From:
To:
Cc: 1 week medical seminar invitation
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, dear professor Aga , I'm sayed ahmed , one of the 5th level of medical student of Al – faisal University . I would like to invite you to be a guest lecture in our 1 week seminar , which is will be hold at 10 june , 2018 at 9 a. m. . please tell me if you have any condition , we will prepare it for you properly .
Yours sincerely
Sayed Ahmed
Secara otomatis kening aga berkerut saat membaca email yang masuk ke hapenya , penyebab berkerutnya kening aga bukan karena yang isi dari email ini , pun bukan juga tentang siapa yang mendapatkan alamat emailnya ini , melainkan bagaimana caranya si mahasiswa ini bisa mendapatkan email pribadinya .
Alih – alih mencari tahu siapa mahasiswa yang mengirimkan email sepanjang ini , aga lebih memilih untuk sesegera mungkin membalas email berisi undangan ini
From:
To:
Cc: 1 week medical seminar invitation
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, dear Sayed Ahmed , I feel very honored to accept this invitation, InshaAllah I will come to seminar as a guest lecture , I don't think of having condition that should be fulfil .
Yours sincerely
Aga Margono
Setelah email balasan itu terkirim , aga beranjak dari tepian ranjang dan mengambil dua snelli sebatas lutut , satu handbag milik kana dan ransel miliknya sendiri lalu beranjak keluar dari kamar . bersamaan dengan aga yang melangkah menuruni dua puluh anak tangga , wangi nasi goreng seafood , black americano coffee sama jasmine tea yang dibuat kana menerpa hidung si dokter spesialis syaraf ini .
" shabahal khair ya habibah qalbi " sapaan aga yang langsung aja membuat kana menoleh kearahnya dan juga tersenyum , aga tersenyum simpul saat melihat senyuman kana yang membuat jantungnya berdebar dan aliran darahnya terasa mengalir lebih cepat ,
" shabahan nur ya habibi qalbi " kana membalas sapaan suaminya ini sembari meletakkan dua piring nasi goreng , secangkir kopi dan secangkir teh diatas meja ,
" oh iya habibah , minggu depan habibah temenin habibi ngisi seminar satu minggu di arab ya " ajakan aga yang sangat tiba – tiba ini jelas membuat kana refleks menoleh , netranya menatap suaminya ini dengan sorot kebingungan
" kapan bib ? kok tiba – tiba banget ? " kana bertanya penasaran sambil duduk dikursi yang berhadapan langsung sama aga , benaknya mulai memikirkan banyak pertanyaan kenapa tiba – tiba aga mengajaknya untuk pergi ke arab , kendati dia tahu semua pertanyaan yang memenuhi benaknya ini sebenarnya gak penting
" gak mendadak kok habibah , kan masih ada enam hari lagi , besok kita beli perlengkapan buat kesana ya habibah " perkataan aga segera dijawab kana dengan menganggukkan kepalanya .
Tiba – tiba kana teringat kalau mereka punya beberapa pasien yang berstatus rawat inap
" tapi bib , pasien – pasien kita gimana ? masa ditinggal gitu aja ? " tanya kana sambil menyuapkan sesendok demi sesendok nasi goreng seafood kedalam mulutnya , aga dalam hati tersenyum saat mendengar pertanyaan beruntun itu keluar dari mulut istrinya .
Sebenernya wajar kalau kana bertanya seperti itu , karena dokter spesialis syaraf yang bekerja di rumah sakit PrIH ini cuma dia dan suaminya , belom ada dokter spesialis syaraf lain
" tenang aja habibah , minggu ini kita masih bisa ngurusin mereka , minggu depan baru habibi minta dokter kevin sama dokter devan dari rumah sakit luar negeri buat ngurusin mereka selama kita pergi , mereka temen kuliah S1 habibi di skotlandia " aga berkata dan menenangkan istrinya ini .
Kelar sarapan dan berberes dapur dan melepaskan colokan kompor listrik , keduanya langsung beranjak keluar rumah . mereka berjalan beriringan dengan tangan kiri aga menggenggam tangan kanan sang istri .
Begitu arloji patek phillipe aquanaut yang melingkar di pergelangan tangan kanan aga menunjukkan angka delapan , mobil BMW I8 kesayangan si dokter ini pun dengan perlahan bergerak keluar dari garasi .
Langkah kaki keduanya berhenti saat salah satu suster menghampiri aga , suster dengan name-tag melani ini mengulurkan ipad yang menampilkan catatan medis milik salah satu pasiennya aga ,
" dok , ini catatan medis pasien yang baru masuk minggu kemaren , keluarganya juga udah tanda tangan surat tanda izin operasi dok " tutur suster melani sambil diam – diam memandangi aga
" yaudah , saya dhuha dulu , operasinya jam 10 aja " titah aga dengan nada dingin dan ekspresi wajah datar , kana cuma bisa meringis saat melihat bagaimana datarnya wajah laki – laki yang sudah beberapa bulan berstatus sebagai suaminya ini .
Dengan tangan yang kembali menggenggam tangan kana , aga menarik kana untuk melanjutkan langkah mereka yang sempat terhenti , kana tidak perlu banyak bertanya , karena sudah jelas laki – laki ini berniat mengajak dia untuk shalat dhuha empat rakaat terlebih dulu sebelum memulai kegiatan mereka dirumah sakit ini .
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss My Husband
AléatoireKana , si calon dokter spesialis syaraf yang awalnya dilatih selama setahun oleh aga , si pemilik rumah sakit dimana kana melamar bekerja , tidak menyangka bakal dinikahi oleh dokter yang melatihnya .