22 || Dua Dua

126 8 9
                                    

|| D U A   D U A ||

🍂𝑫𝒆𝒄𝒂𝒍𝒄𝒐𝒎𝒂𝒏𝒊𝒂🍂

"Jangan pergi, noona!"

Yoora mengerjap di dalam pelukan Jung Kook. Hatinya berdesir ketika pria itu semakin mengeratkan pelukannya, menopang dagu di bahu kanan Yoora dan menghirup wangi rambutnya. Beberapa bulan lalu Jung Kook juga memeluknya seperti ini, tepat ketika ia baru saja mengetahui perselingkuhan Jimin. Saat ini Jung Kook sedang memeluknya lagi. Yoora baru menyadari jika dirinya tampak sangat mungil jika berada dalam dekapan pria itu, benarkah Jung Kook sudah tumbuh dewasa seperti ucapan Yoongi? Karena entah mengapa ia selalu merasa Jung Kook tetaplah pemuda labil yang diam-diam menyukainya seperti 20 tahun lalu.

Yoora mendongak untuk menemukan iris mata Jung Kook, kini pria itu juga menunduk untuk menatap wajah cantik Yoora yang tampak lelah dan mengantuk di waktu bersamaan.

"Jung Kook-ssi."

"Ya?"

"Kau marah padaku, ya?" Jung Kook menggeleng singkat, masih dengan mengunci tatapan Yoora. Jung Kook berdoa di dalam hati semoga Yoora tidak mendengar irama jantungnya yang berdegup sangat cepat.

"Mulai saat ini jangan pergi ke club lagi, noona! Atau aku akan mengadukanmu pada Yoongi hyung."

Yoora terkekeh pelan. Meninju dada Jung Kook dengan kepalan jemari lentiknya lalu menarik diri.

"Aku serius dengan ucapanku, noona. Aku akan mengadukanmu pada Yoongi hyung."

"Kenapa tidak kau katakan saja jika kau sedang kesal dengan Han oppa? Alih-alih melarangku untuk tidak lagi datang kesana."

"Darimana noona bisa tahu?"

Presdir LYJ Group itu mendekati Jung Kook dengan tawa geli, menyentil dahi Jung Kook kemudian berkata. "Tertulis jelas di keningmu. Apa yang kalian bicarakan saat aku pergi ke toilet, hmm?"

"Tidak ada noona."

"Jangan berbohong padaku! Wajahmu seolah-olah ingin menelan Han oppa hidup-hidup, Jung Kook-ssi."

Jung Kook tampak baru saja keluar dari kamar tepat pukul 06:00 pagi, seperti biasa ia akan membuatkan sarapan untuk So Young sebelum berangkat ke sekolah. Namun sosok feminin Yoora sudah berada di dapur miliknya, wanita itu tengah sibuk mengaduk masakannya di atas pan hingga tidak menyadari kehadiran Jung Kook.

"Erhm." Yoora meliriknya sekilas lalu kembali sibuk dengan masakannya.

Jung Kook ikut masuk ke dalam dapur, mengambil sebuah cangkir di dalam kabinet lalu mulai menyeduh green tea tanpa gula untuknya. Jung Kook sedikit merasa canggung berada di ruangan yang sama dengan Yoora, mengingat tadi pagi ketika baru saja kembali ke apartment ia dengan berani memeluk Yoora dan menahan kepergian wanita itu. Wangi daisy dari tubuh Yoora bahkan masih menempel di ujung hidungnya sampai saat ini.

"Jung Kook-ssi, tolong ambilkan piring oval di atasmu!" Jung Kook mendongak. Menatap deretan piring berbagai bentuk di dalam kabinet kitchen set, ia mengambil satu buah piring persis seperti permintaan Yoora. "Yang ini, noona?" (sayang). Panggilan itu hanya tertahan di tenggorokannya. Mungkin jika dirinya adalah Han, Jung Kook tidak akan merasa sungkan atau ragu memanggil Yoora dengan sayang meski sekedar lewat candaan. Setiap kali mendengar Han memanggil Yoora demikian ia selalu merasa geli dan ingin meninju pria itu jika tidak mengingat persahabatan mereka selama ini.

𝑫𝑬𝑪𝑨𝑳𝑪𝑶𝑴𝑨𝑵𝑰𝑨 (Jeon JK BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang