ini sampai meminta hal yang tidak akan pernah aga lakukan

" memangnya winda kenapa sampai ustad sama ustadzah datang dan minta saya nikahin winda ? " bukannya menjawab , aga malah mempertanyakan kondisi winda yang membuat kedua orangtuanya sampai mendatangi aga

" sudah beberapa bulan belakangan ini winda sering sakit – sakitan , dia juga sering ngelamun sendiri dikamar , tiap hari dia juga manggil – manggil dokter aga , kondisi winda sendiri udah kayak orang gila pak , kami udah bawa ke poli umum rumah sakit untuk meriksain kondisi winda " perkataan ustadzah retni membuat aga menggelengkan kepalanya

" kalo dibawa ke poli umum , dokter udah jelas bilang dia gak ada sakit apa – apa , harusnya langsung dibawa ke spesialis psikologi , sakit yang dialami winda itu penyakit mental , bukan penyakit fisik " sahut aga yang membuat kedua tamunya ini langsung terdiam .

Keduanya benar – benar melupakan fakta kalau aga itu dokter , jelas aga tahu lebih banyak hal – hal yang berkaitan dengan medis dan kedokteran .

" tapi saya yakin dokter kana pasti bisa memahami kondisi winda , saya juga sangat berharap dokter kana bisa mengizinkan dokter aga untuk menikahi winda " rentetan kalimat yang dilontarkan ustadzah retni membuat kana yang sejak tadi diam pun terkejut , sebelum sempat kana membuka suara untuk menolak , seakan tahu apa jawaban kana , aga memilih langsung membuka suara untuk melindungi kana

" kalaupun kana bersedia , saya yang tidak bersedia , saya gak mau ada perempuan lain dihidup saya selain kana , keberadaan kana udah lebih dari cukup buat saya , saya kira ustad lebih paham mengenai perkara agama , tapi nyatanya tidak ya , saya sarankan ustad dan ustadzah membawa winda ke dokter ahli psikologi , beliau mungkin lebih paham sama kondisi winda , saya kirim nomornya ke ustadzah ya " katanya aga sembari membuka ponselnya , mengirimkan kontak salah satu dokter yang bekerja di rumah sakitnya , yaitu dokter kareena karim

" maaf aga , saya rasa cuma aga yang bisa membuat winda lebih baik , saya harap kana bisa memahami sepenuhnya kondisi winda dan mengizinkan aga untuk melakukan poligami , saya tau kana ini hatinya baik " katanya ustad aris yang masih berkeras hati ingin menikahi anaknya dengan aga , kana yang sudah sejak tadi diam saja pun akhirnya angkat suara

" ustad , maaf kalau saya berkata seperti ini , jangan memanfaatkan kebaikan orang lebih dari yang orang itu berikan , saya gak mengizinkan aga berpoligami , kalau aga harus menikahi winda , aga harus lebih dulu menceraikan saya , saya tidak mau ada wanita lain diantara kami berdua " kana menolak dengan tegas permintaan ustad aris barusan ini .

Sementara itu , aga mengulas senyum tipis , dalam hatinya dirinya tentu merasa lega mendengar jawaban bininya ini . sedangkan kedua pemilik ponpes ash – shiddiq ini pun seketika putus asa , mereka sudah memikirkan segala cara untuk bisa membujuk aga untuk menikahi winda , tapi usaha mereka tidak membuahkan hasil positif , karena permohonan mereka pun ditolak dengan mentah – mentah sama kedua dokter spesialis syaraf ini , tanpa mereka berdua sempat mengajukan permohonan lain .

" maaf kana kalau saya bertanya seperti ini , apa kamu gak pernah cemburu melihat aga melakukan operasi dengan dokter perempuan lain ? " tanya ustadzah retni sebelum berpamitan pulang , kana tersenyum dan menggeleng

" saya gak cemburu bukan karena saya gak cinta sama aga , tapi saya sudah paham , dan saya pun juga gak yakin winda bisa kuat melihat aga berlama – lama dengan dokter perempuan lain diruangan operasi , kalau saya , karena sudah paham dan sudah pernah mengalami hal yang sama , saya bisa bersikap biasa aja , lagipula aga bisa menjaga sikap , dia gak pernah sama – sekali melihat atau menyentuh dokter perempuan lain selain saya , kenapa harus cemburu " lagi – lagi keduanya dibuat bungkam dengan semua yang dikatakan kana .

Tanpa mengulur waktu lagi , ustad aris dan ustadzah retni pun segera berpamitan dan pergi dari sana , mereka dengan memendam rasa kecewa yang mendalam . sepulangnya ustad aris dan ustadzah retni dari rumah mereka , aga dan juga langsung berangkat menuju rumah sakit , karena sebentar lagi sudah jam sembilan pagi , yang artinya morning - visit mereka sudah akan dimulai . dengan menggunakan jalur tol , BMW I8 milik aga cuma membutuhkan waktu setengah jam untuk sampai dirumah sakit PrIH ini .

Setibanya di ruang praktek masing – masing , aga dan kana segera melakukan morning visit ke pasien mereka masing – masing . sepanjang perjalanan menuju lift , aga tiba – tiba teringat satu hal ,

" habibah , masalah ini kita berdua aja yang selesaiin , mama sama papa jangan sampai tau , kasian mereka nanti stres gara – gara kepikiran " katanya aga yang segera dianggukin kana

" iya bib , habibah juga gak mau bilang , kasian nanti merekanya " kana setuju dengan apa yang dibilang sama aga , perkataan suaminya ini memang banyak benarnya , ini masalah rumah tangga mereka , bukan masalah keluarga besar , jadi cukup mereka yang harus menyelesaikan masalah ini .


My Boss My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang