23 || Dua Tiga

118 8 6
                                    

|| D U A  T I G A ||

🍂𝑫𝒆𝒄𝒂𝒍𝒄𝒐𝒎𝒂𝒏𝒊𝒂🍂

Udara pagi terasa begitu hangat menyambut kedatangan Yoora di USA. Setengah jam yang lalu pesawatnya baru saja landing di bandara Washington Dulles dan Yoora langsung menuju kantor untuk menghadiri rapat penting bersama jajaran direksi dan kolega LYJ Group. Yoora melangkah dengan lugas menuju ruangan meeting di temani Alexa dan beberapa staf ketua divisi masing-masing, pagi ini presdir LYJ Group itu tampak sedikit kurang sehat meski ia tetap profesional dan tetap bekerja sebaik mungkin.

Alexa mendorong pintu besar ruang meeting untuk dirinya. Kemudian Yoora segera melangkah ke dalam, menyambut jajaran direksi dan kolega LYJ Group dengan senyum tipis di wajah cantiknya.

"Selamat pagi."



🍂𝑫𝒆𝒄𝒂𝒍𝒄𝒐𝒎𝒂𝒏𝒊𝒂🍂



Sementara itu di Korea jam menunjukkan pukul 23:00 ketika Jimin mengetuk pintu apartment Rose. Rose yang melihat kehadiran Jimin segera menarik pria itu ke dalam lalu memeluknya dengan suka cita, membenamkan wajahnya di dada Jimin lalu menghirup dalam-dalam aroma musk di tubuh pria itu. Perlu di ketahui jika Rose sempat kesulitan menghubungi Jimin sejak anak-anak memergoki mereka di butik waktu itu.

Rose mengalungkan tangannya di leher kokoh Jimin dan menarik pria itu ke kamar. Kini keduanya sedang duduk bersama di atas ranjang luas milik Rose yang di penuhi wangi feminin wanita berambut blonde itu.

"Kenapa oppa sulit sekali di hubungi belakangan ini? Kau tidak tahu kalau aku merindukanmu?"
Jimin membuang nafas kasar namun mengangguk juga. Sejak anak-anak mengetahui hubungannya dengan Rose, Jimin merasa bersalah pada keluarganya. Apalagi putrinya juga lebih memilih tinggal di apartment Jung Kook sejak malam itu, terhitung hampir satu minggu So Young tinggal di apartment Jung Kook. Sementara di rumah Young Soo sama sekali tidak mau berbicara dengannya, Yoora bahkan sudah memindahkan beberapa barang miliknya dan terang-terangan mengajaknya pisah ranjang sejak malam itu.

Dulu sebelum anak-anak tahu hubungannya bersama Rose, Yoora tetap memilih sekamar dengannya demi menjaga perasaan anak mereka. Saat ini tidak ada lagi alasan untuk Yoora tetap bertahan.
Jimin ingin marah meluapkan segala emosinya namun kepada siapa? Bukankah kekacauan ini ia ciptakan sendiri?

"Bagaimana dengan anak-anak, Jimin oppa?" Rose mencoba memberanikan diri untuk bertanya sembari bersandar di dada Jimin. "Seperti yang kau lihat semuanya kacau balau."

"Istrimu?"

"Apa yang kau harapkan darinya? Yoora sudah jelas memilih bungkam daripada berdebat denganmu karena diriku."

"Jimin oppa apakah kau masih mencintainya? Bagaimana dengan diriku? Bercerailah dengan presdir Lee lalu kita menikah di luar negeri dan hidup berbahagia disana."

"Tidak semudah itu."

"Wae? Bukankah kita melakukan ini atas dasar cinta? Kau selalu memuja diriku setiap kali kita berhubungan intim, bukankah itu tulus dari dalam hatimu Jimin oppa? Kau tahu sendiri kau adalah pria pertamaku, kau yang mengambil kesucianku." Jimin beringsut dan nyaris tergelak mendengar cicitan Rose. Bukankah wanita itu yang merelakan tubuhnya untuk ia nikmati? Jangan salahkan dirinya jika Jimin menyambut hangat godaan itu, kucing tidak akan pernah menolak jika di suguhi ikan segar.

𝑫𝑬𝑪𝑨𝑳𝑪𝑶𝑴𝑨𝑵𝑰𝑨 (Jeon JK BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang