𝑫𝑬𝑪𝑨𝑳𝑪𝑶𝑴𝑨𝑵𝑰𝑨 (Jeon JK BTS)

16 || Enam Belas

|| E N A M  B E L A S ||

🍂𝑫𝒆𝒄𝒂𝒍𝒄𝒐𝒎𝒂𝒏𝒊𝒂🍂

Sinar matahari menelusup di antara celah-celah gorden jendela kamar, membuat seorang wanita cantik yang terbaring di ranjang mengernyit karena silau. Rose adalah salah satu member BlackPink yang cukup menonjol di antara yang lain. Wajahnya cantik, dengan bibir mungil dan pipi tirus. Tubuhnya ramping dengan kaki jenjangnya yang mulus dan mempesona, Rose adalah member yang populer di mata fans maupun non fans.

Dulu wanita itu adalah orang yang paling sering di jodohkan fans bersama member BTS, siapa lagi jika bukan Park Jimin?

Mereka sering bertemu di acara yang sama bahkan pernah duduk atau berdiri bersisihan, namun tidak ada yang istimewa dengan semua itu. Saat itu siapa yang tidak tertarik dengan pria tampan yang di kenal sebagai anak itik Army tersebut? Jimin mungkin memang bukan yang paling tampan di antara member BTS, namun siapa yang bisa menolak pesona pria kelahiran Busan tersebut? Jimin di kenal sebagai member yang gemar tebar pesona di antara para fans. Pria itu tahu jika ia memiliki daya tarik yang tinggi dan cukup pintar untuk memanfaatkan hal itu.

Rose bukan satu-satunya wanita yang pernah di rumorkan berkencan dengan Jimin, namun berita tentang mereka adalah yang paling sering berhembus di antara fandom. Lambat laun ia menjadi terbiasa dengan rumor tersebut, di rumorkan berkencan dengan pria sekelas Park Jimin yang pada saat itu menjadi member grup nomor satu di Korea adalah keberuntungan tersendiri. Rose mulai menaruh hati pada pria tampan itu.

Namun harapannya untuk menjadi kekasih Jimin pupus ketika pria itu bertunangan dan menikah tak lama kemudian.

Rose memiringkan tubuhnya sembari mengerjap menyesuaikan matanya dengan cahaya, sebuah senyum tercetak di bibir mungilnya ketika menatap pria yang ia cintai masih terlelap di sampingnya. Rose mengecup bibir pria itu singkat, lalu tersenyum miring ketika Jimin menggeliat kemudian membuka matanya.

"Good morning."

Jimin tersenyum lalu merengkuh Rose dalam dekapan dadanya. Wanita itu menurut terbukti dengan menyandarkan kepalanya disana menikmati belaian tangan Jimin.

"Tidurmu nyenyak, oppa?"

"Aku tidak bisa tidur karena ada kau di sampingku." Rose terkekeh sembari mencubit perut Jimin. "Oppa, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" Jimin mengangguk.

"Bagaimana dengan presdir Lee? Kau tahu sendiri jika istrimu—"

"Tidak usah di pikirkan! Yoora tidak akan menemuimu atau menamparmu jika kau risau dengan hal itu. Ia adalah orang yang menjunjung tinggi reputasi karena akan berkaitan dengan sahamnya."

"Lalu, apakah hubungan kita akan tetap seperti ini?" Jimin bangkit, mau tidak mau Rose meninggalkan sandaran nyamannya tersebut. Jimin meninggalkannya ke dalam kamar mandi tanpa sudi menjawab pertanyaannya, Rose merasa hatinya sedikit nyeri dengan sikap acuh Jimin.
Apakah hubungan mereka akan tetap seperti ini ke depannya nanti? Apakah ia akan tetap menjadi selingkuhan pria tampan itu? Bagaimana jika Jimin tidak akan pernah mau melepaskan presdir LYJ Group itu untuk bersamanya? Bagaimana jika Jimin hanya menganggapnya sebagai pelarian? Lalu bagaimana jika dirinya hamil suatu hari nanti? Rose menyadari jika mereka tidak pernah menggunakan pengaman setiap kali bercinta, dan Jimin selalu menghangatkan rahimnya dengan cairan cinta pria itu.

Semalam saja sudah tidak terhitung berapa kali mereka bercinta dengan hebatnya dan Jimin selalu mendapatkan pelepasan di dalam dirinya. Rose bahkan di buat bergetar berkali-kali karena permainan pria tampan itu pada miliknya.