" kita mampir dulu kerumah sakit ya , kevin sama devan udah sampai dirumah sakit , habibi mau ngasihin kunci ruangan kita dulu , abis itu kita langsung berangkat " tutur aga bersamaan dengan menyalakan mesin mobil BMW I8 miliknya . cukup dengan satu tangan aja , aga bisa memutar setir mobil kesayangannya ini .
" habibi jadi minta tolong mereka ? " tanya kana sembari mobil yang dikendarain suaminya ini bergerak keluar dan melewati pagar yang perlahan bergerak membuka dengan otomatis . bersamaan mobil pertama yang aga beli ini semakin bergerak menjauh , pagar kayu hitam itu kembali secara otomatis bergerak menutup rapat , seakan melindungi rumah berlantai dua itu dari tatapan para tetangga depan .
" jadi kok habibah , mereka aja sampainya kemaren " aga menjawab sambil melepaskan tangannya dari persneling dan beralih menggenggam tangan kana yang kini ditutupi sama lengan abaya yang dipinjamin sama elladine . bukan cuma menggenggam , aga juga mengecupi punggung tangan sang istri dengan penuh kelembutan , perlakuan aga barusan ini udah jelas membuat debaran jantung kana yang tadinya normal , tiba – tiba saja menjadi tidak karuan .
Sesekali aga melepaskan genggamannya pada tangan kana untuk mengoperasikan persneling kendaraannya ini . aga cuma butuh satu tangan aja untuk mengatur tuas untuk membelokkan mobilnya kedalam pelataran parkir khusus dokter di rumah sakit miliknya ini . alih – alih membelokkan mobilnya ke area parkirnya yang biasa , aga lebih memilih memposisikan kendaraannya ini persis didepan teras rumah sakit .
" habibah tunggu aja di mobil ya , habibi bentar aja keluarnya " kata aga sambil membuka pintu mobilnya dan kana menganggukkan kepalanya . sambil menutup pintu mobilnya , si pemilik rumah sakit berlantai tiga puluh ini berjalan dan menghampiri kedua laki – laki yang berbalut pakaian semi formal dan juga snelli sebatas lutut . dari dalam mobil aja , kana bisa melihat suaminya itu mengulurkan dua buah kunci ruangan kerja mereka , meski dia tidak bisa mendengar apa yang aga katakan pada kedua laki – laki itu .
Beres meminjamkan kunci ruangan mereka berdua ke kedua teman kuliahnya , juga bilang kalau mereka cuma perlu ngelanjutin pemeriksaan yang mereka udah lakukan , aga kembali berjalan ke mobil dan memutarkan mobilnya melewati kanal buatan berukuran besar ini untuk keluar dari gerbang terdekat . untuk mempersingkat perjalanan menuju bandara dari rumah sakit , aga memilih lewat jalan tol , kurang dari dua jam , mereka sudah tiba di bandara .
Selesai berurusan sama bagian penginapan kendaraan , aga dan kana segera pergi dari basement penginapan kendaraan dengan menyeret koper mereka .
" ktp , visa sama paspor habibah mana ? biar habibi aja yang pegang " pinta aga yang segera diangguki kana , si dokter ini mengulurkan ketiga benda penting yang di maksud aga , beberapa saat kemudian , mereka selesai dengan proses check – in juga sudah masukin bagasi , aga meraih tangan kana dan beranjak menuju bagian imigrasi . bermodal menunjukkan paspor mereka berdua , pasangan dokter spesialis syaraf ini pun berhasil melewati bagian imigrasi tanpa di tanya – tanya .
Panggilan boarding dari speaker untuk penumpang pesawat Saudia Airlines langsung terdengar disaat mereka baru memasuki waiting lounge . aga refleks merangkul istrinya ini dan terus melangkah menuju bagian boarding gate security . setelah menunjukkan flight – itinerary masing – masing , keduanya langsung diizinkan untuk keluar menuju boarding bridge .
" habibah nanti mau nginep dimana ? di rumah atau di hotel ? " sembari memasuki pesawat Saudia Airlines B747 – 400 ini dan menaiki tangga untuk mencapai kursi mereka , sesuai dengan tiket yang dibelikan sama pihak kampus AL – Faisal University ini , aga bertanya ,
" terserah habibi aja , habibah kan ikut aja " jawab kana yang sambil mengangkat sedikt ujung abayanya supaya bisa dengan mudah menaiki tangga ke kabin atas .
" kalo habibah mau nginep di hotel , habibi gak masalah kok " katanya aga sambil menempatkan kana di kursi dekat jendela , mereka dapat kursi di bagian depan , tepatnya di belakang ruang kokpit .
Selang lima belas menit , pesawat Saudia Airlines dengan rute penerbangan Jakarta menuju Riyadh yang mereka naikin ini mulai bergerak mundur perlahan dan berjalan menuju landasan pacu A1 . perlahan pergerakan pesawat yang tadinya pelan sekarang terasa semakin cepat , akhirnya pesawat dengan kapasitas penumpang 428 ini take – off dan meninggalkan bandara Soekarno – Hatta di belakang mereka .
Dengan logo " airplane mode " yang menyala , aga membuka ipadnya dan membaca susunan acara seminar satu minggu besok , untuk bisa memperkirakan waktu yang mereka punya . sementara disebelahnya , kana sibuk melihat keluar jendela pesawat . menjelang dua jam penerbangan , para pramugari mulai mendorong troli besi untuk membagikan makanan pada para penumpang .
" excuse me sir , this is your first meal " salah satu pramugari meletakkan dua set makanan diatas meja didepan aga dan kana , keduanya pun dengan kompak mengucapkan terima kasih pada si pramugari ini , menu makan siang pertama mereka ini terdiri dari saleeg , samosa , halloumi grilled , potongan buah segar , teh adani dan juga air mineral .
Setelah menempuh penerbangan selama sembilan jam dan mendapat tiga kali makan , akhirnya pesawat Saudia Airlines B747 – 400 ini mendarat dengan halus di landasan pacu J12 bandara internasional King Khalid , yang ada di kota di Riyadh . selesai mengambil bagasi , mereka langsung keluar dari bagian kedatangan . ternyata , tanpa sepenetahuan aga , pihak kampus Al – Faisal University sudah berada di bandara untuk menjemput mereka .
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss My Husband
RandomKana , si calon dokter spesialis syaraf yang awalnya dilatih selama setahun oleh aga , si pemilik rumah sakit dimana kana melamar bekerja , tidak menyangka bakal dinikahi oleh dokter yang melatihnya .