42 || Empat Dua

154 11 12
                                    

|| E M P A T  D U A ||

🍂𝑫𝒆𝒄𝒂𝒍𝒄𝒐𝒎𝒂𝒏𝒊𝒂🍂

"Jung Kook-ssi, kita harus bicara saat ini!" Saat ini Jung Kook masih bertelanjang dada lalu duduk di tepian ranjang, keduanya baru saja selesai membersihkan diri bersama-sama. Jung Kook menatap kagum pada sang istri yang kini sudah mencepol rambutnya tinggi-tinggi sembari mengikat tali piyama miliknya. "Ada apa, noona?"

"Kemarilah!" Jung Kook mengikuti isyarat Yoora untuk berbaring di ranjang dan meletakkan kepalanya di pangkuan wanita cantik itu. Sedetik kemudian Jung Kook mengambil jemari lentik Yoora yang membelai rambutnya lalu menciumnya dengan lembut, pria itu terus saja menyunggingkan senyum setelah mereka sempat bercinta beberapa saat yang lalu.

"Kita sudah menikah dan memiliki hubungan layaknya pernikahan pada umumnya, apa kau yakin kita tidak akan melakukan ini lagi?" Jung Kook menggigit bibirnya menggeleng ragu. Mana mungkin ia bisa menyentuh Yoora sekali saja setelah malam ini? Bahkan jika ia tidak menahan diri tentu saat ini ia sudah mengajak Yoora bercinta dengannya lagi. "Suatu hari nanti kau pasti akan menanyakan kehamilanku dan saat itu terjadi aku tidak ingin melihatmu kecewa, jadi aku akan memberitahumu sejak saat ini bahwa aku tidak mungkin bisa hamil lagi, Jung Kook-ssi. Aku melakukan tubektomi beberapa tahun yang lalu."

"Kenapa noona melakukan hal itu?"

"Kau tidak tahu aku pernah kehilangan anakku? Aku begitu trauma waktu itu, dan tubektomi adalah solusi agar aku tidak merasakan kehilangan itu lagi."

Jung Kook bangkit dari pangkuan itu kemudian menyugar rambutnya. Berusaha meredakan nyeri di hatinya yang tiba-tiba melanda setelah mendengar ucapan sang istri, tentu saja ia berharap jika wanita yang ia cintai itu mengandung anaknya suatu hari nanti. Namun ia menyadari jika keinginannya tidak akan pernah bisa terwujud sampai kapanpun. Jujur saja Jung Kook merasa kecewa tapi sekali lagi seorang anak bukanlah tujuan utamanya menikahi Yoora, tujuannya adalah untuk menjaga Yoora dan membahagiakan wanita itu dengan cinta yang ia miliki selama ini. Toh lagipula ia sudah memiliki si kembar juga Ailiseu sebagai anaknya.

"Kau boleh menyentuhku kapanpun kau mau, aku tidak akan menolakmu Jung Kook-ssi. Lagi pula aku sangat menikmatinya."

Jung Kook tahu jika Yoora berusaha menghibur dirinya dengan sengaja menyelipkan kalimat menggoda pada ucapan wanita itu. Yoora mendekati Jung Kook kemudian memeluknya dari belakang, menyandarkan kepalanya di punggung telanjang Jung Kook sedang jemarinya membelai perut keras pria itu. Yoora masih tidak percaya jika Jung Kook sudah sedewasa ini sekarang, ia merasa tubuhnya terlihat sangat kecil di bandingkan dengan tubuh pria itu.

"Noona." Yoora meletakkan telunjuknya di bibir Jung Kook, sementara sebelah tangannya membelai eight pack pria itu. Ia tahu Jung Kook sedang kecewa karena pengakuan dirinya yang cukup menyentil perasaan pria yang kini berstatus sebagai suaminya tersebut.

"Yeobo, katamu?" Jung Kook menyunggingkan senyum kemudian berbalik untuk menatap wajah cantik sang istri. "Kalau begitu noona harus memanggilku oppa, JK oppa!"

"Hahaha, aniyo. Kau tetap bocah di mataku, Jung Kook-ssi."

"Bocah ini bisa membuatmu bergetar berkali-kali, noona."

Blush!

Yoora tahu jika pipinya pasti sudah merah saat ini, jemari besar Jung Kook bergerak untuk menangkup pipi sang istri yang tampak bersemu. Jung Kook menyunggingkan senyum manis yang terasa amat tulus di mata Yoora. "Aigoo. Istriku cantik sekali malam ini." Jung Kook kembali memagut bibir tipis Yoora dan merebahkan tubuh feminin itu di ranjang dengan lembut, seperti ucapan wanita itu tadi ia tidak menolak sama sekali saat Jung Kook melucuti piyama miliknya. Jung Kook menindih tubuh feminin yang sudah polos tersebut setelah ia membuka celana miliknya, bibirnya bergerak di antara tulang selangka merambat naik kemudian mengusal leher sang istri hingga membuat empunya merintih kegelian, bahkan ketika bibir milik Jung Kook menelusuri dadanya yang membusung dan berhenti di puncaknya wanita cantik itu hanya bisa memejamkan mata dan menyebut nama Jung Kook berulang kali.

𝑫𝑬𝑪𝑨𝑳𝑪𝑶𝑴𝑨𝑵𝑰𝑨 (Jeon JK BTS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang