11 || Sebelas

133 4 0
                                    

|| S E B E L A S ||

🍂𝑫𝒆𝒄𝒂𝒍𝒄𝒐𝒎𝒂𝒏𝒊𝒂🍂

"Hyung, maaf aku tidak bisa datang ke studio hari ini aku sedang sakit."

"Jinjja? Perlu ku kirim dokter ke apartmentmu Jung Kook-ssi?"

"Opsoyo. Sepertinya aku hanya butuh istirahat hyung."

"Baiklah, istrihatlah dengan cukup! Jika butuh apa-apa telepon saja."

"Baik hyung."

Jung Kook meletakkan kembali ponselnya ke nakas setelah menghubungi manager Seo, ia beranjak dari ranjang sehingga selimut yang membungkus tubuhnya teronggok begitu saja. Jung Kook menuju dapur untuk membuat kopi tanpa perlu repot memakai kaos untuk menutupi tubuhnya yang bertelanjang dada, semalam setelah ia kembali dari apartment Lalisa ia segera pergi tidur setelah melepaskan kaosnya asal, meski kenyataannya Jung Kook baru bisa memejamkan mata menjelang pagi tadi.

Tangannya yang sedang mengaduk kopi dalam cangkir terhenti ketika ia mengingat wajah terluka Lalisa. "Haishh, bodoh sekali kau ini!" Jung Kook merutuki dirinya.

Ia melangkah ke ruang tengah untuk menatap lukisan Yoora disana, secangkir kopi dan wajah cantik Yoora di pagi hari barangkali bisa menaikkan suasana hatinya yang kacau. Jung Kook teringat ucapan So Young kemarin jika gadis itu sebentar lagi akan menghadapi ujian nasional, hal itu menandakan jika So Young sebentar lagi akan meninggalkan Korea demi masuk universitas impiannya di London. Ia pasti akan merindukan gadis itu jika mereka berpisah nanti, selama ia berada di Kanada mereka sering berkirim pesan dan melakukan panggilan video demi bisa melihat satu sama lain. Setelah sekian tahun lamanya ia baru bertemu So Young lagi yang semakin bertumbuh dewasa dan semakin mirip dengan Yoora.

Bel appartmen berbunyi kala Jung Kook masih memikirkan So Young, ia memutuskan untuk membuka pintu tanpa melihat layar yang terhubung otomatis dengan kamera jika bel di tekan seseorang dari luar.
Jung Kook termangu beberapa saat sampai akhirnya ia meminta Lalisa untuk masuk ke dalam, Jung Kook mempersilahkan Lalisa untuk duduk di ruang tamu appartment sedang ia masuk ke kamar untuk memakai apa saja yang bisa menutupi bagian atas tubuhnya.

"Kau tidak latihan hari ini, Lisa?"
Jung Kook duduk berseberangan dengan Lalisa yang kini sudah memakai hoodie berwarna hitam, suasana canggung begitu terasa menyelimuti keduanya. "Aku bolos latihan hari ini."

Jung Kook tampak mengangguk ringan lalu mendekati wanita itu.

"Lisa, maafkan aku. Aku benar-benar minta maaf karena semalam, aku tahu aku layak untuk kau benci."

Lalisa mengetatkan rahangnya. Ia tidak tahu harus merespon seperti apa ucapan pria itu, di sisi lain mungkin Jung Kook merasa bersalah hampir melakukan itu padanya. Namun di satu sisi Lalisa tahu jika Jung Kook tidak memiliki perasaan padanya, hal itu tentu saja cukup menyakiti hatinya mengingat ia selalu berusaha untuk tetap berada di sisi Jung Kook dan membuat pria itu mencintainya. "Jung Kook oppa, pernahkah kau melupakan wanita itu sekali saja sepanjang hidupmu?"

"Apa maksudmu?"

"Pernahkah kau melupakan presdir Lee dan melihatku disini? Pernahkah sedikit saja kau belajar untuk membuka hatimu untukku?"

"Lalisa!" Jung Kook meninggikan suaranya tampak tidak suka. "Jangan ucapkan semua prasangka di benakmu terhadap diriku! Kau tidak akan suka mendengar apa yang aku ucapkan nanti."

"Wae? Kau tidak bisa melupakannya begitu 'kan? Kau masih mencintainya 'kan Jung Kook oppa? Lalu.. apa artinya aku untukmu selama ini?" Jung Kook membisu karena ucapan Lalisa tentang dirinya memang tepat sekali, Lalisa sudah pasti merasa aneh mengingat semalam ia pergi begitu saja bahkan setelah mereka bisa seintim itu. "Maafkan aku Lisa aku memang salah."

𝑫𝑬𝑪𝑨𝑳𝑪𝑶𝑴𝑨𝑵𝑰𝑨 (Jeon JK BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang