53 || Lima Tiga

129 12 16
                                    

|| L I M A  T I G A ||

🍂𝑫𝒆𝒄𝒂𝒍𝒄𝒐𝒎𝒂𝒏𝒊𝒂🍂

"Hyung, jangan! Kita masih bisa menemukan pendonor lain."

Jimin melenggang pergi tidak peduli dengan Jung Kook yang terus meneriaki namanya di belakang sana. Sementara itu ia berhasil menemukan si kembar yang saat ini duduk di taman, Jimin berinisiatif mendekati keduanya dengan langkah hati-hati.
"Papi." So Young menyeka pipinya yang basah kemudian menubruk sang ayah, memeluk pria itu dengan amat sangat erat seolah mereka tidak akan pernah bertemu lagi. "Kenapa anak cantik papi menangis, hmm?"

"Pi, jika aku memohon apakah papi bersedia untuk mundur?"

Jimin menunduk kemudian menemukan tatapan memohon dari putrinya, ia hanya tersenyum tipis kemudian memilih duduk di antara keduanya, Jimin menggenggam tangan kedua buah hatinya bersama Yoora dengan erat kemudian berujar dengan nada datar. "Mungkin ini berat untuk kalian tapi percayalah kalian akan menemukan kebahagiaan yang jauh lebih banyak setelah ini."

"Dengan kehilangan papi begitu?" Young Soo bertanya dengan nada tak kalah datarnya, pemuda itu mengetatkan rahangnya menahan emosi yang mulai menguasai dirinya sejak mendengar perdebatan di antara kedua ayahnya beberapa saat yang lalu. "Papi sangat menyayangi kalian berdua lagi pula ini bukan sebuah perpisahan, papi hanya akan kehilangan kesadaran sebentar lalu beberapa jam kemudian kita akan mengobrol lagi seperti ini."

"..."

"Lagi pula semua akan baik-baik saja karena ada daddy yang akan menjaga kalian."

Young Soo tidak bisa lagi menahan air matanya dan benar saja air mata sialan itu menetes begitu saja ketika ia berkedip, Jimin melihat sendiri bagaimana putranya menghapus air mata sialan itu dengan kasar kemudian memasang wajah datarnya kembali. "Jika besok papi menandatangani surat persetujuan itu maka lusa nanti mami akan di operasi, mami akan segera sadar dan kalian semua akan berkumpul bersama-sama lagi."

"Papi bisa diam tidak, sih!"

Jimin sama sekali tidak heran jika Young Soo membentaknya, ia tahu jika putranya bahkan jauh lebih kuat di bandingkan dirinya sendiri dan Jimin seribu persen menyadari jika putranya adalah seseorang yang tidak mudah mengatakan perasaannya sendiri. Jimin hanya mengulum senyum kemudian membawa Young Soo kepelukannya, mereka bertiga berpelukan dengan sangat erat di iringi tangis tertahan dari apitan bibir masing-masing. Demi apapun Jimin sangat menyayangi buah hatinya meski dengan bodohnya ia pernah menghancurkan hati keduanya, namun selama beberapa tahun ini ia benar-benar menyesal dan berusaha menebus kesalahannya pada anak-anak di masa lalu.

Anak-anak mungkin sekedar merasa ketakutan jikalau operasi itu tidak berjalan dengan lancar, namun lebih dari itu Jimin sendiri lebih takut jika Yoora tidak bisa bertahan lebih lama lagi. Dokter Cha sendiri mengatakan jika kondisinya semakin melemah dan tidak menutup kemungkinan jika semua hal terburuk bisa saja terjadi pada Yoora sewaktu-waktu. Jimin mengurai pelukan mereka terlebih dulu kemudian menasehati keduanya dengan bahasa lembut dan hati-hati, anak-anak sudah dewasa maka dari itu Jimin berharap jika keduanya bisa menyikapi semua hal yang terjadi dengan pikiran terbuka dan bijaksana.

Terlebih untuk Young Soo sendiri mungkin ia seorang adik tapi sebagai laki-laki pemuda itu memiliki tanggung jawab besar pada saudarinya, Jimin berharap jika keduanya menjalankan peran mereka dengan baik terlebih kini mereka juga telah menjadi seorang kakak. Young Soo berjanji padanya jika ia akan menjaga So Young juga adik-adiknya yang masih kecil, Jimin mengangguk mendengar ucapan pemuda itu kemudian tersenyum dengan bangga. Bagaimanapun juga karakter si kembar saat ini adalah hasil dari bentukan dirinya dan Yoora di masa lalu, bolehkah Jimin merasa sedikit bangga jika ia sudah berhasil mendidik buah hatinya menjadi pribadi yang baik dan bijaksana saat ini? Sekali lagi Jimin merengkuh keduanya ke dalam pelukan sembari menggumamkan kalimat sayang yang tiada ujungnya.

𝑫𝑬𝑪𝑨𝑳𝑪𝑶𝑴𝑨𝑵𝑰𝑨 (Jeon JK BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang